Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan bahwa pola arus mudik Lebaran Idul Fitri 1445 H/2024 M mengalami pergeseran. Bahkan jarak tempuh kendaraan di Tol Trans Jawa dari arah Jakarta pada periode arus mudik 2024 lebih cepat dari tahun sebelumnya.
Hal ini disampaikan Kapolri usai mendengarkan paparan terkait evaluasi penanganan arus mudik lebaran 2024. “Baru saja kita mendengarkan presentasi terkait dengan evaluasi sementara berkenaan arus mudik di tahun 2024,” kata Sigit kepada awak media, Selasa (9/4/2024).
Baca Juga
Semisal untuk pelaksanaan arus mudik di jalur Tol Trans Jawa mulai dari empat gerbang tol utama di KM 50 sampai dengan KM 414 GT Kalikangkung, ditemukan peningkatan arus kendaraan dan bergesernya waktu puncak arus mudik satu hari lebih cepat dari tahun 2023.
Advertisement
“Jadi tadi dilaporkan bahwa terjadi persebaran, terjadi penambahan jumlah sekitar 6 sampai 7 (persen), dibandingkan mudik tahun 2023. Namun untuk puncak arus mudiknya bisa terlampaui dengan baik,” kata Sigit.
“Jadi kalau tahun 2023 itu (puncak arus mudik) di H-3, kali ini bergeser di H-4 dengan tingkat puncak arus mudiknya yang turun, dan ini tersebar di hari-hari sebelumnya,” tambah dia.
Didapati juga pencapaian waktu tempuh yang lebih cepat daripada tahun sebelumnya. Menurut dia, pemudik dari Jakarta ke Jawa Tengah hanya butuh waktu 6 jam sampai 7 jam, lebih cepat 1 jam dari arus mudik 2023 yakni 8 jam.
Oleh sebab itu, dari hasil manajemen arus mudik 2024 yang berjalan baik dan dipadukan dengan evaluasi arus mudik 2023, maka didapat satu rumusan yang lebih baik untuk persiapan arus mudik 2025.
“Ini sudah bagus dan tentunya dengan membandingkan tahun 2023 dan 2024. Maka tadi, didapatkan satu rumusan untuk menghadapi arus mudik nanti di tahun 2025,” kata Kapolri.
Evaluasi Contraflow Pasca-Kecelakaan di KM 58
Selain itu, Sigit juga menyatakan akan melakukan evaluasi contraflow pasca-kecelakaan maut di Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 58 yang menewaskan 12 orang penumpang.
“Di sisi lain, tentunya rekan-rekan juga tahu, kita juga tentunya harus melakukan evaluasi terkait dengan adanya musibah yang terjadi di kilometer 58 di jalur contraflow,” kata Sigit.
Menurut Sigit, perlu adanya sosialisasi dan pengawasan lebih masif lagi khususnya kepada para pengguna jalan, agar mempersiapkan diri dengan baik. Sedangkan untuk petugas akan menyiapkan tes kesehatan lebih masif.
Tes tersebut seperti urine, narkoba alkohol guna mengetahui bahwa kondisi sopir selama menjalankan mudik lebaran dalam keadaan prima.
“Namun di sisi lain, tingkat kelelahan, ini juga kita ingatkan agar jangan dipaksakan. Sehingga kemudian tentunya ini akan berdampak fatal apabila dipaksakan,” ujarnya.
“Oleh karena itu, pada waktunya istirahat tidak dipaksakan ingin cepat sampai tujuan, sehingga kemudian menimbulkan masalah. Mungkin beberapa hal ini yang menjadi catatan kita untuk kita lakukan perbaikan,” sambungnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Merdeka.com
Advertisement