Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, DPD Partai Golkar Jakarta Selatan ikut memperingati dengan menyembelih 9 hewan kurban, yang terdiri dari 3 ekor sapi dan 6 kambing.
Plt Ketua DPD II Golkar Jakarta Selatan Kreshna Putra mengatakan, pemotongan hewan kurban dilakukan di kantor Golkar Jaksel, di Situ Babakan, Jagakarsa.
Baca Juga
"Dengan diadakan di kantor, Golkar yang sekian lama kurang aktif, diharapkan menjadi momen kebangkitan partai Golkar DKI, khususnya Golkar Jaksel," kata Kreshna dikutip Kamis 29 Juni 2023.
Advertisement
Dia pun menyebut, kegiatan kurban ini bakal rutin dilakukan setiap tahun. Dengan begitu, Golkar diharapkan semakin diterima masyarakat.
Selanjutnya daging hewan kurban tersebut dibagikan kepada kader simpatisan dan masyarakat di sekitar DPD Golkar Jakarta Selatan.
"Daging ini dibagikan ke masyarakat sekitar dan distribusikan melalui Panitia ke daerah-daerah yang membutuhkan," katanya.
Kreshna Putra menyampaikan, dengan berkurban diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Di momen Idul Adha ini semoga kita lebih bersyukur agar meningkatkan ketakwaan kita kepada Tuhan yang Maha Esa Allah SWT dan tetap saling berbagi,” singkatnya
Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban tersebut juga turut dihadiri sejumlah petinggi DPD Partai Golkar Jakarta Selatan dan organisasi sayap partai beringin.
Dia pun menyampaikan bahwa Golkar Jakarta Selatan sesuai dengan pesan Ketua Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar, selalu dekat dan membantu masyarakat.
"Tidak hanya di momen besar seperti kurban sekarang ini, kita selalu serap aspirasi masyarakat," ujarnya.
Idul Adha Momentum Teladani Ketaatan Nabi Ibrahim
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Abdullah Jaidi, menyebut peringatan Idul Adha merupakan momentum untuk meneladani ketaatan dan pengorbanan kepada Tuhan.
Abdullah bercerita ketika Tuhan memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri, yakni Nabi Ismail. Nabi Ibrahim pun menyanggupi perintah tersebut.
"Padahal, itu adalah putranya yang diidam-idamkan puluhan tahun lamanya, setelah istrinya lama tidak memiliki anak. Tiba-tiba datang perintah dari Yang Maha Kuasa untuk menyembelih anaknya sendiri. Walaupun demikian, Nabi Ibrahim AS tetap menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan perintah itu," kata Jaidi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/6/2023).
Ketua Dewan Syura Al-Irsyad Al-Islamiyyah itu menjelaskan kesiapan Nabi Ibrahim juga telah disampaikan kepada Nabi Ismail dan dilakukan tanpa paksaan. Nabi Ismail mengerti bahwa perintah untuk menyembelih dirinya datang dari Tuhan.
Bahkan, lanjut Abdullah, Nabi Ismail mempersilakan kepada Nabi Ibrahim untuk mengurbankan dirinya. "Silakan ayahanda, insyaallah, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan meneguhkan hatiku dengan ujian ini," kata Abdullah Jaidi, Dikutip dari Antara.
Menurutnya, sikap Ibrahim dan Ismail itu menunjukkan ketaatan tinggi ketika diminta berkurban untuk pertama kalinya kepada Allah. Kedua nabi Allah itu menjawab dengan ucapan sami’na wa atho’na yang berarti kami dengar dan kami laksanakan.
"Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS ini menjadi contoh pengorbanan secara jasadiyah atau fisik. Sementara itu, makna berkurban yang tersirat adalah mewujudkan rasa ketaatan," jelasnya.
Advertisement