Liputan6.com, Jakarta Dunia kembali aman, setelah perang heroik AS Ervina pada 1972 melawan The Dedengkot. Perang itu menewaskan The Jangkis yang merupakan superhero paling kuat di semesta Dudinda.Â
Meski musuh bebuyutan kalah di medan perang dan menyisakan empat superhero (Tubles, Coffee Man, Green Saint, dan Beauty Loading), namun ada masalah baru yang harus dihadapi, yaitu sampah. Usai perang pada 1972 mereka berpikir keras, bagaimana caranya mengurangi sampah di lingkungan.Â
Baca Juga
Salah satu cara mengelola sampah dengan memisahkan jenis antara organik dan sampah plastik pun ternyata nggak berjalan mulus. Tempat sampah dengan warna pembeda ternyata belum cukup menyelesaikan solusi sampah.Â
Advertisement
Namun ternyata, mereka mendapat inspirasi dari sebuah daerah di Jawa Tengah. Keempat superhero itu pun akhirnya berangkat ke Kabupaten Banyumas, untuk mengetahui bagaimana daerah itu mengelola sampah yang dulunya bermasalah, kini justru membawa berkah.Â
Sampah Ada Sejak 5 Dekade
Sampah menjadi masalah dunia yang nggak pernah habis dibahas dan dicari solusinya bahkan sejak 1972, yaitu lewat Konferensi Stockholm, Swedia. Dari tahun ke tahun, isu sampah terus bergulir dan beberapa cara dilakukan terkait pengelolaan sampah.Â
Namun Indonesia boleh berbangga karena ada daerah di Jawa Tengah yang berhasil mengurangi sampah hingga 85%. Adalah Kabupaten Banyumas yang dipimpin oleh Achmad Husein.Â
Dari tiga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banyumas, dua di antaranya ditutup warga. Setiap hari ada 143 truk yang membawa sampah ke TPA. Mencari lahan baru, menurut Achmad bukan solusi, justru menunda masalah.Â
Membeli mesin pemusnah sampah pun menelan biaya operasional yang sangat tinggi. Satu-satunya cara yang ditempuh Achmad adalah berinovasi lewat tiga cara pasti.Â
Nah kira-kira inovasi sampah apa saja yang dilakukannya? Simak selengkapnya dengan menonton video Superhero Sampah Banyumas di bawah ini.Â
Â
(*)
Â
Advertisement