Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas paling tinggi sebagai calon wakil presiden (cawapres). Hal ini berdasarkan Hasil Survei Nasional yang dilakukan Litbang Kompas pada periode Oktober 2022.
"Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, berada di posisi paling atas dengan mengantongi elektabilitas untuk menjadi cawapres sebesar 11,5 persen," demikian dikutip Liputan6.com dari Kompas.id, Rabu (26/10/2022).
Baca Juga
Selain itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menempati posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 10,6 persen. Kemudian, mantan Gubernur DKI Jakarta dengan elektabilitas sebesar 9,3 persen dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 7,3 persen.
Advertisement
Adapun nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk ke jajaran lima besar elektabilitas untuk menjadi cawapres. Elektabilitas putra sulung Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, sebesar 6,6 persen.
Nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga masuk dalam bursa cawapres dengan elektabilitas 4,4 persen. Sejumlah sosok lain yang masuk ke bursa cawapres yakni, Menteri Sosial Tri Rismaharini (2,5 persen) dan Menteri BUMN Erick Thohir (2,4 persen).
Di luar itu, ada nama-nama lain yang masuk bursa kandidat cawapres dengan elektabilitas kurang dari 2 persen. Mereka antara lain, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (1,7 persen), Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani (1,4 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1 persen), dan Menko Polhukam Mahfud Md (0,8 persen).
Elektabilitas Ridwan Kamil Naik 2 Kali Lipat
Survei Litbang Kompas mencatat bahwa elektabilitas Ridwan Kamil naik dua kali lipat hingga 11,5 persen. Pasalnya, capaian elektabilitas Ridwan Kamil sebagai cawapres hanya stagnan di angka 5 persen.
"Peningkatan signifikan pada keterpilihan Ridwan Kamil dua kali lipat elektabilitas sebelumya hingga menyentuh 11,5 persen, tentu semakin meneguhkan posisinya sebagai sosok cawapres potensial," dikutip dari Kompas.id.
Sebagai informasi, survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka pada 24 September sampai 7 Oktober 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen. Kemudian, margin of error penelitian kurang lebih 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Advertisement