Pengamat Tata Kota Sebut Tak Ada Perbedaan Drainase Vertikal dan Sumur Resapan

Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan tak ada perbedaan mendasar antara drainase vertikal dan sumur resapan. Nirwono menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencoba menggunakan istilah yang berbeda.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Mei 2023, 06:29 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 06:29 WIB
FOTO: Pembangunan Sumur Resapan di RPTRA Meruya Utara
Pekerja menyelesaikan pembangunan sumur resapan di RPTRA Meruya Utara, Jakarta, Selasa (25/1/2022). Pembangunan 100 titik sumur resapan ini bertujuan untuk mengantisipasi banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mengatakan tak ada perbedaan mendasar antara drainase vertikal dan sumur resapan. Nirwono menilai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencoba menggunakan istilah yang berbeda.

"Pada dasarnya sumur resapan dan drainase vertikal sebenarnya tidak berbeda, hanya beda istilah saja," kata Nirwono dalam keterangan tertulis, Rabu (17/5/2023).

Nirwono menjelaskan drainase vertikal akan lebih efektif jika dibuat pada tepi jalan, tepatnya di sisi saluran air khususnya pada lokasi yang kerap terjadi genangan atau rawan banjir kala hujan.

"Drainase vertikal dapat dapat pula dibangun dalam saluran air di kiri - kanan jalan yg sering tergenang," ungkap Nirwono.

Dia menyarankan pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Selatan untuk tidak membuat drainase vertikal di atas trotoar atau pedestrian. Menurut dia, drainase vertikal bisa merusak fasilitas pejalan kaki.

Selain itu, Nirwono menyebut drainase vertikal yang dibangun di trotoar tidak akan berfungsi dengan baik untuk mengatasi banjir yang mengenangi Ibu Kota. Terutama, kata saat curah hujan lebat.

"Di atas trotoar yg tidak berfungsi efektif sama sekali saat hujan lebat," katanya.

Sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air Jakarta Selatan membuat program untuk membangun sekitar 200 unit drainase vertikal atau sumur resapan di wilayah Jakarta Selatan dalam rangka antisipasi banjir dan genangan.


Model Baru

Pengerjaan Sumur Resapan di Kebayoran Baru
Pekerja sedang menyelesaikan pengerjaan sumur resapan di Jalan Mataram Raya, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (12/10/2021). Sumur resapan atau drainase vertikal tersebut diharapkan dapat mengurangi titik-titik rawan banjir di Ibu Kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Kota Administrasi Jakarta Selatan Santo mengatakan drainase vertikal ini merupakan model baru dengan memadukan galian manual yang dilanjutkan dengan sistem pengeboran menggunakan mesin.

“Drainase Vertikal model baru ini dilakukan supaya penanganan banjir dan genangan bisa lebih maksimal,” kata Santo dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat, 12 Mei 2023.

Santo menjelaskan, drainase vertikal alias sumur resapan ini akan memiliki kedalaman sekitar 20-25 meter per unitnya. Pembangunan drainase vertikal dengan ukuran baru telah mulai dilakukan dan akan dikerjakan sepanjang 2023 ini.

Lebih lanjut, Santo menuturkan pengerjaan drainase vertikal model baru akan diawali dengan penggalian tanah sampai kedalaman tiga meter. Kemudian, dipasangi buis beton berdiameter satu meter.

"Tahap selanjutnya adalah tanah dibor menggunakan mesin sedalam sekitar 20 meter dengan menanam pipa sebesar 4 inch," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya