4 Tanaman Obat Tradisional Dikemas Kreatif Jadi Souvenir Delegasi G20

Keempat jenis tanaman obat merupakan hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 11 Nov 2022, 21:57 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2022, 21:47 WIB
4 Tanaman Obat Tradisional Dikemas Kreatif Jadi Souvenir Delegasi G20
B2P2TOOT menyajikan souvenir menarik untuk para peserta dan delegasi G20.

Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT) menyajikan souvenir menarik untuk para peserta dan delegasi G20. Kotak segi empat berwarna merah yang diisi dengan Anyang-anyang (Elaeocarpus grandiflorus Sm.), Kecipir (Psophocarpus letragonolobus (L) DC), Kayu Ules (Helicteres Isora L.), dan Jagung jali (Coix lacryma jobi L.).

Tumpukan kota merah itu menarik perhatian beberapa peserta pertemuan G20 2nd Health Minister Meeting (HMM) di akhir Oktober lalu. Sembari melihat-lihat dan menyentuh bagian isi dari kotak segi empat itu, mereka berbincang-bincang dengan penjaga stan.

Keempatnya merupakan jenis tanaman obat hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT).

"Jadi kami mempromosikan tanaman obat di Indonesia melalui kreasi kesenian dalam bentuk suvenir," kata Kepala B2P2TOOT Akhmad Syaikhu, dikutip dari laman kominfo.go.id (10/11/2022). 

Akhmad Syaikhu, menjelaskan bahwa anyang-anyang secara empiris digunakan sebagai antidiabetes dan disentri. Kecipir dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh terhadap banyak infeksi, dan dikenal untuk membantu dalam pencegahan kanker, diabetes, dan asma.

Sedangkan kayu ules secara empiris digunakan sebagai antipiretik dan antioksidan. Lalu biji jagung jali membantu menghambat pertumbuhan sel kanker dan meningkatkan fungsi hormonal.

Pertemuan 2nd Health Minister Meeting (HMM) yang berlangsung dua hari itu merupakan rangkaian dari kegiatan Presidensi G20. Puncak acara, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, akan berlangsung di Nusa Dua, Bali, pada 15-16 November mendatang. 

Sejumlah organisasi internasional seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, dan OECD hadir dalam acara tersebut. Dan tentu saja kegiatan HMM ini diikuti oleh negara anggota G20 dan negara maju lain, seperti Singapura, Uni Emirates Arab, Swiss, Belanda, dan perwakilan dari beberapa negara mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community, dan NEPAD.

G20 Momentum Perkenalkan Tanaman Obat Tradisional

B2P2TOOT
B2P2TOOT menyajikan souvenir menarik untuk para peserta dan delegasi G20.

Syaikhu menjelaskan gelaran G20 menjadi momen yang baik bagi Indonesia untuk memperkenalkan tanaman obat dan obat tradisional khas negeri ini. Itulah sebabnya, pada side event wellness and tourism pada 14 November mendatang, lebih dari 50 mitra akan ikut mempromosikan produk berbahan baku tanaman obat tradisional. Mitra tersebut antara lain, pelaku industri obat tradisional, kecantikan dan spa, termasuk organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional.

Selain untuk menarik perhatian para delegasi G20, souvenir ini menjadi cara untuk memperkenalkan manfaat tanaman obat yang sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat dalam bentuk simplisia, jamu, dan fitofarmaka.

Melansir data dari laman IPB, Indonesia telah menjadi rumah bagi 80 persen tanaman obat di dunia. Tercatat juga ada sekitar 25.000 hingga 30.000 jenis tanaman yang berpotensi menjadi tanaman obat. 

“Sudah banyak yang menanyakan dari India, Arab, Brasil, Korea Selatan, dan sejumlah negara Eropa, bagaimana mendapatkan produk tersebut. Ini kan masih bahan ya, jadi ditanyakan produknya apa saja dan lain sebagainya,” kata Syaikhu. 

Harapan untuk kedepannya, tanaman obat tradisional Indonesia bisa memberikan kontribusi terhadap isu kesehatan global dan mengundang negara lain ikut serta dalam pengembangannya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya