Gelombang Ketiga Covid-19, DPR Minta Perusahaan Terapkan WFH bagi Sektor Non-Esensial

Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati mengatakan komisi telah melaksanakan rapat kerja dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Satgas COVID-19 untuk memitigasi gelombang ketiga COVID-19.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 02 Feb 2022, 13:26 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 12:27 WIB
Semangat Pulih Pasien Covid-19
Seorang anak berolahraga di sekitar taman Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Minggu (6/12/2020). Setiap pagi dan sore hari pihak RSD Wisma Atlet memperbolehkan pasien Covid-19 keluar kamar untuk berolahraga sekaligus menikmati udara segar. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Elva Hartati mengatakan, komisi telah melaksanakan rapat kerja dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Satgas COVID-19 untuk memitigasi gelombang ketiga COVID-19.

Komisi IX DPR mengusulkan agar pemerintah menjadikan data bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit atau ICU sebagai patokan dalam memutuskan pelaksanaan PPKM.

Selain itu, Elva juga mendesak perusahaan non-esensial segera menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) karena kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. 

Ia meminta kenaikan kasus tersebut harus menjadi perhatian semua kalangan, termasuk juga dari dunia usaha.

"Presiden Joko Widodo telah mengimbau dengan sangat jelas bahwa bagi pekerja yang bisa menerapkan WFH segera melaksanakan, mengingat kasus positif COVID-19 meningkat dengan terus meningkatnya transmisi lokal varian Omicron," ujarnya.

Elva menyampaikan kebijakan pemerintah sudah jelas bahwa hanya sektor esensial saja yang masih bisa beroperasi normal dengan protokol kesehatan ketat.

"Komisi IX mendukung seluruh program safety net untuk siap dilaksanakan membantu masyarakat yang terdampak," ucapnya seperti dikutip dari Antara.

Menurut Elva pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi pengendalian pandemi di bidang kesehatan yang juga memikirkan keberlangsungan dunia usaha.

Beroperasinya 11 sektor bidang usaha esensial menjadi salah satu langkah solutif agar seluruh denyut perekonomian terus berlanjut sembari memastikan pandemi terkendali.

"Kami meminta dunia usaha sedikit bersabar sembari mendukung penuh upaya pemerintah dan parlemen mengendalikan pandemi sehingga perekonomian dapat pulih kembali," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pastikan Karyawan Aman dari Omicron

Sedangkan Anggota Komisi IX DPR Saniatul Lativa mengingatkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 sekarang lebih banyak dari transmisi lokal.

"Jika perusahaan tetap mempekerjakan karyawannya, maka harus dipastikan bahwa karyawannya aman dari Omicron dan aman dari transmisi lokal penularan Omicron," ucap Saniatul.

Meski demikian, dia mengatakan penambahan kasus COVID-19 di Indonesia paling terkendali dibandingkan lima negara lain di Asia, India, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Berdasarkan data ourwordindata.org, kasus COVID-19 baru yang dikonfirmasi per 1 juta penduduk terlihat grafik penambahan kasus di Indonesia dominan landai.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya