Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengunjungi lokasi sel penjara Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno di situs bersejarah Banceuy, Bandung, Selasa (8/11/2022).
Basarah didampingi politikus PDIP lainnya, seperti Andreas Hugo Pareira hingga pengurus partai di tingkat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
Advertisement
Baca Juga
Saat tiba di lokasi, Wakil Ketua MPR RI itu bersama Andreas langsung menuju kamar sel tempat Bung Karno ditahan pada 1929 silam. Di ruangan kecil ukuran 2x1,2 meter itu ia mengajak rombongan memanjatkan doa untuk Putra Sang Fajar.
“Ayo, berdoa menurut keyakinan masing-masing,” katanya.
Basarah menyampaikan, lokasi ini merupakan bukti bahwa Bung Karno merupakan pejuang nasional sejati.
Meski dikurung di penjara Banceuy pada 1929 oleh Pemerintah Hindia-Belanda, Bung Karno tidak patah semangat dan justru berhasil membuat pleidoi Indonesia Menggugat yang sangat monumental bagi kemerdekaan RI.
“Padahal beliau dikurung dalam ruangan yang sangat sempit tetapi menunjukkan kelasnya dengan membuat pleidoi yang dikenal Indonesia Menggugat. Ini bukti bahwa beliau merupakan pahlawan sejati,” tutur Basarah.
Gelaran Bandung-Belgrade-Havana
Kegiatan ini dilaksanakan di sela-sela acara 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective' di Hotel Savoy Homann Bandung.
Para akademisi berkumpul dan berkolaborasi untuk melihat lebih dalam seberapa relevansinya Gerakan Non Blok atau Nonaligned Movement untuk menjaga perdamaian dunia saat ini.
Acara itu merupakan rangkaian kegiatan Bandung Belgrade Havana in Global History and Perspective bertajuk Whats dreams, what challenge, what projects for a global future.
Kegiatan di Bandung ini bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Hadir sejumlah peneliti berbagai negara, termasuk Indonesia, secara daring dan luring. Selain Ahmad Basarah, anggota DPR RI Andreas Hugo Pareira juga hadir di lokasi.
Para peneliti yang diajak dalam program ini antara lain ialah Annamaria Artner (Hungaria), Connie Rahakundini Bakrie (Indonesia), Isaac Bazie (Burkina Faso), Beatriz Bissio (Brasil), Marzia Casolari (Italia), Gracjan Cimek (Poland), Bruno Drweski (Polandia), Seema Mehra Parihar (India), Jean-Jacques Ngor Sene (Senegal), Istvan Tarrosy (Hungaria), Rityusha Mani Tiwary (India), Nisar Ul Haq (India).
Advertisement