Liputan6.com, Jakarta - Banjir merendam sejumlah titik di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) akibat hujan lebat sejak Subuh hingga pukul 11 Wita Senin siang 13 Februari 2023.
Menurut Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, selain hujan dengan intensitas tinggi, banjir Makassar juga dipengaruhi air pasang laut yang telah naik ke permukaan.
"Innalilahi wa inna ilaihirajiun, Kota Makassar kena musibah banjir, bukan hanya di pinggir kota tapi di tengah kota. Ini disebabkan dari pantauan satelit cuaca, kita mengalami hujan lebat hingga sore hari disertai air pasang tapi tidak terlalu tinggi," ujar Ramdhan di titik lokasi banjir Jalan Sulawesi, Makassar, Senin 13 Februari 2023.
Advertisement
Danny Pomanto menjelaskan, sejak Senin pagi 13 Februari 2023 terjadi kenaikan air pasang laut, sehingga air hujan tidak mengalir bebas ke muara, termasuk faktor drainase tersumbat mengakibatkan genangan air. Sedangkan untuk air pasang laut terjadi dua kali hingga Senin siang.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan, data sementara jumlah penyintas tercatat sebanyak 2.929 jiwa dengan 828 Kepala Keluarga tersebar di 37 titik pengungsian pada delapan kecamatan.
"Sejauh ini, BPBD Makassar terus bergerak melaksanakan pemantauan lokasi titik genangan serta pendataan (update) jumlah masyarakat yang mengungsi," kata Achmad Hendra.
Dia mengatakan, evakuasi warga dengan perahu karet dan Polyethylene termasuk melakukan pendampingan warga di lokasi pengungsian.
Berikut sederet fakta terkait banjir Makassar yang merendam pada Senin 13 Februari 2023 dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Banjir Akibat Hujan Deras
Banjir merendam sejumlah titik di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) akibat hujan lebat sejak Subuh hingga pukul 11 Wita Senin siang 13 Februari 2023.
Dari laporan di media sosial, air sudah menggenangi sebagian ruas jalan utama setinggi 30-40 sentimeter (cm), seperti di Jalan Protokol Andi Pangeran Pettarani, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Perintis Kemerdekaan, dan sejumlah jalan ateleri lainnya termasuk daerah perkantoran.
Akibatnya terjadi kemacetan parah karena air sudah menutupi jalan sehingga arus kendaraan tidak bergerak.
Tidak hanya itu, dilaporkan air bahkan sudah masuk ke sebagian pemukiman warga dan membutuhkan evakuasi dari tim penyelamat secepatnya.
Â
Advertisement
2. Wali Kota Beberkan Biang Kerok Banjir Makassar
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebut, selain hujan dengan intensitas tinggi, banjir Makassar juga dipengaruhi air pasang laut yang telah naik ke permukaan.
"Innalilahi wa inna ilaihirajiun, Kota Makassar kena musibah banjir, bukan hanya di pinggir kota tapi di tengah kota. Ini disebabkan dari pantauan satelit cuaca, kita mengalami hujan lebat hingga sore hari disertai air pasang tapi tidak terlalu tinggi," ujar Ramdhan Pomanto di titik lokasi banjir Jalan Sulawesi, Makassar.
Pomanto menjelaskan, sejak Senin pagi 13 Februari 2023, terjadi kenaikan air pasang laut, sehingga air hujan tidak mengalir bebas ke muara, termasuk faktor drainase tersumbat mengakibatkan genangan air. Sedangkan untuk air pasang laut terjadi dua kali hingga Senin siang.
"Tadi pukul 09.00 Wita air pasang dan diperkirakan pukul 18.00 WITA nanti air pasang naik lagi, itu lebih tinggi dari pada sekarang. Tapi, kami seluruh jajaran turun ke lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat aman," jelas Pomanto.
Senada dengan wali kota yang akrab disapa Danny Pomanto itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Ahmad Hendra Hakamuddin mengatakan bahwa nyaris seluruh penjuru Kota Makassar terendam banjir dengan ketinggian rata-rata 1 meter.
"Hujan lebat dan air pasang, jadi seharusnya air dialirkan ke laut tapi karena pasang makanya terjadi banjir nyaris di seluruh kota," kata Ahmad terpisah.
Â
3. BPBD Sebut 2.929 Orang Mengungsi
Sebanyak 45 kelurahan yang tersebar di 12 kecamatan terdampak banjir Makassar. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut, dari jumlah tersebut ada 86 titik banjir Makassar.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar Achmad Hendra Hakamuddin, Senin malam 13 Februari 2023 mengatakan, data sementara jumlah penyintas tercatat sebanyak 2.929 jiwa dengan 828 Kepala Keluarga tersebar di 37 titik pengungsian pada delapan kecamatan.
Lokasi tersebut masing-masing di Kelurahan Manggala dan Batua, Kecamatan Manggala. Kelurahan Mamajang Selatan, Mamajang Luar, Mamajang Dalam, Sambung Jawa, Parang dan Karang Anyer, Kelurahan Manggala, Kecamatan Ujung Pandang. Kelurahan Maradekayya Utara, Kecamatan Makassar.
Selanjutnya, di Kelurahan Buntusu, Kapasa, Kapasa Raya, Bira, Parangloe, Kecamatan Tamalanrea. Disusul Kelurahan Katimbang dan Sudiang Kecamatan Biringkanaya.
Kemudian, di Kelurahan Rappocini, Banta-bantaeng, Karunrung, Ballaparang, Kecamatan Rappocini. Dan di Kelurahan Kaluku Bodoa serta Kelurahan Wala-walaya, Kecamatan Tallo.
Sejauh ini, BPBD Makassar terus bergerak melaksanakan pemantauan lokasi titik genangan serta pendataan (update) jumlah masyarakat yang mengungsi. Evakuasi warga dengan perahu karet dan Polyethylene termasuk melakukan pendampingan warga di lokasi pengungsian.
Jumlah personel diturunkan sebanyak 60 orang, terdiri dari tim evakuasi 35 orang, tim asesmen 15 orang dan tim medis 10 orang. Peralatan pendukung, satu unit kendaraan serba guna, tujuh unit perahu karet, tiga unit kendaraan masing-masing ambulans, mobil lapangan serta mobil pick up atau bak terbuka.
Â
Advertisement
4. Ada 16 Daerah Terdampak Banjir
Kapolda Sulsel Irjen Pol Nana Sudjana menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterima, sebanyak lima daerah di Sulsel terdampak cuaca ekstrem yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros, Pangkep, Barru dan Soppeng.
"Kelihatan agak parah memang di Kota Makassar. Jadi ada 16 titik yang terdampak dari pada banjir dan tergenang air. Tetapi Alhamdulillah, tidak ada korban yang meninggal," kata kapolda saat meninjau lokasi banjir di Jalan Monginsidi Makassar.
Bagi korban terdampak, tambah dia, sudah di evakuasi ke beberapa lokasi aman. Langkah selanjutnya, menyiapkan dapur umum dengan bekerja sama PMI dan Pemda untuk menyiapkan posko kesehatan juga memberikan bantuan dalam bentuk makanan siap saji bagi para korban yang di sudah evakuasi ke lokasi pengungsian.
"Tentunya kami berharap untuk situasi ke depan sesuai dengan informasi BMKG dari tanggal 12-16 Februari ini masih ada cuaca ekstrim yang dapat menyebabkan hujan lebat. Kami berharap kepada warga untuk mengikuti perkiraan cuaca di BMKG serta kesiapan masyarakat seandainya wilayahnya terkena banjir," kata Nana menambahkan.
Â
5. IRT Meninggal Dunia Saat Banjir Landa Makassar
Seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Ika meninggal dunia kala banjir melanda Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (13/2/2023). Wanita berusia 35 tahun itu diduga terjatuh saat menuruni tangga.
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Armin Paera mengatakan bahwa insiden itu terjadi di rumah korban yang terletak di i Jalan Abdul Rahman Hakim, Kelurahan Wala-walaya, Kecamatan Tallo, Makassar. Saat kejadian itu, Ika hanya seorang diri di rumahnya.
"Informasi dari puskesmas jatuh dari tangga itu. Lokasi banjir itu, mungkin tergenang tidak ada yang lihat menurut informasi puskesmas," kata Armin Paera, Selasa (14/2/2023).
Lebih lanjut Armin menceritakan bahwa Ika ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri oleh camat dan lurah yang sedang berpatroli di wilayah banjir. Melihat kondisinya yang tak sadarkan diri, Ika pun langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat.
"Bersama warga sekitar dibantu dan mengangkat korban sudah meninggal dan kita evakuasi sudah datang suaminya," jelasnya.
Terpisah Camat Tallo, Alamsyah membenarkan bahwa salah satu warganya itu meninggal dunia. Dia mengatakan korban terpeleset di rumahnya saat terjadi hujan deras.
"Terpeleset, jatuh, kemudian dibawa ke Puskesmas Ujung Pandang Baru dan sudah meninggal dunia," kata Alamsyah.
Advertisement