Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto angkat bicara soal bakal calon anggot legislatif (caleg) DPRD Cianjur Noviana Kurniati yang melabrak Rocky Gerung ketika menghadiri pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Rabu (6/9/2023).
Hasto mengatakan DPP PDIP tidak perlu melakukan klarifikasi kepada kadernya tersebut karena bukan kasus narkoba, kekerasan atau korupsi. Ia menganggap apa yang dilakukan kadernya sebagai kebebasan berpendapat dan dilindungi oleh konstitusi.
Baca Juga
"Kalau menyampaikan pendapat itu dilindungi konstitusi, sama dengan Pak Rocky Gerung yang juga bersikukuh bahwa itu bagian dari kebebasan berpendapat," ujar Hasto di kawasan Senen, Jakarta, Sabtu (9/9/2023).
Advertisement
Menurut Hasto, kebebasan berpendapat bagi PDIP adalah etika dan nilai yang dipahami untuk membangun kebaikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Tapi bagi kader PDI Perjuangan tersebut kebebasan berpendapat itu dengan suatu etika, nilai-nilai yang dipahami untuk membangun kebaikan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ujar Hasto.
Kata Hasto, apa yang dilakukan kader PDIP itu bertindak atas tuntutan hati nurani. Tindakannya merupakan dalam kapasitas pribadi.
"Jadi kader dari PDI Perjuangan itu kan bertindak atas tuntunan nurani dan alam pikir yang sehat. Sehingga dia bertindak itu dalam kapasitas sebagai pribadi yang kemudian merespons, melihat seorang Pak Rocky Gerung memperlakukan Pak Presiden Jokowi seperti itu," kata Gasto.
Pernyataan Rocky Gerung, kata Hasto, sangat tidak dipantas diucapkan. Sehingga wajar direspons oleh kader PDIP.
"Kata-katanya saja sangat tidak pantas untuk diucapkan di alam Indonesia yang berkeadaban. Sehingga kalau kemudian ada respons spontan-spontan itu, ya itu bagian dari ekspresi dari setiap anggota partai yang memang harus menyuarakan kebenaran," ujar Hasto.
Hasto mengatakan hal penting adalah tidak ada kekerasan. Penyampaian kader PDIP itu juga sebagai otokritik terhadap Rocky Gerung.
"Yang penting kan tidak melakukan kekerasan, menyampaikan suatu aspirasi bahwa apa yang disampaikan Pak Rocky Gerung itu bukan sesuatu yang di mata masyarakat itu bukan sesuatu hal yang positif. Sehingga ketika itu disampaikan, itu sebagai autokritik bagi Pak Rocky Gerung," tuturnya.
Rocky Gerung Dilabrak dan Didorong Wanita Caleg PDIP
Rocky Gerung dilabrak seorang wanita di Bareskrim Polri, Rabu (6/9/2023). Wanita itu datang ke Bareskrim bersama sejumlah orang untuk mendemo Rocky Gerung.
Dia awalnya menghampiri dan bersalaman dengan Rocky Gerung usai menjalani pemeriksaan kasus dugaan penghinaa terhadap Presiden Jokowi. Setelah bersalaman, wanita itu langsung menghardik dan mendorong Rocky Gerung.
Wanita itu diketahui bernama Noviana Kurniati, seorang caleg PDIP dapil 3 Cianjur, Jawa Barat.
Rocky tampak tenang mendapat perlakuan dari politikus PDIP itu. Namun, beberapa orang yang mendampingi Rocky keberatan dengan aksi wanita itu, salah satunya aktivis hak asasi manusia, Haris Azhar, yang merupakan kuasa hukum Rocky.
Haris Azhar terlihat keberatan dengan aksi wanita itu. Dia mempersilakan berdiskusi dengan kliennya, namun tidak boleh main fisik.
"Silakan bicara, tapi jangan main fisik. Jangan main fisik," kata Haris Azhar.
"Anda sadar ga dengan yang anda lakukan? Anda memecah belah bangsa ini. Enggak boleh sentuh? Sementara anda memecah belah anak bangsa," ujar politikus PDIP itu.
"Jangan dorong-dorong. Anda dorong-dorong," kata Haris Azhar dan beberapa rekannya yang mendampingi Rocky Gerung.
Wanita itu dan rekan-rekannya pun semakin tak terkendali. Mereka merangsek ingin mendekati Rocky Gerung. Polisi yang berjaga pun akhirnya ambil sikap mengamankan Rocky Gerung dengan membawanya masuk ke dalam kantor Bareskrim.
"Jangan jadi pengecut lu Rocky Gerung!" teriak wanita itu.
Masih tampak kesal, wanita itu dan rekan-rekannya meluapkan emosi kepada tim Rocky Gerung serta petugas yang berjaga. Terjadi sedikit gesekan antara mereka.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement