3 Pernyataan Jokowi soal Tindakan Tegasnya Indonesia Setop Ekspor Mineral Mentah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengambil tindakan tegas soal ekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 29 Jan 2022, 19:07 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 19:07 WIB
Jokowi Tinjau Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat meninjau langsung vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang digelar di Kompleks SDN Cideng, Gambir, Jakarta, Rabu (15/12/2021). (Foto: Lukas-Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengambil tindakan tegas soal ekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah. Hal itu disampaikan pada Kamis 27 Januari 2022 dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022.

Penyetopan ekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah itu menurut Jokowi dikarenakan sumber tersebut sangat dibutuhkan dalam mendorong transisi Ekonomi hijau di dalam negeri.

"Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia, namun bukan dalam bentuk bahan mentah. Tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," ujar Jokowi, Kamis 27 Januari 2022.

Dengan adanya penyetopan tersebut, Jokowi berharap nilai ekspor besi dan baja tahun 2022 bisa mencapai USD 28 miliar hingga USD 30 miliar.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, ekspor besi baja pada 2021 mencapai USD 20,9 Miliar meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar pada 2014.

Berikut 3 pernyataan Jokowi terkait tindakan tegasnya soal ekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah dihimpun Liputan6.com:

 

1. Tak Lagi Ekspor Mineral Mentah

20170113-Jokowi-Temui-Pelaku-Industri-Jakarta-AY
Presiden Joko Widodo memberi keterangan saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri jasa keuangan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1). Jumlah UMKM di Indonesia terbilang cukup besar, yaitu lebih dari 50 juta UMKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, Indonesia tidak akan lagi mengekspor sumber daya mineral dalam bentuk mentah. Sebab, sumber tersebut sangat dibutuhkan dalam mendorong transisi Ekonomi hijau di dalam negeri.

"Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia, namun bukan dalam bentuk bahan mentah. Tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," kata Jokowi dalam acara B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis 27 Januari 2022.

 

2. Tegaskan Indonesia Miliki Potensi Sumber Energi Baru

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Pengarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN, 16 November 2021. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Lebih lanjut, kata Jokowi, Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan sebesar 418 Giga watt baik yang bersumber dari air, panas bumi, angin, maupun matahari.

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral logam, yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

"Nikel, bauksit, timah dan tembaga, kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk dunia, namun bukan dalam bentuk barang mentah tapi dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," ucap Jokowi.

 

3. Akan Genjot Ekspor Besi Baja di 2022

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Oleh karena itu, Jokowi berharap nilai ekspor besi dan baja tahun 2022 bisa mencapai USD 28 miliar hingga USD 30 miliar.

Jokowi menyampaikan, tahun 2021 nilai ekspor Indonesia mencapai USD 230 miliar, dimana besi baja berperan sangat besar dalam peningkatannya.

Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai USD 20,9 Miliar meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar di tahun 2014.

"Tahun 2022 saya kira bisa mencapai USD 28 hingga 30 miliar. Setelah nikel saya akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga dan timah," tegas Jokowi.

 

(Taufik Akbar Harefa)

Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya