10 Ribu Bakau Ditanam di Pesisir Utara Demi Cegah Banjir Rob Akibat Abrasi

Wilayah pesisir utara tak bisa dibayangi oleh ancaman abrasi air laut. Salah satu wilayah yang terancam adalah Kota Pati, Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan pantai terbuka tanpa adanya penahan ombak.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2022, 12:43 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 15:50 WIB
Penanaman bakau guna cegah banjir rob akibat abrasi (Istimewa)
Penanaman bakau guna cegah banjir rob akibat abrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah pesisir utara tak bisa dibayangi oleh ancaman abrasi air laut. Salah satu wilayah yang terancam adalah Kota Pati, Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan pantai terbuka tanpa adanya penahan ombak.

Untuk mencegah abrasi terjadi, program penghijauan dan pembaharuan bakau di Desa Tunggulsari, Pati, digelar oleh JCB sebagai bagian dari implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR).

Kegiatan ini sudah berlangsung sejak April 2016 bekerja sama dengan Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advancement (OISCA), melibatkan Dinas Kelautan dan Perikanan serta penduduk setempat.

Melalui penanaman 10.000 pohon bakau Hirugidamashi (Avicennia Marina) dan Yaeyamahirugi (Rhizophora Mucronata) dapat menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan iklim sekaligus kenaikan permukaan air laut. Pogram ini sudah mulai berkontribusi tidak hanya untuk pelestarian hutan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar, ekonomi, serta pendidikan anak-anak.

Ekosistem hutan mangrove telah terbentuk dan memiliki dampak lingkungan yang cukup penting. Saat terjadinya anomali gelombang pasang pada Juni 2022 lalu keberadaan hutan mangrove dapat meminimalisir dampak kerusakan parah dan menahan terjangan banjir rob di wilayah sekitarnya.

“Proyek konservasi ini dimulai dari penanaman bibit pohon bakau dan kami senang bahwa kegiatan yang konsisten dilakukan bersama OISCA setiap tahunnya dapat mencapai titik ini dan menunjukan perkembangan yang baik,” kata Presiden Direktur PT JCB International Indonesia, Takumi Takahashi.

Harus Dilanjutkan

ia menilai, program ini harus terus dilanjutkan. “Ini adalah pencapaian besar yang mengarah pada terciptanya masyarakat untuk pengelolaan hutan dan peningkatan kehidupan masyarakat lokal dengan menjadi tujuan wisata,” imbuhnya.

JCB berharap program ini akan berkontribusi pada pembangunan berkesinambungan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan untuk generasi mendatang terutama terkait dengan SDGs (Sustainable Development Goals).

“Semoga program ini juga dapat menumbuhkan inisiatif warga sekitar untuk melestarikan dan melindungi hutan mangrove yang telah dibangun bersama dan juga memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi wisata mangrove serta menjadi media edukasi generasi muda untuk mencintai lingkungan dan melestarikan mangrove di Indonesia,” pungkasnya.

Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Polemik Operasional KRL Jabodetabek saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya