Liputan6.com, Jakarta - Polri telah mendeteksi keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang menahan pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marthin. Upaya pendekatan secara persuasif pun masih dilakukan demi memastikan keselamatan pilot.
"Benar (sudah terdeteksi). TNI Polri fokus pada keselamatan pilot, sehingga diperlukan upaya yang tepat dan penuh kehati-hatian," tutur Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Wibowo kepada wartawan, Selasa (21/2/2023).
Baca Juga
Dia mengatakan, Polri tidak mengesampingkan upaya penegakan hukum terhadap para pelaku tindak pidana. Sejauh ini, para pelaku telah masuk dalam Daftar Pemcarian Orang (DPO) alias buron.
Advertisement
"Keselamatan pilot dulu. Setelah itu penegakan hukum terhadap KKB karena sudah ditetapkan sebagai DPO juga oleh Ops Damai Cartenz Polda Papua," kata Ignatius.
Polri masih berupaya membebaskan Pilot Susi Air, Kapten Philips Max Marthin yang menjadi tahanan KKB Papua dengan cara persuasif atau lewat negoisasi. Namun begitu, langkah tersebut sejauh ini masih terbilang alot.
"Belum ada (permintaan dari KKB). Upaya pencarian masih terus dilakukan," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Wibowo kepada wartawan, Senin 20 Februari 2023.
Menurut Ignatius, negoisasi dengan KKB Papua dilakukan dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Nduga. Polri tentu menunggu kabar baik dari hasil dialog tersebut.
"Sementara belum ada konfirmasi kembali dari Pemda," kata Ignatius.
Upaya Bila Negosiasi Tak Berjalan
Namun, apabila upaya tersebut mengalami kebuntuan atau deadlock, Dedi menegaskan, TNI-Polri telah siap untuk mengambil upaya terakhir dengan penegakan hukum.
"Menunggu situasi lebih lanjut apabila terjadi deadlock maka upaya terakhir adalah penegakkan hukum," ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo, Jakarta, Minggu 19 Februari 2023.
Namun, dia tidak menjelaskan terkait bentuk dari upaya penegakan hukum yang akan dilakukan TNI-Polri kepada KKB, buntut penyanderaan Kapten Philips Max Marthin.
Advertisement
TNI Berikan Ultimatum
TNI telah memberikan ultimatum dan menegaskan pendekatan persuasif itu ada batas waktunya. Hal itu terkait dengan upaya penyelamatan Pilot Susi Air Captain Philip Mark Mahrtens dari tangan KKB.
"Sampai saat ini upaya yang dilakukan terhadap penyelamatan Pilot Susi Air ini masih dilakukan pendekatan dialog atau Soft Approach yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Nduga," tegas Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa, Kamis 16 Februari 2023.
"Namun mengingat waktu, kami aparat TNI-Polri punya standar operasi yang harus dijalankan dalam upaya penegakan hukum, agar persoalan ini tidak berlarut, yaitu harus ada batas waktunya," tambah dia.
Perihal sampai kapan batas waktu pendekatan dialog itu, Saleh Mustafa tidak menjelaskan secara rinci.
"Saya tidak bisa sampaikan dan ungkapkan waktunya karena ini suatu hal yang dirahasiakan. Tetapi apabila tiba waktunya, maka TNI-Polri akan melakukan penegakan hukum secara terukur, terpilih dan terarah," ucapnya.
Saat ini aparat TNI dan Polri sudah dipersiapkan. Mereka merupakan prajurit terpilih yang akan melaksanakan tugasnya dengan terukur, terpilih dan terarah.
"Kita sudah bekali dan sudah diberikan arahan tentang hal-hal yang harus dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Antara lain penegakkan HAM. Jadi jangan diragukan apabila nanti tindakan ini dilakukan kita tidak keluar dari rambu-rambu HAM," lanjut Saleh Mustafa.
"Saya selaku Pangdam XVII/Cenderawasih sudah menunjuk Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring sebagai Dankolaksops TNI untuk memimpin pelaksanaan operasi ini, dan berkolaborasi bersinergi dengan Damai Cartenz pimpinan Kombes Pol Faisal Secara teknis dan taktis sudah dipersiapkan," sambung dia.