Liputan6.com, Jakarta Mahfud Md mengaku sangat menghormati Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dibuktikan dengan tidak langsung angkat kaki dari Kabinet Indonesia Maju meski sudah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
"Sampai ada keppres (keputusan presiden), sampai ada, kalau belum ada tapi saya pergi, kan colong playu (kabur)," ujar Mahfud Md di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga
Selain tidak akan kabur, Mahfud menegaskan kehadirannya pada sore hari ini di Istana Merdeka Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi adalah bagian dari rasa hormat tersebut.
Advertisement
Mahfud menyatakan diangkat dengan hormat oleh Presiden Jokowi sebagai Menko Polhukam sejak 4,5 tahun yang lalu. Maka dari itu, Mahfud juga akan undur diri dengan cara terhormat yakni melalui surat yang disampaikan secara langsung ke Jokowi.
Mahfud juga menceritakan antara dirinya dan Jokowi tidak ada ketegangan saat meminta berhenti dari jabatannya. Justru sebaliknya, Mahfud mengaku banyak bergurau dan berdiskusi singkat bagaimana bangsa Indonesia harus semakin maju ke masa depan.
"Tadi banyak bergurau dan bicara bahwa negara ini harus dibangun ke depan sesuai dengan tujuan negara kita," tutur Mahfud.
Cawapres yang diusung PDIP itu pun menggambarkan respons dari Presiden Jokowi saat menerima surat darinya adalah kekaguman. Sebab, tidak ada Menko Polhukam yang menjabat di kabinet Jokowi lebih lama dari dirinya.
"Pak Presiden mengatakan bahwa Pak Mahfud ini adalah Menko Polhukam terlama sepanjang pemerintahan Jokowi. Dulu Pak Tedjo tidak sampai setahun. Pak Luhut setahun 4 bulan. Pak Wiranto 3,5 tahun. Saya hampir 4,5 tahun," ujar Mahfud menirukan respons Jokowi.
Tiga Poin di Surat Pengunduran Diri Mahfud yang Diserahkan ke Jokowi
Mahfud Md resmi mengajukan surat permohonan berhenti sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum Keamanan (Menko Polhukam). Surat itu disampaikannya secara langsung kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis sore (1/2/2024).
Mahfud mengaku isi surat tersebut hanya berisi tiga hal. Dia mengungkap, hal pertama adalah rasa terima kasih dan hormatnya kepada Presiden Jokowi atas amanat yang dititipkan kepadanya pada pada 4,5 tahun yang lalu sebagai Menko Polhukam.
"Pertama, saya menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo yang pada 23 Oktober 2019 mengangkat/melantik saya sebagai Menko Polhukam dan menyerahkan SK pengangkatannya dengan penuh penghormatan kepada saya dan kehormatan saya kepada beliau pada saat itu," kata Mahfud Md di Kantor Kepresidenan Jakarta.
Poin kedua, lanjut Mahfud, surat yang ditulisnya berisi substansi permohonan berhenti dari jabatan Menko Polhukam dan poin ketiga adalah permohonan maaf bila selama pengabdiannya masih banyak kekurangan.
"Hal ketiga saya mohon maaf kepada beliau (Presiden Jokowi) kalau memang ada masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik," ungkap Mahfud.
Mahfud melihat, penerimaan Presiden Jokowi sangat baik dan pembicaraan berlangsung dari hati ke hati dengan suasana kekeluargaan.
"Alhamdulilah Bapak Presiden sama dengan saya. Kita bicara dari hati ke hati dan penuh kekeluargaan dan sama-sama tersenyum," lega Mahfud.
Mahfud memastikan pertemuannya bersama Presiden Jokowi tidak menyisakan kekesalan. Justru sebaliknya, obrolan keduanya yang berlangsung selama lebih dari 10 menit tersebut diisi dengan nostalgia.
"Tidak ada ketegangan apa pun. Kita tersenyum, gembira, bercerita masa lalu ketika kita mulai bekerja," tandas Mahfud.
Sebagai informasi, Mahfud Md hadir menghadap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta. Pantauan di lokasi, Mahfud tiba sekira pukul 16.30 WIB.
Keduanya langsung bertemu secara tertutup empat mata sampai akhirnya Mahfud menemui awak media untuk jumpa pers.
Advertisement
Sekjen PDIP Ragu Prabowo Berani Ikuti Jejak Mahfud Mundur dari Kabinet Jokowi
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ragu Menteri Pertahanan yang juga calon presiden (capres) nomor urur 02 Prabowo Subianto akan mengikuti jejak cawapres nomor urut 03 Mahfud Md untuk mundur dari kursi kabinet.
Sebab, kata Hasto, anggaran di Kementerian Pertahanan (Kemhan) sangat besar, sehingga rasanya sayang untuk dilepas.
"Ya meskipun anggaran di sana besar sekali, sehingga rasanya kalau mundur dengan anggaran sebesar itu sayang," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (1/2/2024).
Meski demikian, Hasto berharap sikap bijaksana Mahfud Md yang memilih mundur dari Menko Polhukam dapat dicontoh oleh pasangan lain lain yang masih menjadi pejabat negara.
"Keputusan (mundur) diambil dengan bijak, diambil dengan niat baik dan itulah yang telah dilakukan oleh Prof Mahfud Md. Semoga keteladanan integritas dari Prof Mahfud Md ini dapat menular, termasuk ke Pak Prabowo, sehingga (mundur)," ujar Hasto.