Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri mengaku ada pihak ketiga yang bermain dalam kasus penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens. Pihak itu diduga memanfaatkan isu penyanderaan untuk kepentingan kelompok dan pribadi, atas nama organisasi perjuangan Papua Merdeka.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Papua usai menggelar pertemuan tertutup dengan Atase Kepolisian New Zealand, di Polda Papua lama, Kota Jayapura, Senin (26/2/2024) lalu.
Baca Juga
“Ada pihak lain yang memang sengaja menghambat, menghalang-halangi supaya proses negosiasi yang sudah dilakukan dan mau menuju titik temu ini tidak berhasil,” ungkap Fakhiri dalam keteranganya, dikutip Kamis (29/2/2024).
Advertisement
Menurutnya, pihak ketiga tersebut dengan sengaja mengangkat isu Papua Merdeka ke pemerintahan New Zealand. Sebagaimana propaganda yang kerap dilontarkan pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Sudah kami sampaikan tadi di pertemuan dan mereka memahami hal tersebut dan tetap memberikan kepercayaan penuh kepada kami TNI-Polri di Papua untuk terus bekerja membebaskan Kapten Phillips,” tuturnya.
“Karena sekali lagi itu kepentingan dari kelompok itu sendiri, baik Benny Wenda maupun Sebby Sembom yang selalu berkoar-koar di luar tentang isu-isu Papua dan sudah kami sampaikan ke mereka agar pernyataan itu tidak usah didengarkan,” tambah dia.
Dia juga mengaku bila pihak Selandia Baru hingga saat ini tetap sepakat untuk mempercayakan pembebasan Kapten Phillips ke pemerintah Indonesia.
“Bahwa mereka tetap sepakat urusan itu urusan Philips itu urusan daripada Indonesia. Dan mereka tidak mencampuri urusan tersebut dan tetap masih mengakui Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas Fakhiri.
TNI Polri Terus Berupaya Bebaskan Pilot
Sehingga, Jenderal Polisi Bintang Dua tersebut menjelaskan bila sampai saat ini pihaknya dibantu TNI masih terus bekerja keras untuk membebaskan kapten Philips.
“Kami terus bekerja sama dengan teman-teman TNI dan hingga kini kami masih menerapkan pola soft lewat negosiasi yang melibatkan semua pihak, termasuk Pemerintah setempat, Gereja, masyarakat dan para Tokoh disana untuk pembebasan Kapten Phillips,” jelas Irjen Fakhiri.
Kapolda mengaku hingga kini pihaknya telah mengetahui keberadaan kapten Philips dan kondisi kesehatannya, namun pihaknya masih berupaya bernegosiasi agar KKB yang menyandera Kapten Philips bisa membebaskan Philips tanpa adanya korban.
“Sudah kita pantau, lokasi mereka dimana, bagaimana kesehatan Philips, namun kami masih terus negosiasi agar kapten Philips bisa dibebaskan tanpa ada jatuh korban, sehingga proses ini memang akan memakan waktu,” ungkapnya
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement