Yenny Wahid Harap Pemerintah Percepat Tarik Obat Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut

Putri almarhum Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid turut menyoroti lebih dari 200 kasus anak mengalami gagal ginjal akut di seluruh Indonesia, dalam waktu singkat.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 21 Okt 2022, 16:40 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2022, 16:40 WIB
Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Yenny Wahid.
Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Yenny Wahid.

Liputan6.com, Jakarta Putri almarhum Presiden RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid turut menyoroti lebih dari 200 kasus anak mengalami gagal ginjal akut di seluruh Indonesia, dalam waktu singkat.

Dia meminta pemerintah lebih cepat lagi mengambil langkah-langkah, termasuk upaya penarikan obat sirup diduga menjadi penyebab gagal ginjal akut anak.

"Saya mengapresiasi langkah pemerintah yang segera mengumumkan obat-obatan yang bermasalah. Yang mengandung etilon glikol dan dietilen glikol. Tapi, harus lebih cepat lagi untuk menarik semua obat yang bermasalah dari pasar, sehingga tidak bisa lagi diakses oleh pemerintah. Takutnya, jika masih ada di pasaran, ada banyak masyarakat yang belum paham dan tetap mengaksesnya," tutur Yenny kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).

Kekhawatiran dia sendiri beralasan, sebab Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Kamis, 20 Oktober 2022 telah menyatakan bahwa obat-obatan yang mengandung dua zat berbahaya tersebut ternyata diproduksi di Indonesia.

Hal itu diketahui dari pemeriksaan konsumsi obat dari 99 balita yang meninggal karena gagal ginjal, sehingga Menkes meminta agar BPOM untuk segera menentukan obat mana saja yang bermasalah.

Yenny Wahid juga meminta agar pemerintah segera menyiapkan semua fasilitas kesehatan, terutama di puskesmas untuk segera melakukan deteksi dini terkait penyakit yang banyak menimpa anak usia 1 sampai dengan 18 tahun tersebut.

"Karena, gejala penyakit ini agak aneh. Yakni, gejala penyakit yang biasanya tidak mengarah ke gagal ginjal akut. Seperti batuk, pilek, dan muntah. Kalau perlu, ada standar baru untuk melakukan deteksi dini. Sebab, dalam penyakit seperti ini, deteksi dini menjadi penting untuk mencegah fatalitas," jelas dia.

 

Perlu SDM yang Sehat

Yenny mengatakan, Indonesia diprediksi akan mencapai masa keemasan pada tahun 2045 nanti dan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia. Sebab itu, tentu saja dibutuhkan SDM yang sehat pada tahun tersebut.

"Bagaimana mereka bisa menjadi pemimpin dan orang-orang yang produktif di masyarakat nantinya, jika krisis kesehatan ini malah meluas," ujarnya.

Meski begitu, Yenny meminta kepada para orang tua untuk tidak panik. Terlebih, pada permulaan musim hujan seperti saat ini memang biasanya merebak penyakit seperti batuk, pilek, dan demam.

"Sebagai sesama orang tua yang punya anak kecil, mari kita tetap tenang dan tidak panik ketika anak sakit," terangnya.

 

Cara Tradisional

Adapun untuk penanganan awal hingga tiga hari, lanjut Yenny, dirinya hanya melakukan observasi sambil menggunakan cara-cara tradisional.

Seperti mengompres kepala dan ketiak, merendam dalam air hangat, memberikan minyak kayu putih, dan memastikan anak mendapat kecukupan gizi, khususnya protein seperti telur, ikan, dan sebagainya. Tentunya, tubuh perlu energi untuk memerangi virus dan bakteri yang masuk.

"Biasanya jika memang hanya gejala ringan, kondisi akan membaik dalam waktu tiga hari. Intinya, jangan mudah panik, namun harus tetap waspada. Jangan mudah memberikan obat pada anak kita tanpa resep dokter," Yenny menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya