Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebut hampir semua pengusaha di Eropa menanyakan siapa pemimpin Indonesia selanjutnya, setelah masa jabatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selesai pada 2024.
Menurut dia, para pengusaha itu ingin mengetahui apakah presiden Indonesia selanjutnya memiliki komitmen yang sama dengan Jokowi.
Baca Juga
"Ya mereka (pengusaha) percaya sama Indonesia tapi hampir semua pengusaha di Eropa, di mana saja, nanya siapa 'The Next' yang akan memimpin Indonesia?," kata Bahlil usai mendampingi Jokowi bertemu pemimpin perusahaan Eropa di Hannover Jerman, Minggu 16 April 2023.
Advertisement
"Apakah masih sama komitmennya dengan Bapak Presiden Jokowi atau tidak. Itu memang jadi pertanyaan untuk kita," sambungnya.
Dia mengatakan pemimpin berikutnya harus mampu meyakinkan para investor luar negeri bahwa iklim investasi di Indonesia akan baik-baik saja. Bahlil menyebut hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama dalam menyambut tahun politik Pemilu 2024.
"Saya pikir kita harus mampu bekerja sama, mampu meyakinkan para investor bahwa Indonesia ke depan akan baik-baik saja. Artinya, siapapun pemimpinnya, tapi itu adalah tantangan ke depan yang harus kita hadapi bersama," jelasnya.
Kendati begitu, Bahlil mengaku dirinya tak bisa memberikan harapan palsu kepada para investor. Dia hanya bisa memastikan komitmen Jokowi dalam menjaga investor, khususnya di sektor hilirisasi.
"Saya tidak bisa terlalu memberikan harapan palsu kepada teman-teman investor," ucap dia
"Tapi satu hal yang saya yakinkan bahwa sampai dengan sekarang itu Bapak Presiden Jokowi sangat konsisten dan kontinyu dalam rangka menjaga investor dari semua negara dan terutama di bagian hilirisasi, khususnya di ekosistem EV baterai," sambung Bahlil.
Jokowi Gelar Pertemuan Bisnis di Eropa
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman, Minggu, 16 April 2023. Adapun perusahaan tersebut adalah BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo.
Dalam pertemuan tersebut pemimpin perusahaan BASF menyampaikan secara langsung bahwa pihaknya akan melakukan investasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara. Total investasi mencapai USD2,6 Miliar.
"BASF menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar USD 2,6 miliar," jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (17/4/2023).
Nantinya, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis, Eramet, untuk menciptakan ekosistem tersebut.
Mereka akan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan ESG (Environment, Social and Government) lingkungan dan menggunakan energi hijau.
"Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini," ujarnya
Kemudian, Bahlil menjelaskan perusahaan Volkswagen melalui PowerCo juga turut akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia.
Menurut dia, perusahaan tersebut bakal bekerjasama bersama sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional.
Bahlil menilai hal tersebut merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.
"Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional," tutur Bahlil.
Advertisement