Liputan6.com, Jakarta - Sambil tersenyum, Alex bergaya bak model dengan arahan temannya Irgi. Mengenakan kaus putih, celana hitam, dan topi, warga Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu beberapa kali mencoba melintas di zebra cross di kawasan Taman MRT Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat. Pemotretan itu diyakini untuk memperlihatkan outfit atau pakaian yang dikenakannya.
Alex dan Irgi merupakan remaja berusia 15 tahun yang ingin mencari hiburan di luar kota dengan akses mudah dan murah. Biasanya keduanya memilih pakaian yang dianggapnya menarik sebelum datang. Kemudian mereka berangkat dari rumah dan bertemu di Stasiun Citayam menuju Stasiun Sudirman.
Baca Juga
Ongkos yang dikeluarkan untuk pulang pergi menggunakan kereta listrik (KRL) tak sampai Rp 10 ribu. Perjalanan yang ditempuh mereka kurang lebih dua jam. Sedangkan lokasi yang mereka tuju tak jauh dari Stasiun Sudirman.
Advertisement
Atau hanya berjarak sekitar 200 meter. Biasanya Alex dan Irgi nongkrong di sana mulai pukul 16.00 WIB sampai jelang tengah malam.
"Saya ke sini buat foto-foto aja, bisa buat foto produk yang saya jual. Atau juga kalau ada yang minta saya shooting wawancara gitu saya juga bisa," kata Irgi kepada Liputan6.com.
Siswa kelas 3 SMP tersebut hanya segelintir remaja yang meramaikan area yang saat ini dikenal sebagai Citayam Fashion Week. Irgi mengaku tak pernah membawa uang saku lebih dari Rp 30 ribu. Terpenting cukup untuk ongkos dan makan saja.
Selain untuk foto-foto, dia mengaku nongkrong di Sudirman untuk mencari teman, pacar, dan ketenaran seperti beberapa anak lainnya. "Kita juga di sini ada niatan nyari cewek. Kriteria saya itu yang penting setia, tulus dah pokoknya," ucap Irgi sambil tertawa.
Inspirasi Pakaian dari Media Sosial
Kebiasaan nongkrong setiap sore di Taman MRT Dukuh Atas juga dilakukan Febri. Biasanya setiap pukul 15.00 WIB dia datang dengan berjalan kaki dari rumahnya di kawasan Karet, Jakarta Pusat. Menurut Febri, jaraknya tak terlalu jauh jika melalui jalan pintas.
Saat Febri datang beberapa orang memanggilnya. Dia memang cukup terkenal di kalangan anak-anak tongkrongan. Remaja berusia 16 tahun itu mengaku beberapa cowok seringkali mengajaknya berkenalan bahkan berpacaran.
Kadang kala mereka saling bertukar akun media sosial hingga nomor telepon. "Saya suka ke sini karena enak aja, banyak cowok-cowok ganteng. Di sini juga banyak kenalan. Itu cowok-cowok di depan gengnya Roy itu temen saya juga," kata Febri kepada Liputan6.com.
Dia mengaku pakaian yang dikenakannya seringkali berbeda dengan di rumah. Febri ingin menunjukkan sisi kerennya kepada orang-orang yang ditemuinya. Beberapa kali dia belanja ke pasar untuk membeli pakaian baru untuk dikenakannya saat nongkrong.
Meskipun tak terlalu mahal, Febri mengaku sering terinspirasi dari gaya berpakaian orang di media sosial dan orang-orang yang berlalu-lalang di kawasan Sudirman.
"Saya tiap hari ke sini, kegiatannya ya ngobrol, main-main. Saya kalau ke sini ngerasa harus pakai baju keren, kadang ada yang minta foto dari fotografer saya juga suka foto-foto sih," Febri menjelaskan.
Alasan lain juga disampaikan oleh Aulia remaja asal Kota Bekasi, Jawa Barat. Dia bersama kedua temannya memang baru pertama datang ke Taman MRT Dukuh Atas. Sambil malu-malu mereka memperhatikan beberapa orang yang seringkali dilihatnya di media sosial.
Siswa kelas 3 SMP ini mengaku kedatangannya ingin bertemu dengan Jeje, Bonge, dan Roy remaja yang viral di media sosial. Selain ingin bertemu dengan ketiga remaja viral tersebut Aulia berencana menambah pertemanan.
"Malu mau ajak kenalan dan foto mereka. Tapi jauh-jauh ke sini ya mau nambah teman aja. Soalnya tahu sini dari Tiktok," jelas Aulia kepada Liputan6.com.
Cinta Produk Dalam Negeri
Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, belakangan memang ramai dipadati oleh sejumlah remaja yang berasal dari daerah Citayam dan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Kondisi itu bahkan membuat kawasan itu viral di media sosial.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria turut mengomentari akitvitas sejumlah muda-mudi Citayam dan Bojonggede di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Riza mengaku tak mempermasalahkan hal tersebut.
Bahkan, politikus Partai Gerindra tersebut memuji penampilan para remaja itu yang dinilai mencintai produk-produk dalam negeri. "Enggak ada masalah, saya lihat juga di medsos outfit, sepatu mereka juga keren-keren, produk lokal lagi," kata Riza seperti dikutip dalam akun @arizapatria, Jumat (8/7/2022).
Pun demikian, dengan fashion show yang diadakan oleh kalangan mereka. Riza menyebut, itu bagian dari kreasi dan inovasi anak muda.Â
"Soal fashion show disesuaikan waktu, di trotoar silakan, itu kan kreasi, inovasi anak-anak muda kita. Video-video juga keren-keren," ujar dia.
Riza mengatakan, Jakarta milik semua orang, termasuk warga Bojonggede. Riza hanya berpesan kepada mereka untuk selalu menjaga ketertiban dan kebersihan serta tidak merokok.
"Anak Bojonggede saudara kita dan warga lain juga saudara kita. Siapapun boleh main ke Jakarta, yang penting sampah di buang pada tempatnya atau bawa tas buat sampah. Jangan merokok, lebih baik ditabung uangnya," ujar dia.
Diakui Riza, kehadiran remaja Bojonggede menyita perhatian jajaran. Perwakilan dari mereka sempat diwawancara. Tak sedikit yang menjawab ingin mencari hiburan.
"Petugas kami sempat menanyakan banyak dari mereka menjawab cuma jalan jalan. Emang ini lagi liburan, healing kata mereka. Mari kita jaga kota Jakarta yang kita cintai ini," tandas dia.
Â
Advertisement
Ruang Publik untuk Interaksi Warga
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, pihaknya telah menghadirkan pembangunan ruang publik di berbagai penjuru. Hal itu dilakukan untuk kenyamanan warga Jakarta dan yang lainnya.
Menurut Anies, pembangunan ruang publik ini mampu mengundang interaksi antarwarga Jakarta, bahkan hingga warga dari luar DKI. Salah satunya Citayam, Depok.
"Ruang ketiga yang mengundang interaksi warga, tidak hanya dari Jakarta saja, bahkan dari Citayam," kata Anies dikutip melalui akun resmi Instagram @aniesbaswedan, Minggu 3 Juli 2022.
Sementara Stasiun BNI City atau sering disebut Stasiun Kereta Bandara yang berada di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, kini mulai identik dengan remaja atau 'ABG' dari daerah Citayam dan Bojonggede. Adapun pemuda-pemudi dari kedua daerah tersebut kerap 'nongkrong' di Stasiun BNI City dengan gaya berpakaian mereka yang nyentrik dan menarik.
Fenomena remaja dan anak muda yang kerap berkumpul di daerah Stasiun Kereta Bandara Sudirman BNI City, itu kini menjadi sorotan warganet. Mereka yang berasal dari daerah Jakarta dan sekitarnya ini kerap berkumpul dengan gaya busana yang mencuri perhatian.
Berkat penampilan mereka yang khas yaitui terdiri atas pakaian bernada monokrom, dan tak jarang menggunakan merek distro lokal menjadikan para remaja Citayam dan Bojonggede ini fenomena sosial yang unik.
Hal itu pun memuncul sebuah istilah 'Citayam Fashion Week' yang dipopulerkan oleh sosok kreator konten TikTok, radita.pradana. Dalam unggahan di akun TikTok milik Radita, terlihat sejumlah remaja tanggung saling pamer outfit kekinian mereka.
Menyadur judul dari 'Paris Fashion Week', Radita menangkap penampakan gaya berpakaian pemuda-pemudi dari kedua daerah tersebut bak sebuah acara busana.
Disebut 'Citayem Fashion Week', karena kebanyakan muda-mudi yang datang berasal dari daerah Citayam serta sekitaran Bogor dan Depok, Jawa Barat. Sementara itu, istilah fashion week dipilih karena muda-mudi yang berkumpul tampak memamerkan outfit terbaik mereka.