Kasus Pembunuhan Karyawan MRT, Polisi Temukan Sindikat Pemalsuan Bukti Transfer Bank

Terkait kasus pembunuhan karyawan MRT, polisi mengimbau kepada masyarakat yang berniat menjual kendaraannya melalui media sosial agar lebih berhati-hati dalam proses transaksi.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 17 Nov 2023, 18:59 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2023, 18:59 WIB
Pelaku pembunuhan karyawan MRT
Pelaku pembunuhan karyawan MRT. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Polisi menemukan adanya sindikat pemalsuan bukti transfer bank. Temuan ini setelah penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkap kasus pembunuhan karyawan MRT.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, ada seorang yang ahli untuk mengedit notifikasi e-banking. Orang itu di luar dari komplotan yang membunuh karyawan MRT.

"Kita sedang mendalami terkait dengan editing notifikasi salah satu bank ini, apakah notifikasi ini sering digunakan, apakah orang mengetahui untuk penipuan dan lain sebagainya kita akan pelajari agar tidak muncul lagi korban-korban lain/baru dengan modus yang sama," kata Hengki saat konferensi pers, Jumat (17/11/2023).

"Karena faktanya memang kita temukan bukti digital bahwa ada transaksi sebesar Rp465 juta itu sudah masuk dari pada rekening korban," sambung Hengki.

Terkait kejadian ini, Hengki mengimbau kepada masyarakat yang berniat menjual kendaraannya melalui media sosial agar lebih berhati-hati dalam proses transaksi.

"Kalau bisa transaksi di tempat yang ramai kemudian lebih dari satu orang jangan selalu mengikuti keinginan daripada pembeli apalagi sekarang ada modus notifikasi palsu seolah-olah transfer ini berhasil untuk meyakinkan korban nah ini hati-hati," ujar Hengki.

Dalam kasus ini, Kasubdit Resmob AKBP Titus Yudho Uly menerangkan, tersangka mengirimkan bukti transaksi palsu setelah bertemu dengan korban di salah satu unit apartemen kawasan Jakarta Selatan.

"Waktu ketemu diminta nomor rekening. Ketemunya di unit, dia kasih nomor rekening habis itu dia kasih bukti transfer," ujar dia.

Titus mengungkap, hasil pengecekan barang bukti digital ternyata ada orang lain yang mengirimkan bukti transfer palsu itu ke whatsApp salah satu tersangka. Orang itu pun kini sedang dalam pencarian

"Ada orang yang mengirim. Yang lagi dikembangkan itu," ujar dia.

Pembunuhan Karyawan MRT, Korban Sempat Dibius Namun Gagal

Polisi menggelar rilis kasus pembunuhan karyawan MRT.
Polisi menggelar rilis kasus pembunuhan karyawan MRT. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Karyawan MRT inisial DDY (39) meregang nyawa akibat dibunuh oleh kawanan penjahat. Jasad korban yang penuh luka dibuang ke Kanal Banjir Timur (KBT), Jalan Infeksi Cakung Timur, Jakarta Timur, Jumat 10 November 2023.

Terungkap, pembunuhnya merupakan orang yang hendak membeli mobil korban. Totalnya ada tiga orang yaitu R (29), IS (31) dan JS (48) pelaku yang ditangkap, satu orang lagi masuk daftar buron.

"Pembunuhan berencana ini sudah direncanakan jauh-jauh hari oleh komplotan ini, yang awalnya adalah bagaimana melakukan pencurian dengan kekerasan dengan cara membius korban. Jadi kalau membuat orang tidak sadar, tidak berdaya, itu termasuk dalam kategori kekerasan, dengan cara membius dengan obat, kemudian dilakukan pencurian kendaraan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Jumat (17/11/2023).

Hengki menerangkan, kejadian bermula saat korban mempromosikan kendaraan di akun media sosial facebook. Salah satu tersangka inisial R (29) tertarik untuk membelinya. Kemudian, mengundang korban untuk datang ke sebuah apartemen di kawasan Jaksel pada 9 November 2023. Ajakan itu pun disetujui oleh korban.

"Korban datang pada pukul 20.00 di salah satu apartemen. Nah sesuai rencana kemudian korban dibawa ke atas salah satu unit apartemen di Jakarta Selatan," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, tersangka mencoba membuat korban tak berdaya dengan memasukkan obat bius ke dalam minuman. Ternyata, upaya itu gagal.

Pelaku Mengubah Skenario

Tiga pelaku pembunuhan karyawan MRT. Polda Metro Jaya menyatakan, satu pelaku lainnya masih buron.
Tiga pelaku pembunuhan karyawan MRT. Polda Metro Jaya menyatakan, satu pelaku lainnya masih buron. (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Hengki mengatakan, tersangka mengubah skenario. Jadi seolah-olah telah menyetorkan uang ke rekening milik korban.

"Karena tidak ada pengaruh, kemudian dibuktikan lagi, 'ini mobilmu sudah kita bayar lunas'. Tersangka menunjukkan bukti transaksi yang sudah diedit. Dan ternyata korban juga memiliki m-banking di cek di rekeningnya ternyata belum masuk," ujar dia.

Hengki menerangkan, korban saat itu berniat mengurungkan proses transaksi jual-beli. Saat itu lah, tersangka memutar otak untuk menghabisi nyawa korban.

"Korban diperintahkan atau dibujuk untuk menunggu kemudian dibawa ke mobil seolah-olah akan diantar ke rumahnya sambil menunggu transfer masuk. Pada saat di Gerbang Tol Tebet Jakarta Selatan ini dilakukanlah pembunuhan tersebut dengan cara yang sangat sadis," ujar dia.

Hengki menyebut, jasad korban lalu dibuang di KBT di Cakung. Sementara itu, mobil korban dititipkan untuk dijual di Cikarang.

Hengki mengatakan, pihaknya mengungkap kasus tersebut dalam kurun waktu kurang lebih 1x24 jam setelah pembunuhan terjadi. Tiga orang tersangka bisa ditangkap. Hingga kini satu orang masih DPO dan masih dalam proses pengejaran.

"Kita bisa deteksi pelaku yang saat itu berniat untuk menyeberang Pulau Jawa ditangkap di Cilegon di salah satu hotel, ditangkap dua orang dikembangkan ke penadahnya dan saat ini sudah kita tampilkan tadi dan satu orang saat ini masih dalam pengejaran DPO," tandas dia.

Motif Pembunuhan Karyawan MRT

Ilustrasi Garis Polisi (AFP)
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Kepolisian mengungkap motif pembunuhan karyawan Moda Raya Terpadu (MRT) yang jasadnya ditemukan di Kanal Banjir Timur (BKT), Jakarta Timur. Dalam kasus ini, polisi telah menangkap tiga orang tersangka yakni yaitu R (29), IS (31) dan JS (48). Sementara satu pelaku lainnya masih buron.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Uly menerangkan, salah satu pelaku inisial R (29) sebagai pencetus ide dalam pembunuhan ini sedang terlilit uutang. Titus menyebut, nominal utang pelaku mencapai Rp3 miliar.

"Motif dari para pelaku adalah ekonomi, yang mana saudara R memiliki utang 3 M. Para pelaku ingin mengambil barang korban dengan cara menghilangkan nyawa korban," kata Titus dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023)

Titus mengatakan, pelaku kemudian berpura-pura menjadi pembeli mobil Toyota Fortuner tahun 2020 milik korban.

Saat itu, pelaku bertemu dengan korban dan menunjukkan bukti transfer palsu yang telah diedit. Karena korban tidak percaya terhadap bukti transfer palsu tersebut, korban pun memilih pulang.

"Kemudian diantar oleh para tersangka," ujar dia.

Titus mengatakan, para tersangka kemudian beraksi pada saat berada di perjalan mengantar korban.

"Pelaku menyayat leher dan menusuk beberapa kali ke dada korban," ujar dia.

Akibatnya, karyawan MRT ini meninggal dunia dan jasadnya dibuang ke sungai KBT. 

INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Soal Kejahatan Sosial Enginering yang Bobol Rekening Korban
INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Soal Kejahatan Sosial Enginering yang Bobol Rekening Korban (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya