NasDem: Kita Mungkin Bisa Berkoalisi dengan Partai Non-Nasionalis

Pada dasar prinsipnya sederhana saja. Koalisi dengan siapa pun itu, bagaimana pun itu, yang penting mempunyai visi-misi sama dengan Nasdem.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 13 Jun 2022, 16:52 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2022, 16:52 WIB
Konferensi pers rencana Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan pada 15-17Juni 2022.
Konferensi pers rencana Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Selatan pada 15-17Juni 2022. (Nanda Perdana Putra/Liputan6)

 

Liputan6.com, Jakarta Partai Nasdem memastikan membentuk koalisi dengan partai nasionalis untuk menyukseskan capres-cawapres yang diusung dalam Pilpres 2024. Hal itu disampaikan Ketua Steering Committee (SC) Rakernas Prananda Surya Paloh.

"Pada dasar prinsipnya sederhana saja, dengan siapa pun itu, bagaimana pun itu, yang penting mempunyai visi-misi sama, yaitu melanjutkan restorasi Indonesia, memajukan pembangunan yang selama ini sudah dilakukan Presiden Jokowi dan yang terpenting mempunyai semangat Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika," tutur Prananda di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (13/6/2022).

Prananda memastikan, NasDem tidak menutup koalisi dengan partai mana pun. Termasuk dengan partai non-nasionalis.

"Jadi itu bisa siapa pun. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga kita mungkin juga bisa berkoalisi dengan partai non-nasionalis, asal memang tetap menganut Pancasila. Jadi ini namanya politik masih sangat terbuka, siapa pun dan di manapun bisa. Bisa mungkin, besok, bisa di akhir tahun, bisa tahun depan," jelas Prananda.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah bersiap membentuk poros ketiga untuk Pilpres 2024.

Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan kedua partai berharap segera terbentuk poros ketiga. Dengan demikian tidak ada hanya dua paslon yang bertarung.

"Saya berharap poros ketiga, kenapa? karena yang 1 sudah jelas porosnya, kedua sudah jelas, yang ketiga ini membongkar kebuntuan," kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (9/6/2022).

Aboe berharap, pertemuan PKB dan PKS bisa menarik banyak parpol lain merapat, seperti NasDem dan Demokrat, untuk membuat koalisi ketiga.

Sebab pihaknya hanya butuh 7 kursi atau satu partai untuk bisa mengusung capres

"Pertemuan gabungan ini akan jadi magnet yang keras, magnet yang baik untuk para partai yang lain yang bergabung, kalau 50 sama 58, tinggal 7, artinya tinggal 1 partai. Ya kita lihat lah semoga berjalan panjang umurnya dan bisa bertahan," kata dia.

"Kita siap dengan Nasdem, kita siap Demokrat, kita siap dengan yang lain, kita siap enggak ada masalah," sambungnya.

Sementara terkait nama capres yang akan diusung, Aboe menyatakan PKS tidak masalah bisa Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang maju di ajang Pemilu 2024.

"Misalkan AMI (Abdul Muhaimin Iskandar) mau presiden, silahkan bismillah enggak apa-apa kita enggak ada masalah," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Koalisi Digagas untuk menang

Wacana koalisi antar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kian santer terdengar.

Terkait kemungkinan koalisi PKB dengan PKS pada Pemilu 2024 mendatang, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan bahwa koalisi digagas atas tujuan untuk menang.

"Jadi apapun koalisi itu, arahnya meraih kemenangan capres-cawapres. Apakah misalkan PKB dengan PKS mungkin berkoalisi? Sangat mungkin jika koalisi itu menjanjikan harapan menang dan menjanjikan harapan ke arah yang lebih baik," kata Gus Jazil di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Gus Jazil mengatakan bahwa PKB dengan PKS memiliki romantisme masa lalu ketika bergabung dalam koalisi Poros Tengah bersama sejumlah parpol berbasis Islam lainnya, seperti PAN, PBB, dan PPP yang berhasil menjadikan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) presiden pada 1999. Saat itu, PKS masih bernama Partai Keadilan (PK).

"Artinya koalisi PKB dengan PKS ini bukan hal baru, bahkan pernah mendudukkan orang sebagai presiden. Apakah 2024 bisa membangun koalisi dan menjadikan capres koalisi itu menang, sangat mungkin," tuturnya.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya