Selisih Suara dengan PDIP Tipis, Pengamat Sebut Golkar Bisa Jadi Penguasa DPR

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai tak menutup kemungkinan Partai Golkar akan mendapat kursi terbanyak di parlemen meski suara PDIP lebih tinggi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 23 Feb 2024, 08:42 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2024, 08:41 WIB
Ribuan Kader Hadiri Kampanye Akbar Partai Golkar di Istora Senayan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan pidato politik saat Kampanye Akbar Partai Golkar di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (9/4). Kampanye akbar dihadiri ribuan kader dan simpatisan Golkar se-Jabodetabek dan Bandung. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar berpotensi meraih kursi terbanyak di parlemen usai Pemilu 2024 meski Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang meraih suara tertinggi hasil perhitungan suara. 

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago meniliai, tingginya jumlah suara nasional biasanya diikuti jumlah kursi di Senayan yang juga akan tinggi. Tapi dalam dalam perhitungan suara KPU, meski perolehan suara PDIP unggul secara nasional, namun secara sebaran suara Partai Golkar lebih banyak di 15 provinsi, sementara PDIP hanya 9 provinsi.

"Sebetulnya memang menarik ya, Golkar jumlah suara nasionalnya biasa melewati jumlah kursi, memang terutama sebaran Golkar lebih merata ya. Yang pertama partai Golkar partai yang luar biasa untuk bisa mengambil kursi-kursi terakhir itu," kata Pangi kepada Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

Sehingga tak menutup kemungkinan Partai Golkar akan mendapat kursi terbanyak di parlemen dan menjadi penguasa DPR meski suara PDIP lebih tinggi. "Jumlah suara sah nasional PDIP menang, tapi jumlah kursi Golkar menang bisa iya, bisa tidak," ujar dia.

"Apakah kemudian melampaui kursi PDIP? Itu jadi tantangan tersendiri bagi Golkar," imbuhnya.

Meski demikian, Pangi menilai tidak mudah melampaui jumlah kursi PDIP. Mengingat saat ini PDIP memperoleh 16,94 persen suara, sementara Golkar 15,02 persen.

"PDIP kan 17 anggaplah Golkar 15, berarti kan 2 persen, 2 persen itu kan sama dengan 4 juta lebih suara," ujar Pangi.

Menurut Pangi, selisih hampir 4 juta suara sangat tinggi dan tak mudah untuk melampauinya. Hal itulah yang menjadi tantangan besar bagi Golkar. "Saya pikir enggak semudah itu juga," Pangi menegaskan.

Suara PDIP Unggul di Real Count KPU

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani memimpin senam pada hari kedua rakornas
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP nonaktif Puan Maharani memimpin senam pada hari kedua rakornas, Jumat (11/1/2019). (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) tengah melangsungkan perhitungan suara atau real count pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Dalam pemilu 2024 ini, sebanyak 24 partai politik (Parpol) mengikuti pemilihan legislatif (Pileg) di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota dan 7.277 desa yang tersebar di seluruh Indonesia.

Berdasarkan hasil sementara Real Count KPU, pada Selasa (20/2/2024) pukul 21.00 WIB dengan total akumulasi suara masuk 59,22%, tercatat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) unggul di posisi puncak dengan raihan suara 16,94% atau 11.150.394 suara.

Kemudian disusul oleh Partai Golongan Karya (Golkar) dengan perolehan suara 15,02% atau 9.890.410 suara, dan partai Gerindra di posisi ketiga dengan raihan suara 13,38% atau 8.810.213 suara.

Meskipun perolehan suara PDIP unggul secara nasional, namun secara sebaran suara di 38 provinsi. Partai Golkar justru unggul di 15 provinsi, disusul PDIP di 9 Provinsi, Partai Gerindra di 5 Provinsi dan Partai NasDem di 5 Provinsi.

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024

Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Nomor Urut 18 Parpol Peserta Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya