Viral Tawuran Siswa SD di Cirebon, Diduga Dipicu Salah Mengartikan Sosialisasi Bahaya Perundungan

Sebuah video aksi tawuran pelajar SD viral di media sosial. Tawuran tersebut ternyata terjadi Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 18 November 2023.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 24 Nov 2023, 15:07 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 15:06 WIB
Sebuah video aksi tawuran pelajar sekolah dasar (SD) viral di media sosial. Tawuran tersebut ternyata terjadi Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 18 November 2023. (YouTube Liputan6)
Sebuah video aksi tawuran pelajar sekolah dasar (SD) viral di media sosial. Tawuran tersebut ternyata terjadi Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 18 November 2023. (YouTube Liputan6)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video aksi tawuran pelajar sekolah dasar (SD) viral di media sosial. Tawuran tersebut ternyata terjadi Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 18 November 2023.

Video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan dua kelompok siswa SD terlibat baku hantam. Mereka saling pukul menggunakan tangan kosong.

Kepala SDN Wanasaba Lor, Angga Permana membenarkan adanya aksi tawuran siswa SD yang videonya viral di media sosial. Angga menjelaskan, tawuran itu diduga dipicu oleh sosialisasi bahaya perundungan dari mahasiswa kelompok kerja nyata (KKN).

Para mahasiswa itu memperlihatkan video-video perundungan dan kekerasan yang viral di media sosial, kemudian para murid diduga terpicu menirukan adegan tersebut.

"Dia salah mengartikan terkait sosialisasi (bahaya) perundungan yang dilakukan oleh mahasiswa," kata Angga dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Jumat (24/11/2023).

Kepala SDN 2 Wanasaba Kidul, Sri Elis Rangmiati mengaku, tak menyangka para siswa SD justru terlibat baku hantam setelah diberi sosialisasi tentang bahaya perundungan.

"Saya tanya sama mereka, sebenarnya mereka enggak ada rencana mau tawuran atau apa, tujuannya cuma mau selfie-selfie di sawah. Tadinya selfie-selfie jadi akhirnya pukul-pukulan. Setelah ditanya ternyata tidak ada masalah apa-apa," ungkap Sri.

Pihak kepolisian yang mengetahui kejadian tersebut kemudian mendatangi salah satu sekolah tempat para siswa SD yang terlibat tawuran. Bersama para orang tua siswa, polisi memediasi dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.

Para siswa yang ada dalam video dan terlibat tawuran diminta membuat surat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatannya.

"Kami langsung melaksanakan tindakan respons cepat, kami datangi di SD, ternyata betul ada kejadian tawuran anak-anak SD masih di bawah umur. Alhamdulillah kami bisa tangani, kami kawal melakukan mediasi dan menyelesaikan masalah tersebut dengan kekeluargaan," ujar Kanit Reskrim Polsek Talun, Aiptu Taufik Hidat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rusak Bus Umum Pakai Celurit, Belasan Pelajar di Bogor Diamankan

Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)
Ilustrasi garis polisi. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Belasan pelajar SMK swasta di Kota Bogor diamankan usai diduga melakukan pengrusakan bus umum tujuan Kampung Rambutan - Terminal Baranangsiang, Senin (20/11/2023) sore.

Kejadian berawal, bus Miniarta membawa penumpang dari beberapa pelajar SMP Kosgoro, SMK Bina Warga, SMK PGRI 2 Kota Bogor dan sejumlah penumpang dari kalangan orangtua.

Setiba di Jalan Soleh Iskandar sekitar pukul 16.00 WIB, sekelompok pelajar SMK tersebut menghampiri bus tersebut. Mengetahui hendak menyerang siswa yang berada di dalam bus, sang sopir langsung tancap gas.

Namun, remaja berseragam putih abu itu terus mengejar dan berhasil memecahkan kaca jendela sebelah kanan dengan menggunakan senjata tajam jenis samurai.

"Sopir berhasil membawa penumpang dengan selamat. Setiba Jalan Kedung Halang, sopir membelokkan busnya ke Mako Polresta Bogor dan menceritakan aksi yang dilakukan para pelajar itu," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso.

Setelah mendapat laporan, petugas polisi dari Samapta, Patmor dan Raimas bergerak ke lokasi. Setelah dilakukan penyisiran di kawasan Jalan Soleh Iskandar, petugas mendapati 13 pelajar yang diduga melakukan aksi penyerangan.

"13 siswa itu dari SMK Tri Dharma 1 dan Tri Dharma 2. Dari hasil penggeledahan kami juga menemukan sebuah celurit kecil," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya