Kemenkes Temukan 3 Anak Positif Polio Tanpa Gejala Lumpuh Layuh di Aceh

Kemenkes terus berupaya melakukan pemantauan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Nov 2022, 19:31 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2022, 19:31 WIB
Anak-Anak Saat Divaksin Campak Hingga Polio
Perawat dibantu kader Posyandu menyuntikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menemukan, tiga anak positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh pada Kamis (24/11/2022). Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia kurang dari 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio awal November lalu.

"Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril dalam rilis resminya. 

Meskipun demikian, sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.

Syahril juga mengatakan, Kemenkes terus berupaya melakukan pemantauan, termasuk upaya skrining dari rumah ke rumah untuk memastikan tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh yang belum terlaporkan.

"Penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya," tambah Syahril.

Namun, kata Syahril, kondisi ini dapat dicegah melalui imunisasi polio lengkap, baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.

"Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” jelas Syahril.

Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat. 

"Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang," ujar Syahril.


Penularan Karena BAB di Sungai

Menkes Budi Gunadi Sadikin - BIAN tahap II
Dalam peresmian dimulainya BIAN tahap II, Menkes dan Ridwan Kamil tak hanya meninjau layanan imunisasi anak melainkan juga sempat meneteskan imunisasi polio pada anak anak serta berinteraksi dengan masyarakat.

 

Lebih lanjut, Syahril mengungkapkan bahwa masih ada penduduk yang menerapkan buang air besar (BAB) terbuka di sungai. Meski tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai.

Namun, air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

“Virus polio ini menular melalui saluran cerna, sementara aktivitas BAB masyarakat masih dilakukan di sungai, bukan di jamban sehingga ada sirkulasi virus dan potensi penularan di sana,” kata Syahril.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya