PPP dan NasDem Bicara soal Upaya PKS-PKB Bangun Poros Ketiga di Pemilu 2024

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjalin komunikasi untuk membangun koalisi poros ketiga Pemilu 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2022, 15:07 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2022, 15:07 WIB
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berencana membangun poros ketiga di Pilpres 2024. (Foto: Delvira Hutabarat/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjalin komunikasi untuk membangun koalisi poros ketiga Pemilu 2024.

Koalisi ini masih ingin mengajak seluruh partai politik tanpa terkecuali, termasuk yang sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menilai sebaiknya PKS dan PKB yang bergabung dengan KIB. Bukan justru sebaliknya.

"Harusnya semut merahnya mau gabung KIB enggak? Kita ini sudah cukup 20 persen kursi KIB itu 23 persen kursi. Kok malah kita gabung semut merah, yang benar aja nanyanya," kata politikus yang akrab disapa Awiek kepada wartawan, Jumat (10/6/2022).

Dia mengatakan, KIB masih membuka peluang untuk partai manapun bila tertarik bergabung membangun koalisi bersama.

"Kita sudah bisa memberangkatkan calon presiden justru kita kan kalau ada yang bergabung boleh silakan terbuka," tegas Awiek.

Di lain sisi, Awiek menghormati terbentuknya koalisi PKS dan PKB karena membuat pilihan masyarakat di Pemilu semakin variatif.

Hanya saja anggota DPR ini mengingatkan perlu partai lain untuk melengkapi kursi yang kurang untuk mengusung capres-cawapres.

" Tapi sekali lagi itu haknya temen-temen PKB dan PKS ya semakin banyak koalisi semakin berkerja sama ya semakin bagus," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sikap NasDem

Terpisah, NasDem masih belum mau membahas koalisi. NasDem fokus menyiapkan untuk menggelar Rakernas dalam waktu dekat untuk memilih calon presiden. Koalisi akan dibahas setelah calon presiden dari NasDem terpilih.

"NasDem sejauh ini masih fokus pada Rakernas untk mengumuman tiga nama, setelah itu baru kita akan membahas koalisi," kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya kepada wartawan, Jumat (10/6/2022).

Willy memastikan, setelah selesai menggelar Rakernas, NasDem akan menentukan arah koalisi Pemilu 2024.

"NasDem sendiri belum memutuskan akan membangun koalisi dengan partai mana. Nanti pascarakernas yang akan digelar pertengahan bulan ini mungkin akan ditentukan dengan siapa kita akan membangun koalisi," kata wakil ketua Baleg DPR RI ini.

Sementara itu, Willy menilai koalisi harus dibangun atas dasar pemikiran dan kepentingan strategis. Ia berharap terbentuknya koalisi PKB dan PKS bukan karena reaktif saja.

"Yang penting sebuah koalisi dibangun bukan karena kelatahan atau reaktif saja. Akan lebih bagus jika sebuah koalisi dibangun atas dasar pemikiran atau kepentingan yang lebih strategis," ujarnya.

 


Terbuka

Sementara, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Zainudin Amali menuturkan, pihaknya terbuka peluang untuk bekerjasama dengan PKB dan PKS. Ia mengajak untuk sama-sama mencocokkan visi dan rencana ke depan.

"Ya silahkan saja. Namanya juga mencocokan rencana, visi dan sebagainya. Bagi saya semua partai berkeinginan untuk bekerja sama itu tidak masalah," ujar Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Amali pun menghargai wacana pembentukan koalisi poros ketiga yang digagas PKB dan PKS. Pihaknya tidak mencampuri kebijakan politik partai lain.

"Ya tidak apa-apa. Kan semua orang berhak ya. Berhak menentukan strategi dan arah serta kebijakan politik masing-masing. Kita enggak boleh mencampuri," kata Menpora RI ini.

Menurut Amali semakin banyak partai politik yang membentuk koalisi semakin baik untuk Pemilu 2024. Pesta demokrasi harus digelar dalam suasana yang gembira, bukan mencekam.

"Ya bagus aja. Makin bagus orang partai-partai bekerja sama, makin enak untuk perhelatan pesta demokrasi kita. Kan kita namanya pesta, pesta harus senang riang gembira, jgn dalam suasana ketakutan, mencekam, itu yang kita hindari," kata Amali.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya