Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024: Nostalgia KRI Dewaruci di Perairan Aceh

Irini Dewi Wanti menuturkan, MBJR merupakan momentum untuk menyebarluaskan informasi tentang potensi kekayaan Indonesia tentang Jalur Rempah.

oleh Nasrul Faiz diperbarui 25 Jun 2024, 01:03 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2024, 01:03 WIB
KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan CT-1 Sabang, Aceh
KRI Dewaruci bersandar di Pelabuhan CT-1 Sabang, Aceh (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

Liputan6.com, Jakarta - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci hadir untuk pertama kalinya di perairan Nusantara pada tahun 1954. KRI Dewaruci pertama kali dinahkodai komandan yang bernama Roosenow. Adapun Teluk Sabang di Pulau Weh, Aceh, menjadi kota pertama di tanah air yang disambangi KRI Dewaruci pada masa itu.

Kini, sejarah kembali terulang di mana KRI yang memiliki 3 tiang utama, 16 layar, dan memiliki panjang kapal 58,30 meter dan lebar 9,5 meter itu kembali mengunjungi perairan Aceh, tepatnya di Pelabuhan CT-1 Kota Sabang.

Kunjungan kali ini adalah untuk membawa misi pelayaran pada Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Direktur Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti menuturkan, MBJR merupakan momentum untuk menyebarluaskan informasi tentang potensi kekayaan Indonesia tentang Jalur Rempah.

"Saya harap ini menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara Adidaya Budaya dengan seluruh potensi yang terus dilestarikan hingga ke mancanegara.” kata Irini dalam keterangannya, Senin (24/6/2024)

Irini mengatakan, para Laskar Rempah (sebutan bagi para peserta), akan melakukan berbagai kegiatan di titik persinggahan dan khusus tahun ini, salah satu titiknya adalah Malaka, Malaysia.

"Ini dilakukan juga dalam rangka mendukung Jalur Rempah sebagai salah satu jalur pelayaran dunia di mana ke depannya kita akan menominasikan Jalur Rempah sebagai Tentative Lists UNESCO,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, Irini juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak seperti Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal), Pemerintah Daerah Kota Sabang dan seluruh masyarakat Kota Sabang yang telah menyambut KRI Dewaruci dan Laskar Rempah dengan penuh antusias.

Simbol Hubungan Antardaerah

Penyambutan Peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 di Sabang, Aceh.
Penyambutan Peserta Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 di Sabang, Aceh. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

Sementara itu, Kolonel Laut (P) Gita Muharram, menyebut bahwa pelayaran KRI Dewaruci melalui titik-titik Jalur Rempah mengandung sejarah budaya, historis, dan peradaban yang penting bagi simbol hubungan antardaerah.

Kegiatan MBJR, kata dia, memberi kesempatan kepada 75 Laskar Rempah terpilih untuk menjelajahi 7 kearifan lokal di tiap lokasi yang sarat akan berbagai kekayaan budaya.

"Kegiatan ini akan mengingatkan generasi muda pada masa kejayaan dan peristiwa masa lalu yang ada di Kota Sabang dalam aktivitas perdagangan rempah-rempah," ucapnya.

Ia berharap MBJR menjadi wahana untuk mengaktifkan kembali Jalur Rempah yang dahulu pernah ada. Selain itu juga menghubungkan titik-titik rempah dan mempererat budaya antarwilayah.

“Semoga ke depan akan banyak program yang bisa menjayakan Kota Sabang seperti dulu,” pungkasnya.

Bakal Berlabuh ke Malaka

Sebelumnya, KRI Dewaruci telah berlayar dari Dumai, Riau pada Rabu (19/6) dan tiba di Sabang, Aceh pada Sabtu (24/6) pagi.

Selama perjalanan, Kapal telah berlayar melintasi Selat Malaka, melewati perairan yang strategis dan bersejarah dalam perdagangan rempah-rempah di Asia Tenggara.

Setelah singgah di Sabang, KRI Dewaruci akan kembali melanjutkan pelayaran menuju Malaka, (Malaysia), kemudian Tanjung Uban, (Kepulauan Riau), Lampung dan terakhir kembali ke Jakarta. Seluruh pelayaran dimulai pada tanggal 7 Juni hingga 17 Juli 2024.

Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya