Jokowi Heran Harga Beras Tak Turun saat Panen Raya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku heran harga beras tak mengalami penurunan saat panen raya padi di sejumlah daerah.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 15 Mar 2023, 14:31 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2023, 14:31 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen raya padi di Kabupaten Ngawi
Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen raya padi di Kabupaten Ngawi guna melanjutkan rangkaian Panen Raya Padi Nusantara 1 Juta Hektar (ha) secara serentak. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku heran harga beras tak mengalami penurunan saat panen raya padi di sejumlah daerah. Dia menyebut pemerintah tengah mencari tahu penyebab harga beras tidak turun saat musim panen raya.

"Enggak kan kita lihat masih panen raya. Logikanya panen raya suplainya banyak, mestinya harga turun. Nah ini kok ndak (turun)," kata Jokowi dalam Pembukaan Business Matching Produk Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (15/3/2023).

"Ini yang baru kita cari. Ini yang senang petaninya senang tetapi konsumennya pasti akan berteriak. Saya kira keseimbangan itu yang ingin kita jaga," sambungnya.

Menurut dia, tidak mudah menyeimbangkan harga agar gabah di petani, konsumen maupun pedagang baik dan wajar. Jokowi menuturkan lebih sulit menyeimbangkan harga gabah dibandingkan menurunkan harga beras.

"Kalau mau menurunkan harga beras sangat mudah sekali. Impor sebanyak-banyaknya menuju ke pasar pasti harga turun," ujarnya.

"Tapi yang kita lakukan sekarang menjaga keseimbangan itu tapi kalau dilihat memang supplynya kurang, menyebabkan harga tinggi yang permanen, ya pasti impornya akan masuk. Gitu aja," sambung Jokowi.


Harga Beras Medium Bulog Naik Jadi Rp 9.950 per Kg Mulai 11 Maret 2023

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengeluarkan aturan baru terkait harga batas atas pembelian gabah atau beras di tingkat petani. Regulasi itu tercantum dalam Keputusan Kepala Bapanas Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023.

Dalam aturan tersebut, harga beras yang dibeli di gudang milik Perum Bulog mengalami kenaikan Rp 950 per kg dari ketentuan sebelumnya yang sudah dicabut, yakni Surat Edaran Nomor 47/TS.03.03/K/02/2023.

Dikutip dari salinan surat keputusan Kepala Bapanas Nomor 62/KS.03.03/K/3/2023 pada diktum kesatu, Senin (13/3/2023), harga gabah kering petani (GKP) di petani kini dibanderol Rp 5.000 per kg. Dalam aturan sebelumnya, itu dijual Rp 4.550 per kg.

Kemudian, GKP di tingkat penggilingan dibanderol Rp 6.200 per kg, naik dari sebelumnya Rp 4.650 per kg. Lalu, gabah kering giling (GKG) jadi Rp 6.300 per kg dari Rp 5.700 per kg.

Sementara harga beras medium di gudang Perum Bulog naik Rp 9.950 per kg, dari sebelumnya Rp 9.000 per kg jadi Rp 9.950 per kg.

"Fleksibilitas harga gabah atau beras sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu berlaku terhitung mulai tanggal 11 Maret 2023 sampai dengan terbitnya peraturan perundang-undangan mengenai penetapan harga pembelian pemerintah untuk gabah atau beras," tulis Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam surat keputusan 62/KS.03.03/K/3/2023.

Meski mengalami kenaikan harga, Arief dalam pernyataan sebelumnya meminta petani dan pelaku usaha penggilingan padi tetap menjaga harga beras dan gabah tidak melampaui batas kewajaran.

"Kami menghimbau kepada para pelaku usaha penggilingan padi agar tetap menjaga harga pembelian gabah atau beras yang wajar untuk menciptakan persaingan yang sehat di tingkat petani dan menjaga harga di tingkat konsumen," tuturnya.

Infografis Harga Beras Naik
Infografis Harga Beras Naik
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya