4 Penjelasan BMKG soal Fenomena Angin Kencang di Jabodetabek pada Sabtu 5 Maret 2022

Pada Sabtu 5 Maret 2022, terjadi fenomena angin kencang di sejumlah wilayah Jabodetabek. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 06 Mar 2022, 17:57 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2022, 16:00 WIB
Angin Kecang Terjang Wisata Situ Cipondoh
Angin kencang yang disertai hujan deras menerjang Kota Tangerang. (Foto: Liputan6/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu 5 Maret 2022, terjadi fenomena angin kencang di sejumlah wilayah Jabodetabek. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan.

Menurut BMKG, angin kencang dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus yang bergerak dari wilayah Barat Banten ke arah Timur menuju Jabodetabek.

"Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot ini berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudera Hindia Barat ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek," terang BMKG dalam akun resmi instagram @infobmkg, Minggu (6/3/2022).

Senada, dijelaskan Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin, selain menimbulkan hembusan angin cukup kencang, keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek.

Berikut sederet penjelasan BMKG mengenai fenomena angin kencang yang terjadi di sejumlah wilayah Jabodetabek dihimpun Liputan6.com:

 

1. Miliki Kecepatan Lebih dari 25 Knot

Hujan disertai angin kencang membuat pohon tumbang di Jalan A Damyati, Kota Tangerang. Pohon tumbang menimpa mobil, Kamis (23/12/2021).
Hujan disertai angin kencang membuat pohon tumbang di Jalan A Damyati, Kota Tangerang. Pohon tumbang menimpa mobil, Kamis (23/12/2021). (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Angin kencang menerjang di sejumlah wilayah Jabodetabek pada Sabtu 5 Maret 2022. Sejumlah pohon tumbang dan bahkan menimpa truk hingga jatuh korban.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peristiwa angin kencang berasal dari awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudera Hinida Barat ke arah timur.

"Angin kencang dengan kecepatan lebih dari 25 knot ini berasal dari embusan angin dari dalam awan Cumulonimbus yang awalnya bergerak dari Samudera Hindia Barat ke arah timur, hingga akhirnya memasuki wilayah Jabodetabek," terang BMKG dalam akun resmi instagram @infobmkg, Minggu, (6/3/2022).

 

2. Disebabkan Awan Cumolonimbus yang Bergerak

Waspada Cuaca Ekstrem
Kenderaan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Disebutkan BMKG, fenomena angin kencang dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus yang bergerak dari wilayah Barat Banten ke arah Timur menuju Jabodetabek.

"Berdasarkan pantauan citra radar dan citra satelit, kejadian angin kencang di wilayah Jabodetabek tersebut dipicu oleh sistem awan konvektif seperti jenis Cumulonimbus (Cb) yang bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jabodetabek dengan dimensi sistem awan yang memanjang dari utara ke selatan," kata Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin kepada Merdeka.com, Minggu (6/3/2022).

 

3. Dampak Angin Kencang Sebabkan Hujan

Angin Kecang Terjang Wisata Situ Cipondoh
Angin kencang yang disertai hujan deras menerjang Kota Tangerang. (Foto: Liputan6/Pramita Tristiawati)

Miming kemudian menjelaskan, selain menimbulkan hembusan angin cukup kencang, keberadaan sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut juga menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek.

"Dengan durasi yang beragam ringan hingga lebat dalam durasi singkat seperti yang terlihat dari citra radar cuaca," ucap dia.

 

4. Waspada Sampai April

Angin Kencang
Tenda resepsi pernikahan di Kampung Padurenan, Jatiluhur, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, ambruk diterjang puting beliung, Sabtu (5/3/2022) sore. (Istimewa)

Miming mengimbau, hingga April mendatang kewaspadaan untuk kejadian angin kencang dan hujan lebat durasi singkat harus diwaspadai, termasuk juga puting beliung dan hujan es.

"karena hingga April mendatang sebagian besar wilayah indonesia terutama di wilayah selatan ekuator mulai memasuki periode peralihan musim dari penghujan ke kemarau atau dikenal dengan pancaroba," jelas Miming.

Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar?

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya