Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku belum menerima usulan atau pengajuan Kapita Banau sebagai Pahlawan Nasional dari Halmahera Barat. Namun, Jokowi mempersilakan pemerintah daerah untuk mengajukan Kapita Banau sebagai salah satu tokoh pahlawan nasional.
"Nanti saya lihat, wong belum masuk ke meja saya," kata Jokowi kepada wartawan di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, Rabu (28/9/2022).
Advertisement
Baca Juga
"Diusulkan saja kepada tim, itu ada timnya," sambungnya.
Jokowi mengatakan, bahwa nantinya tim pengkaji gelar akan memberikan sejumlah usulan nama calon pahlawan nasional. Jokowi mengaku, dirinya sudah mengingat mama Kapita Banau.
"Saya sudah mendengarkan dan saya sudah inget namanya. Nanti terakhir biasanya masuk ke meja saya," tutur mantan Wali Kota Solo itu.
Sebagai informasi, Kapita Banau disebut merupakan pemimpin dalam perang Jailolo atau Rogu Lamo pada tahun 1914. Banau melawan penjajah Belanda karena menindas masyarakat dalam bentuk pungutan pajak.
Banau dan pasukannya juga dianggap sebagai sosok yang menakutkan bagi para penjajah. Di akhir perjuangannya, Banau dieksekusi di tiang gantungan.
Megawati Setuju Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional
Sementara itu, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri berpendapat atas kegigihan Ratu Kalinyamat di masa hidupnya menghadapi kolonial Portugis, dia layak mendapat gelar pahlawan nasional.
"Saya setuju banget nama beliau dijadikan pahlawan (nasional). Ini kembali bukan karena saya subjektif sama perempuan. Enggak loh saya kan pernah tahu sebagai presiden untuk menjadikan seorang pahlawan itu tidak gampang," ucap Megawati saat berbicara Napak Tilas Ratu Kalinyamat Pahlawan Maritim Nusantara yang digelar TNI Angkatan Laut di geladak KRI Dewaruci, Jakarta, Kamis (11/8/2022).
Bahkan Portugis mencatatnya sebagai rainha de Japara, senhora poderosa e rica, de kranige Dame, yang berarti "Ratu Jepara seorang wanita yang kaya dan berkuasa, seorang perempuan pemberani".
"Coba bayangkan, duh orang penjajah mengakui kok kitanya sendiri ya ndak. Jadi saya setuju banget," jelas Megawati. Â
Megawati mengutip kisah Ratu Kalinyamat, terbukti bersemangat membangun kapal perang dan mengirimkannya untuk menyerang Portugis pada tahun 1551, membantu Sultan Johor di Malaka; Sultan Ternate, Sultan Hitu, dan puncaknya pada tahun 1574 ketika membantu Sultan Aceh di dalam menghadapi Portugis.
Megawati kemudian menyinggung juga sosok laksamana perempuan pemberani dari Bumi Serambi Mekah, Aceh. Laksamana Malahayati, mampu mengalahkan Cornelis de Houtman melalui duel satu lawan satu. Lalu, ketegasan yang tidak tertandingi Ratu Shima di Kerajaan Kalingga di Pantai Utara Jawa.
"Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati dan Ratu Shima hanyalah sedikit contoh, betapa Nusantara begitu kaya dengan tokoh-tokoh Maritim, dan banyak diantaranya adalah tokoh perempuan," kata Megawati.
Jelang peringatan 17 Agustus, Megawati mengatakan dirinya juga menerima aspirasi agar dr. Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional.
Advertisement