Ini Peran Penting Mengedukasi Stunting di Kalangan Remaja

Remaja menjadi kelompok masyarakat yang harus diberi pemahaman mengenai stunting. Itu karena mereka di kemudian hari akan menjadi orangtua yang juga akan melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia (SDM) unggul.

oleh stella maris diperbarui 24 Nov 2023, 09:40 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 09:28 WIB
Genbest
Genbest Festival/Istimewa.

Liputan6.com, Malang Remaja menjadi kelompok masyarakat yang harus diberi pemahaman mengenai stunting. Itu karena mereka di kemudian hari akan menjadi orangtua yang juga akan melahirkan bibit-bibit sumber daya manusia (SDM) unggul. Dengan mengedukasi remaja, artinya pencegahan stunting dimulai sejak dini.

"Perlu dipahami pencegahan stunting harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah juga masyarakat, termasuk adik-adik semua," ujar Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK) Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Bambang Dwi Anggono, saat membuka kegiatan Genbestival di SMA Immanuel, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (23/11). 

Dihadapan para pelajar, Bambang juga menyampaikan kalau remaja dapat berperan menurunkan angka stunting dengan menjalani perilaku hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta pergaulan. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) terhitung sejak janin hingga anak berusia 23 bulan. 

Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Anak yang terlahir stunting tidak hanya akan memiliki tubuh pendek, namun juga berisiko memiliki tingkat kecerdasan rendah, yang dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif. Selain itu, anak yang terlahir stunting di usia tua juga rentan memiliki penyakit komorbid seperti darah tinggi ataupun diabetes.

Di tempat yang sama, Asisten 1 Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Batu, Susetya Herawan mengatakan pendidikan dan edukasi dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang pola hidup sehat dan gizi yang baik. Pemerintah Kota Batu berkomitmen menurunkan angka stunting dengan program orang tua asuh bagi balita stunting. 

Pemerintah Kota Batu juga memberikan pendampingan pada keluarga balita stunting dengan Program Ananda Bergizi yang merupakan singkatan dari Asuh dan Dampingi Balita Bermasalah Gizi yang melibatkan 66 pemangku kepentingan dan 1309 balita yang didampingi. Dokter yang juga selebriti Lula Kamal, yang hadir dalam acara tersebut, menyatakan untuk menciptakan generasi muda unggul harus dimulai sejak remaja. 

"Agar bayinya sehat, remaja sebagai calon pengantin (catin) harus paham mencegah stunting mulai dari sekarang," katanya. 

Oleh karena itulah penting menjaga kesehatan catin perempuan sejak dini, yakni dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) untuk mencegah anemia. 

"Karena catin perempuan akan mengalami menstruasi, anemia akan berdampak nantinya ketika mengandung dan merawat bayi," jelas Lula.

Lula juga mengingatkan pentingnya remaja memahami 1.000 HPK. Pada periode inilah organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan, serta organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang. 

"Karena anak dicap stunting saat usianya 2 tahun, jadi setelah usia 2 tahun tidak bisa diantisipasi," kata Lula.

Selain catin perempuan, catin laki-laki juga harus menjaga kualitas kesehatannya sejak dini. 

"Caranya tetap dengan mengonsumsi makanan gizi seimbang. Makan dengan gizi seimbang nggak mahal," kata Lula. 

Untuk mencegah stunting, makan gizi seimbang dapat dilakukan dengan panduan Isi Piringku. Isi Piringku menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50% buah dan sayur, dan 50% sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Kemenkominfo hingga kini terus melakukan dukungan pencegahan stunting dari hulu, salah satunya dengan kegiatan edutainment genbestival. Melalui pertunjukan seni yang diisi oleh para pelajar, Kemenkominfo berharap pesan-pesan tentang pencegahan stunting dapat disampaikan dengan cara yang santai dan menyenangkan. 

Selain pertunjukkan seni, Genbestival Kota Batu juga mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting, salah satunya dengan minum TTD bersama yang dilakukan secara simbolis. Selain itu juga dilakukan penyerahan buku bertajuk "Menuju Indonesia Emas Bebas Stunting" Susetya Herawan yang memuat informasi pencegahan stunting ini diharapkan dapat disebarkan kepada masyarakat Kota Batu. 

"Saya meyakini, insya Allah, generasi muda Kota Batu dan Jawa Timur mampu membantu pemerintah untuk menurunkan angka stunting sekaligus menjadi agen-agen komunikasi dengan menyebarkan informasi pencegahan stunting," kata Susetya. 

Genbestival yang diadakan di Kota Batu merupakan bagian dari kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. 

Secara keseluruhan kampanye Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Selain melalui media tatap muka, masyarakat dapat mengakses berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya