Kasus DBD di Jaksel Menurun Signifikan, dari 221 Turun Jadi 65 di Bulan April

Upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang gencar dilakukan oleh berbagai pihak

oleh Muhammad Ali diperbarui 17 Apr 2024, 06:57 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2024, 06:52 WIB
Fogging Cegah Demam Berdarah
Petugas melakukan pengasapan atau fogging di kawasan perumahan Jalan Delima Raya, Jakarta Barat, Senin (25/10/2021). Pemyemprotan guna membasmi nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit demam berdarah (DBD) saat musim hujan di kawasan pemukiman warga. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan melaporkan bahwa pada pertengahan bulan April, hanya terdapat 65 kasus DBD. Hal ini menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada Maret 2024.

Kepala Sudinkes Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, menyatakan pada pertengahan Maret 2024, tercatat 221 kasus DBD di Jakarta Selatan. Namun, angka ini menurun drastis menjadi 65 kasus pada pertengahan bulan April.

Yudi menjelaskan bahwa penurunan kasus DBD ini dapat terjadi berkat upaya keras dari berbagai pihak dalam menerapkan PSN di berbagai tingkat. Data juga menunjukkan bahwa pada Maret 2024, kasus DBD di Jakarta Selatan mencapai puncaknya dengan 507 kasus, lebih tinggi dibandingkan bulan Januari, Februari, dan April.

"Sekarang kasus DBD di Jaksel tercatat nomor empat tertinggi dibandingkan daerah lainnya," tuturnya, yang dikutip dari Antara, Rabu (17/4/2024).

Yudi menambahkan pada bulan Maret, terdapat kasus kematian akibat DBD di Kecamatan Kebayoran Lama. Pasien tersebut datang ke puskesmas dalam keadaan koma dan meninggal dunia hanya tiga jam setelahnya.

Pasien sebelumnya telah mendatangi puskesmas, namun saat diminta untuk tes laboratorium, pasien memutuskan untuk pulang. Tiga hari kemudian, pasien datang kembali dalam kondisi koma. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa jumlah trombosit pasien DBD telah turun drastis menjadi hanya 40 ribu, jauh di bawah angka normal 150 ribu.

 

Lakukan PSN Dua Kali Seminggu

Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, telah meminta jajarannya untuk meningkatkan pelaksanaan PSN menjadi dua kali dalam seminggu, karena kasus DBD terus meningkat bahkan menyebabkan kematian. Munjirin juga menekankan pentingnya peran jumantik (juru pemantau jentik) yang mandiri dan melakukan pemeriksaan di setiap rumah serta memberikan edukasi kepada masyarakat.

Dalam upaya menekan kasus DBD yang tinggi, waktu pemeriksaan PSN pada hari Jumat juga ditambahkan menjadi dua kali dalam seminggu. Hal ini dilakukan agar penanganan DBD dapat dilakukan secara lebih intensif dan efektif.

Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan kasus DBD di Jakarta Selatan dapat terus ditekan dan jumlahnya semakin berkurang.

 

 

Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Tips Waspada DBD Saat Kasus Meningkat Drastis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya