Liputan6.com, Jakarta - Ramai diberitakan selebgram Ella Nanda Sari Boru Hasibuan meninggal diduga usai sedot lemak, menjadi perhatian publik. Menurut dokter ahli, penanganan sedot lemak dibutuhkan beberapa prosedur sebelum melakukan tindakan tersebut.
Seorang dokter bedah plastik Rumah Sakit Universitas Indonesia, dr. Ruth Fitri Margareta Lumbuun mengatakan, pasien yang akan menjalani tindakan sedot lemak atau liposuction, perlu dilakukan sesuai indikasi untuk meminimalisir risiko dan komplikasi. Indikasinya untuk mengurangi lemak-lemak pada area tertentu, misalnya pada perut, lengan, paha, leher dan sebagainya.
Advertisement
“Tindakan ini bukan untuk menurunkan berat badan, tapi menghilangkan lemak berlebih di salah satu bagian tubuh,” ujar Ruth, Senin (29/7/2024).
Ruth menjelaskan, untuk mengurangi resiko dan bahaya, perlu dilakukan screening terlebih dahulu sejak awal. Hal itu perlu dilakukan sebelum melaksanakan operasinya.
“Kita tanyakan dulu ke pasiennya, apakah ada riwayat penyakit sebelumnya, misalnya darah tinggi, kencing manis dan penyakit lain yang bisa menjadi penyulit saat operasi,” jelas Ruth.
Usai menanyakan riwayat penyakit, pasien diminta untuk persiapan operasi dengan mengecek lab lengkap dan persiapan lainnya. Ruth mencontohkan, apabila pasien pada usia lebih tua, dapat diminta periksa jantung dan sebagainya, serta menanyakan ke dokter anastesi.
“Tindakan sedot lemak bisa dibius lokal saja atau bisa dibius umum yang dilakukan anastesi. Kalau memang misalnya butuh bius umum, kita bisanya konsultasi dulu ke dokter anestesi agar persiapannya itu baik,” terang Ruth.
Adapun terkait bahaya atau tidaknya sedot lemak, tergantung pada persiapan yang dilakukan sebelum operasi. Apabila persiapan sedot lemak telah matang, akan relatif aman untuk dilakukan.
“Kalau pembuluh darah itu kan banyak ya, di seluruh tubuh kita ada, bukan hanya di lengan saja, dan ditubuh kita ada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah besar,” kata Ruth.
Ruth mengungkapkan, penanganan sedot lemak dibagi menjadi dua. Adapun lemak yang dapat disedot merupakan lemak yang dapat dicubit. Untuk lemak yang berada lebih dalam atau di dalam organ, tidak bisa dilakukan liposuction, karena letaknya di dalam.
“Untuk sedot lemak, cenderung dilakukan di atas otot, sehingga seharusnya dapat dilakukan secara aman asal dilakukan oleh dokter yang berkompeten dan dengan teknik yang benar,” ungkap Ruth.
Saat disinggung soal pembuluh darah yang pecah saat sedot lemak seperti yang dialami Selebgram Ella, Ruth tidak mengetahui letak dari pembuluh darah yang pecah. Namun risiko perdarahan itu ada untuk semua operasi.
“Risiko perdarahan itu bukan hanya liposuction saja, risiko perdarahan itu mungkin terjadi, tapi pembuluh darah di bagian mana, menyebabkan sampai kondisi pasien bagaimana, itu musti ditelaah lebih lanjut, kalau misalnya pasien diautopsi untuk tahu pembuluh darah apa,” terang Ruth.
Disinggung soal kompetensi dokter yang dapat melakukan operasi sedot lemak, Ruth menuturkan, harus dilakukan dokter yang memiliki kompetensi dari dokter bedah plastik.
“Setahu saya yang punya kompetensi sedot lemak itu dokter bedah plastik, jadi harus memang dokter yang berkompeten,” pungkas Ruth.
Polisi Lakukan Penyelidikan
Sebelumnya, Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana mengatakan, Polres Metro Depok belum melakukan pemeriksaan lebih dalam terhadap dokter yang menangani korban. Korban sempat melakukan sedot lemak ditangani satu dokter dan dua perawat.
"Satu dokter dan dua orang perawat ini menyatakan, bahwa memang ada di mana pembuluh darahnya pecah sehingga mengakibatkan korban harus dirawat intensif dan akhirnya meninggal dunia," ujar Arya, Minggu (28/7/2024).
Arya menjelaskan, Polres Metro Depok belum dapat menyimpulkan penyebab kematian korban. Menurutnya, penyebab kematian korban dapat disimpulkan baik berdasarkan hasil dari keterangan dokter maupun hasil autopsi.
"Apakah karena pembuluh darahnya pecah lalu meninggal dunia atau yang lain, kita nggak tahu. Karena itu hanya dokter yang tahu," kata dia.
Advertisement
Polisi Periksa Dokter
Berdasarkan keterangan sementara dari dokter, lanjut Arya, saat itu korban melakukan sedot lemak pada lengan kiri dan lengan kanan. Setelah satu lengan berhasil dilakukan penanganan, namun pada penanganan lengan yang lain ternyata terdapat masalah.
"Dua saksi yang kami interogasi yakni dokter dan suami pemilik klinik," ucap Arya.
Polres Metro Depok akan memeriksa keabsahan klinik yang melakukan sedot lemak, mulai dari perizinan, kapabilitas dokter, dan sertifikasi dokter. Menurutnya, dokter yang melakukan penanganan sedot lemak, perlu memiliki sertifikasi.
"Jadi dokter nya ini punya sertifikasi itu, apakah dia memang bidang nya khusus di bidang itu, nanti itu akan kita dalami dan akan kita periksa secara resmi," tegas Arya.
Polisi hingga kini belum mendapatkan sertifikasi maupun ijazah dari dokter yang menangani korban apakah spesialis kecantikan atau bukan. Saat kejadian, dokter yang melakukan sedot lemak berinisial A dan dua perawat yang membantu T dan K.
"Kita belum tahu karena kita belum lihat ijazah nya, kalau pemilik klinik berinisial W," pungkas Arya.