Maruarar Sirait Pamit dari PDIP, Sekjen PSI Beri Kode Ajak Bergabung

Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Ara telah resmi mengundurkan diri dan pamit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jan 2024, 13:06 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 13:05 WIB
Konferensi Pers Jelang Final Piala Presiden 2018
Ketua Steering Committee, Maruarar Sirait, saat konferensi pers jelang laga final Piala Presiden 2018 di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (15/2/2018). Final dan semifinal Piala Presiden 2018 akan digelar di SUGBK Jakarta. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Ara telah resmi mengundurkan diri dan pamit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni memberi sinyal mengajak Maruarar Sirait bergabung dengan partainya. Sinyal tersebut diunggah melalui akun X, @RajaJuliAntoni.

"Salam dari kami dari Magelang, Bang @Maruarar_Sirait. Keputusan tidak mudah, mudah-mudahan tepat dan bermartabat. Perlu rumah perjuangan baru. Gelar karpet merah. Merah muda," cuit Raja Juli yang sudah dikonfirmasi oleh DPP PSI, Selasa (16/1/2024).

Sebelumnya, Maruarar Sirait resmi pamit dan keluar dari partai politik (parpol) yang diketuai Megawati Soekarnoputri itu. Maruarar Sirait memilih mengikuti jalan politik Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto, dan jajaran partai, karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDIP. Dan sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini," tutur Maruarar di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

Politikus yang akrab disapa Ara ini mendoakan agar PDIP tetap menjadi partai besar yang memperjuangkan Pancasila, kebenaran, dan keadilan. Dia lantas membeberkan alasannya keluar dari PDIP dan memilih mengikuti Presiden Jokowi.

"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia, kepercayaan publiknya proof ratingnya 75-80 persen, beliau sudah memperjuangkan banyak hal," kata dia.

"Bagaimana tegas menghadapi radikalisme, bagaimana membuat mayoritas saham Indonesia di Freeport dan bagaimana juga membantu rakyat kecil, dan juga memindahkan ibu kota, adanya pemerataan. Jadi, saya memilih bersama dengan Bapak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan. Mohon doa restunya," kata Ara menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Maruarar Sirait Minta Maaf Atas Keputusannya

Kepada seluruh jajaran PDIP, Maruarar Sirait meminta maaf atas keputusannya itu. Pasalnya, dia yang menjunjung tinggi loyalitas malah akhirnya memilih berpaling dari partai tersebut.

"Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal tetap bersama PDI Perjuangan, tetapi ijinkanlah dengan keterbatasan saya pamit. Semoga PDI Perjuangan mendapatkan kader yang lebih baik, lebih loyal, lebih profesional, dan lebih berkualitas dari saya. Mohon pamit, merdeka," Maruarar menandaskan.

 


PDIP Menerima

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya telah menerima sikap tersebut, terlebih belakangan Maruarar Sirait tampak berhasil sebagai seorang pengusaha.

"DPP partai menerima pengunduran diri Pak Ara Sirait. Terlebih dengan kondisi Pak Ara sekarang yang sudah semakin berhasil sebagai pengusaha. Beberapa foto Pak Ara dengan pengusaha menunjukkan keberhasilan itu," tutur Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Selasa (16/1/2024).

Menurut Hasto, DPP PDIP menerima laporan dari Wasekjen PDIP Utut Adianto perihal pengunduran diri Maruarar Sirait yang juga dilakukan dengan penyerahan KTA partai.

"Menjadi anggota partai didasarkan pada prinsip kesukarelaan demikian halnya untuk tidak menjadi anggota dapat mengajukan pengunduran diri," jelas dia.

Hasto menyatakan, pengunduran diri Maruarar Sirait menjadi koreksi internal PDIP terhadap berbagai upaya melanggengkan kekuasaan, hingga mesti terjadi pelanggaran etik berat yang dilakukan oleh hakim Anwar Usman melalui manipulasi hukum di MK.

"Pengunduran diri tersebut sebagai bagian dari konsolidasi kader Partai, mengingat pengunduran diri terjadi pada saat partai sedang berjuang untuk menempatkan kedaulatan rakyat sebagai hukum tertinggi di dalam menentukan pemimpin," Hasto menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya