Anggota DPRD DKI Ini Tegaskan Intoleransi Tidak Punya Tempat di Jakarta

Bagi Ima, tidak ada tempat untuk intoleransi di Indonesia, terlebih di DKI Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jan 2022, 23:42 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 20:17 WIB
Rembuk Nasional Aktivis 98
Ilustrasi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Intoleransi di Indonesia masih terjadi hingga saat ini. Bahkan, kasus tersebut juga dilakukan oleh oknum guru, salah satunya terjadi di sebuah sekolah negeri di bilangan Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Ima Mahdiah mengatakan, kasus intoleransi itu terjadi saat sekolah tersebut melakukan pemilihan Ketua OSIS.

Saat itulah ada salah satu guru yang menyuruh anak didiknya yang tergabung dalam organisasi rohani Islam (Rohis) memilih calon ketua yang satu agama melalui Whatsapp Group.

"Ini posisinya guru di Rohis, dan ini pemilihan Ketua OSIS, bukan pemilihan Ketua Rohis. Jadi waktu itu ada laporan ke Fraksi PDIP, ada screenshot dari WAG satu sekolah yang ada Rohis, waktu itu ada pemilihan Ketua OSIS di sekolah negeri di Jaktim. Ada tulisan satu guru disampaikan bahwa pilih yang seiman," ujar Ima seperti dikutip dari Channel Youtube Niat Bicara, Senin (10/1/2022).

Bagi Ima, tidak ada tempat untuk intoleransi di Indonesia, terlebih di DKI Jakarta.

"Menurut saya, ini bukan masalah Islam atau apa pun. Saya juga beragama Islam, tapi kita sudah bicara kebangsaan," tuturnya.

"Ini sekolah negeri dibayar APBD, uang pajaknya rakyat, bukan cuma orang Islam doang, semua agama bayar pajak. Ini sudah memecah belah. Yang ngomong guru PNS lagi. PNS gajinya bukan cuma dari uang pajaknya uang Islam, tapi seluruh rakyat Jakarta. Harusnya mengakomodir semuanya." imbuhnya.

Karena itu, mantan staf Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini menegaskan, sikapnya tidak akan berubah jika kasus serupa juga terjadi pada agama lain.

"Pasti saya akan komplain, kita pasti panggil gurunya. Jangan sampai seperti ini dilakukan oleh orang yang bisa influence ke orang banyak. Ini sudah masalah kebangsaan, gimana generasi kita ke depan kalau keadaannya terus seperti ini?" tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pilih yang Seagama

Sebelumnya, pada akhir Oktober 2020, santer diberitakan soal seorang guru SMA negeri di Jaktim yang mengajak murid-muridnya untuk memilih pasangan calon Ketua OSIS seagama. Kabar ini viral di media sosial.

Dalam tangkapan layar grup WhatsApp (WA) bernama Rohis 58, terlihat seorang guru berinisial TS meminta anggota grup 'Rohis 58' tidak memilih calon Ketua OSIS yang non-muslim.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya