Liputan6.com, Jakarta Penyidik Polda Metro Jaya telah memeriksa 19 saksi guna mengungkap motif Mustofa NR (60) yang melakukan penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Menteng, Jakarta.
"Penyidik telah memeriksa 19 orang saksi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga
Trunoyudo mengatakan, dari 19 saksi yang sudah diperiksa, sebanyak delapan orang dari pihak MUI. Selanjutnya, empat orang dari keluarga Mustofa.
Advertisement
"Yang pertama saksi dari MUI, ini kita sudah melakukan pemeriksaan sebanyak delapan orang, sedangkan dari pihak keluarga ada empat orang," kata dia.
Sementara itu, untuk tujuh orang sisanya adalah saksi yang merupakan referensi dari kasus Mustofa saat melakukan pengerusakan di kantor DPRD Provinsi Lampung pada 2016 lalu.
"Referensi yang saksi di Lampung, referensi terhadap kasus yang sebelumnya. Jadi di luar keluarga ada yang terdahulu," kata dia.
Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah menyebut Mustofa NR (60), pelaku penembakan gedung MUI Pusat sudah tiga kali mendatangi kantornya. Namun, menurut Ikhsan tak ada kecurigaan dari para pegawai MUI terhadap Mustopa.
"Tiga kali. Kami tidak pernah mencurigai orang, karena kantor ini melayani kepentingan umat, masyarakat yang mengadu, yang melakukan dakwah dan lain-lain. Jadi semua seperti kalian tidak ada yang dicurigai, Insya Allah tidak ada apa-apa selama ini," ujar Ikhsan di Kantor MUI Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Mei 2023.
Ikhsan menyebut, Mustofa kerap bolak balik dari Kabupaten Pesawaran, Lampung menuju Jakarta untuk menyampaikan surat kepada MUI Pusat.
"Tahun ini kalau suratnya sudah banyak sekali bertaburan dari orang yang sama, dan diantar juga. Jadi dia pulang pergi Lampung-Jakarta itu ke MUI hanya untuk menyampaikan surat," kata dia.
Pelaku Penembakan Kerap Bolak Balik Lampung-Jakarta
Ikhsan menyebut, Mustofa kerap bolak balik dari Kabupaten Pesawaran, Lampung menuju Jakarta untuk menyampaikan surat kepada MUI Pusat.
"Tahun ini kalau suratnya sudah banyak sekali bertaburan dari orang yang sama, dan diantar juga. Jadi dia pulang pergi Lampung-Jakarta itu ke MUI hanya untuk menyampaikan surat," kata dia.
Ikhsan mengatakan, surat yang disampaikan Mustopa ke MUI berisi soal keinginan bertemu dengan Ketua MUI Pusat. Hanya saja, menurut Ikhsan, di dalam surat tersebut Mustofa tidak mencantumkan alamat dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
"Hanya ingin bertemu dengan Ketua MUI, secara spesifik tidak ada. Nah itu yang membuat kami sulit. Kemudian kami setelah baca suratnya tidak ada meninggalkan identitas, di mana alamatnya, nomor handphonenya, sehingga kami sulit untuk mengonfirmasi, 'yuk kita ketemu', biasanya seperti itu meninggalkan nomor handphone dan alamat sehingga kami bisa mengonfirmasi," ucap Ikhsan.
Advertisement
Usai Penembakan Kantor MUI Tetap Buka
Sebelumnya, Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah menyebut kantor MUI tetap buka dan melayani masyarakat seperti sedia kala usai insiden penembakan pada Selasa, 2 Mei 2023 kemarin. Bahkan, menurut dia, pegawai yang tertembak namun meleset juga hadir di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Mei 2023.
"Kantor kami biasa melakukan aktivitas, melayani masyarakat, khususnya umat islam, dari jam 8 sampai jam 4 sore. Kadang juga masih lanjut kalau ada tamu yang hadir. Tidak ada perubahan apa pun. Dan kami menjalankan aktivitas seperti biasa ini. Yang tertembak meleset kemarin juga sudah ada ini," ujar Ikhsan di Kantor MUI Pusat.
Ikhsan menyebut pihaknya tak takut dengan aksi teror yang terjadi. Dia memastikan akan tetap melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan MUI.
"Jadi kami tidak takut dalam menghadapi situasi macam ini. Sebagai wujud bahwa kami berkhidmat untuk kepentingan masyarakat dan umat. Jadi tidak ada hal-hal yang menggelisahkan atau menggentarkan kami," kata dia.
Meski demikian, Ikhsan berharap insiden serupa tak terjadi di kemudian hari. Pasalnya, menurut dia, penyerangan terhadap lembaga MUI sama saja seperti menyerang kehormatan umat Islam.
"Yang penting dari kami adalah motif dari upaya kekerasan pelaku ini terungkap dan ini menjadi penting karena dapat menenangkan hati kami dan masyarakat. Karena menyerang simbol keagamaan ini sama saja menyerang kehormatan umat Islam. Semoga peristiwa ini jadi yang terakhir," kata dia.