7 Fakta Terkait Pesawat TNI AU Super Tucano Jatuh di Pasuruan, Total Empat Orang Meninggal

Beredar viral pesawat milik TNI jatuh bernomor ekor TT 3103 pada Kamis 16 November 2023. Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari membenarkan kabar kecelakaan tersebut.

oleh Devira PrastiwiRifqy Alief Abiyya diperbarui 17 Nov 2023, 13:10 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2023, 13:00 WIB
Beredar viral pesawat milik TNI jatuh bernomor ekor TT 3103 pada Kamis 16 November 2023. Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari membenarkan kabar kecelakaan tersebut.
Beredar viral pesawat milik TNI jatuh bernomor ekor TT 3103 pada Kamis 16 November 2023. Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari membenarkan kabar kecelakaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar viral pesawat milik TNI jatuh bernomor ekor TT 3103 pada Kamis, 16 November 2023. Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari membenarkan kabar kecelakaan pesawat tersebut.

"Benar (pesawat jatuh)," singkat Abdul saat dihubungi, Kamis, 16 November 2023.

Kabar itu juga dibenarkan Kepala Penerangan Kodam atau Kapendam Brawijaya Kolonel (Inf) Rendra Dwi Ardhani. Dia menyampaikan, pesawat milik TNI AU mengalami kecelakaan di watugedek, Pasuruan, Jawa Timur.

"Jatuh jenis pesawat Tucano," kata Rendra kepada wartawan melalui sambungan telepon.

Menurut dia, kecelakaan terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Pesawat tersebut adalah milik TNI AU yang terbang dari pangkalan udara Abdul Rahman Saleh, Malang.

"Lokasi (jatuh) di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan," kata Rendra.

Namun rupanya, pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Kamis 16 November 2023 ternyata ada dua. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

"Betul (jatuh di Pasuruan) dan ada dua (pesawat tempur)," kata Marsekal Fadjar seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati menjelaskan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, saat latihan formasi rutin.

"Kedua pesawat sedang melakukan latihan formasi secara rutin dan diketahui bahwa kedua pesawat ini pada saat terbang dalam kondisi baik tidak ada masalah," kata Agung.

Berikut sederet fakta terkait kecelakaan pesawat TNI AU jatuh pada Kamis, 16 November 2023 di Pasuruan, Jawa Timur dihimpun Liputan6.com:

 

1. Kejadian Sempat Viral di Media Sosial

TNI Benarkan Pesawat Jatuh di Pasuruan
TNI Benarkan Pesawat Jatuh di Pasuruan

Pesawat milik TNI AU mengalami kecelakaan di watugedek, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 16 November 2023. Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Kepala Penerangan Kodam Brawijaya Kolonel (Inf) Rendra Dwi Ardhani.

"Jatuh jenis pesawat Tucano," kata Rendra kepada wartawan melalui sambungan telepon, Kamis 16 November 2023.

Kecelakaan tersebut, kata Rendara, terjadi sekitar pukul 12.00 WIB. Pesawat tersebut adalah milik TNI AU yang terbang dari pangkalan udara Abdul Rahman Saleh, Malang.

"Lokasi (jatuh) di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan," kata Rendra.

Pesawat milik TNI yang jatuh tersebut bernomor ekor TT 3103. Kepala Pusat Data Informasi, Komunikasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari membenarkan kabar kecelakaan tersebut.

"Benar," singkat Abdul saat dihubungi, Kamis 16 November 2023.

Saat ditanya mengenai kronologis dan apakah ada korban jiwa, Abdul meminta pihak yang lebih berwenang yakni TNI untuk menjelaskan.

"Detilnya langsung dari TNI ya," Abdul menutup.

Berdasarkan foto-foto dilihat awak media, pesawat terjatuh di sebuah tanah lapang dengan adanya api ysng berkobar.

 

2. Pesawat TNI AU yang Jatuh di Pasuruan Ternyata Ada Dua

pesawat jatuh
Pesawat milik TNI AU jatuh di kawasan Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan. (Liputan6.com/ Dok Ist)

Pesawat TNI AU jatuh di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim), Kamis 16 November 2023 ternyata ada dua. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.

""Betul (jatuh di Pasuruan) dan ada dua (pesawat tempur)," kata Marsekal Fadjar seperti dikutip dari Antara.

Pesawat tempur yang jatuh adalah jenis pesawat taktis EMB-314 Super Tucano TNI Angkatan Udara. Pesawat tersebut jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang.

Dua pesawat itu diperkirakan jatuh sekitar pukul 12.00 WIB.

TNI AU masih menyelidiki peristiwa tersebut, termasuk soal kemungkinan adanya prajurit yang menjadi korban, penyebab jatuhnya pesawat, serta kronologi peristiwa.

Dua pesawat TNI AU yang jatuh itu diketahui masing-masing unit dengan nomor registrasi TT-3111 dan TT-3103.

 

3. Kronologi Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan

Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan
Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan

Dua pesawat TNI AU jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis siang 16 November 2023.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksma Julius Widjojono menerangkan, EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang mengalami Lost contact saat melaksanakan misi Profisiensi Formation Flight dengan rute penerbangan Lanud Abdulrachman Saleh.

"Pesawat Take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dan dinyatakan Lost Contact pada Pukul 11.18 WIB," kata Julius dalam keterangan tertulis, Kamis 16 November 2023.

Julius menerangkan, hingga saat ini satu pesawat dinyatakan mengalami kecelakan setelah mendapat informasi dari masyarakat. Sementara satu pesawat lainnya masih dalam proses pencarian.

"Saat ini tim rescue Lanud Abd Saleh menuju lokasi accident pesawat di daerah Watugede, Pasuruan dan mencari keberadaan pesawat yang satunya," tutup Julius.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati menambahkan, pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang jatuh di Desa Keduwung, Puspo, Pasuruan, hilang kontak Sejak Kamis 16 November 2023 pukul 11.18 WIB.

Pada waktu itulah, pesawat tersebut diperkirakan mengalami kecelakaan dan jatuh di areal perkebunan warga. Agung menyatakan, kedua pesawat sebagaimana hasil pengecekan awal tim Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh dinyatakan layak terbang. Pesawat itu pun hendak melakukan latihan penerbangan rutin.

Di mana, kedua pesawat tempur dengan nomor ekor TT 3111 diawaki Letkol Pnb, Sandra Gunawan dan Co-Pilot Kolonel Adm Widiono. Lalu, pesawat TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda A Seta dan Co-Pilot Kolonel Pnb Subhan.

"Kedua pesawat sedang melakukan latihan formasi secara rutin dan diketahui bahwa kedua pesawat ini pada saat terbang dalam kondisi baik tidak ada masalah," ucap Agung.

Namun demikian, kata Agung, terkait perkembangan untuk kondisi evakuasi dan status dari keempat pilot masih dalam penanganan lebih lanjut.

"Selanjutnya kami akan melaporkan lebih lanjut dari Malang. Kami akan segera berangkat ke Malang untuk melihat situasi dan laporan kembali para kawan-kawan sekalian," jelas Agung.

 

4. Daftar Awak Pesawat TNI AU Super Tucano yang Jatuh Saat Latihan di Pasuruan, Jenazah Ditemukan

HUT TNI AU, Jet Tempur Bentuk Formasi 77 di Langit Jakarta
Sebagai informasi, dalam kegiatan perayaan HUT TNI AU ini, demonstrasi udara turut dilakukan dengan beberapa alutsista yang dimiliki oleh TNI AU, seperti Pesawat Sukhoi 27/30, F-16 Fighting Falcon, T-50 i Golden Eagle, EMB 314- Super Tucano, EC-725 Caracal. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Agung menjelaskan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, saat latihan formasi rutin.

Dalam sesi latihan itu, dua pesawat itu diterbangkan oleh total empat perwira menengah TNI AU, yaitu Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21), Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.

Letkol Pnb Sandhra dan Kolonel Adm Widiono menumpang pesawat dengan nomor registrasi TT-3111, sementara Mayor Pnb Yuda dan Kolonel Pnb Subhan di pesawat dengan nomor registrasi TT-3103. Sandhra dan Yudo mengisi kursi depan kemudi (frontseater), sementara Widiono dan Subhan di kursi belakang (backseater).

Agung menyatakan, tiga orang meninggal dunia dalam kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU tersebut. Saat ini telah ditemukan tiga jenazah dalam peristiwa tersebut. Sementara satu korban masih dalam pencarian.

Agung menjelaskan tiga jenazah yang telah ditemukan tersebut adalah Kolonel Penerbang Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh), Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh), dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.

Sementara untuk satu lainnya yakni Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21) masih dalam pencarian.

Dua jenazah almarhum atas nama Subhan dan Yuda A. Seta sudah dilakukan evakuasi untuk dibawa ke Lanud Abd Saleh Malang.

"Dua jenazah sudah diangkat oleh SAR dan akan dibawa menggunakan ambulans menuju Lanud Abd Saleh," katanya, dikutip dari Antara.

Jenazah korban pesawat jatuh tersebut akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. TNI Angkatan Udara juga mendapatkan bantuan dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) dari kepolisian.

"Jenazah akan dibawa ke Lanud dan akan diperiksa terlebih dahulu, akan diperiksa kondisinya. Kami mendapatkan bantuan dari DVI. Kita akan periksa. Setelah itu disemayamkan di hanggar skadron dan akan dimakamkan di lokasi yang diminta keluarga," katanya.

Ia menambahkan lokasi kecelakaan dua pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 berada pada dua tempat yang berbeda. Namun titik lokasi kecelakaan tersebut keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan.

"Dua pesawat itu jatuh di tempat berbeda, satu di sebelah utara, dan satu lainnya agak ke selatan. Namun keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan," jelas Agung.

 

5. Total Empat Jenazah Ditemukan dan Sudah Dievakuasi

20151006-Kabut asap
Ilustrasi jenazah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto mengungkapkan, pihaknya bersama tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas telah mengevakuasi empat orang korban jatuhnya dua pesawat TNI AU Super Tucano di sekitaran dataran tinggi Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan,

"Total ada empat orang dalam dua pesawat yang jatuh itu. Jadi, satu pesawat masing-masing ada dua orang, pilot dan kopilot pesawat tersebut," ujar Gatot, Kamis 16 November 2023.

Gatot mengatakan bahwa empat orang korban pesawat jatuh itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kondisi tubuh juga diketahui dalam keadaan utuh.

"Jenazah sudah dievakuasi, dan sudah kita serahkan ke pihak TNI AU," ucapnya.

Gatot menyebut, kedua pesawat itu jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, namun lokasi berjauhan. Satu pesawat jatuh di sekitaran area perhutani blok Watugedek masuk Kecamatan Lumbang.

"Untuk pesawat satunya jatuh di area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di sekitaran Gunung Kundi, perbatasan Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo," tandas Gatot.

 

6. Tim Gabungan Kesulitan Evakuasi Dua Bangkai Pesawat TNI AU di Pasuruan

Jasad Pilot Pesawat TNI AU yang Jatuh Ditemukan Warga
Jasad Pilot Pesawat TNI AU yang Jatuh Ditemukan Warga

Meski begitu, Gatot mengatakan pihaknya bersama tim gabungan TNI-Polri dan Basarnas kesulitan mengevakuasi dua bangkai pesawat milik TNI AU yang jatuh di dataran tinggi Gunung Bromo, Kabupaten Pasuruan.

"Jadi, sementara baru bisa mengevakuasi korban dalam pesawat. Sedangkan badan pesawat masih belum, karena menuju lokasi sangat terjal," ujar Gatot.

Gatot menyampaikan, kedua pesawat itu jatuh di dua lokasi berbeda di Kabupaten Pasuruan. Satu pesawat jatuh di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.

Sementara itu, satu pesawat lagi jatuh di kawasan Gunung Kundi, Desa Wonorejo, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Ini adalah wilayah perbatasan antara Pasuruan dengan Probolinggo.

"Kami juga belum bisa membawa alat berat ke lokasi, karena lokasi yang terjal, jurang, dan akses memang susah untuk dijangkau," kata Gatot.

 

7. Dugaan Penyebab Jatuhnya Pesawat TNI AU Super Tucano di Pasuruan

4 PERWIRA TNI AU TEWAS DALAM KECELAKAAN PESAWAT SUPER TUCANO, DUGAAN KUAT AKIBAT CUACA BURUK
4 PERWIRA TNI AU TEWAS DALAM KECELAKAAN PESAWAT SUPER TUCANO, DUGAAN KUAT AKIBAT CUACA BURUK

Kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdul Saleh TNI Angkatan Udara di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur diduga akibat faktor cuaca buruk.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan bahwa akibat kondisi cuaca buruk menyebabkan pilot tidak memiliki jarak pandang maksimal.

"Sehingga ini murni akibat cuaca kelihatannya, namun, saya belum bisa memastikan karena harus ada penyelidikan lebih lanjut," kata Agung, dilansir dari Antara.

Agung menjelaskan, ada empat pesawat yang melakukan sesi latihan formasi rutin dalam penerbangan tersebut. Keempat pesawat itu, bergabung dalam sebuah formasi, dan kemudian terjadi cuaca buruk.

Menurutnya, pesawat saat melintas dalam kondisi cuaca buruk tersebut melakukan manuver untuk melepaskan diri. Namun, pada saat melakukan manuver tersebut, terjadi hilang kontak pada pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

"Dua pesawat lain berusaha naik dan ke luar dari awan. Pada saat itu dilakukan kontak, tidak bisa menghubungi. Dan setelah dua pesawat mendarat, mendapat laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat terjatuh di Kabupaten Pasuruan," katanya.

Ia menambahkan, saat ini TNI AU juga telah menerjunkan tim untuk mencari data recorder pesawat Super Tucano tersebut. Dalam data recorder itu, menyimpan berbagai informasi penting pada saat pesawat mulai terbang hingga terjadi kecelakaan.

"Data recorder pesawat ini, menyimpan rekaman suara, rekaman gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi, lokasi dan semua yang dibutuhkan," katanya.

Bagi masyarakat setempat, lanjutnya, diimbau untuk tidak menyimpan benda-benda yang terkait dengan kecelakaan pesawat tersebut. Serpihan badan pesawat itu diperlukan untuk melakukan penyelidikan dan mengetahui penyebab utama kecelakaan pesawat itu.

"Kami mohon, bila masyarakat menemukan peralatan dari pesawat tersebut mohon jangan dipindahkan, jangan dibawa, jangan disimpan. Karena itu dibutuhkan untuk penyelidikan," tandas Agung.

Infografis Menko Mahfud Md Sentil Isu Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Menko Mahfud Md Sentil Isu Netralitas TNI-Polri di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya