Ingin Indonesia Jadi Negara Industri, Jokowi: Yang Suka Impor Tidak Senang

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah telah memulai proses transformasi ekonomi besar-besaran, dengan mengubah jati diri Indonesia menjadi negara industri.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 26 Mar 2022, 19:01 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2022, 19:01 WIB
Kunjungi Festival Sarung Indonesia 2019, Jokowi Coba Alat Tenun
Presiden Joko Widodo memberi sambutan saat mengunjungi Festival Sarung Indonesia 2019, Plaza Tenggara Kompleks GBK, Jakarta, Minggu (3/3) (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah telah memulai proses transformasi ekonomi besar-besaran, dengan mengubah jati diri Indonesia menjadi negara industri. Dia meyakini transformasi ini pasti tidak akan menyenangkan pihak-pihak yang gemar impor.

"Kita harus menjadi negara ekonomi kuat dan mandiri, karena itu juga kita telah memulai proses transformasi ekonomi secara besar-besaran, mengubah jati diri sebagai negara pengekspor bahan mentah menjadi negara industri," ujar Jokowi dalam Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus DPP PA GMNI periode 2021-2026 secara virtual, Sabtu (26/3/2022).

Dia ingin Indonesia menjadi negara industri yang tangguh dan berwawasan lingkungan, serta bisa membuka lapangan pekerjaan yang besar. Jokowi meyebut transformasi ekonomi ini akan menganggu negara lain yang selama ini menjadikan Indonesia pasar yang menguntungkan.

"Ini (transformasi ekonomi) tentu tidak menyenangkan bagi yang suka impor-impor karena semuanya dibuat di Indonesia," katanya.

"Ini juga pasti menganggu negara lain yant merasa Indonesia tidak menjadi pasar yang menguntungkan bagi produk-produk mereka," sambung Jokowi.

Dia menekankan bahwa Indonesia terbuka bekerja sama dengan siapapun dan negara manapun. Namun, Jokowi menyampaikan kerja sama tersebut tidak boleh bertentangan dengan kepentingan nasional.

"Sebesar-besarnya dipakai untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Serta memperkuat kapasitas ekonomi nasional menjadi negara yang kuat dan tangguh," jelas dia.

Butuh Dukungan

Jokowi menuturkan transformasi yang dilakukan pemerintah saat ini membutuhkan dukungan dari seluruh elemen bangsa. Hal ini agar semua cita-cita tersebut dapat tercapai.

"Membutuhkan kesamaan visi frekuensi, membutuhkan persatuan kesatuan, dan kolaborasi. Tanpa itu semua, mustahil cita-cita besar itu dapat tercapai," ucap Jokowi.

Sebelumnya, Presiden Jokowi jengkel dan menegur para menterinya karena tingginya belanja barang-barang impor. Dia heran anggaran yang diberikan ke kementerian/lembaga serta pemerintah daerah justru dibelanjakan untuk barang impor, bukan produksi dalam negeri.

"Ini uang-uang kita sendiri, APBN kita sendii kok dibelikan barang impor, itu gmana toh? Geregetan saya," kata Jokowi saat memberikan Pengarahan dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat 25 Maret 2022.

Dia pun menyampaikan barang-barang yang diimpor seperti, CCTV, seragam TNI-Polri, alat kesehatan (alkes), tempat tidur rumah sakit, pulpen, pensil, buku tulis, hingga kursi dan bangku. Padahal, Jokowi menyebut barang-barang tersebut bisa diproduksi di dalam negeri.

"Urusan masa beli bangku, beli kursi mau impor kita, laptop mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Sudahlah jangan diterus-terusin," ujarnya.

Infografis

Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejengkelan Jokowi dan Ancaman Reshuffle Kabinet. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya