Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Menlu: Indonesia Dorong Gencatan Senjata di Gaza

Indonesia terus mendorong agar bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat tersalurkan tanpa hambatan. Kemudian, Indonesia mendorong terwujudnya perdamaian yang berdasarkan two state solution atau solusi dua negara.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Agu 2024, 11:36 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 11:35 WIB
Yahya Sinwar
Ia menambahkan bahwa Sinwar selalu terlibat dalam negosiasi untuk gencatan senjata dengan Israel. (Mohammed ABED / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan sikap Indonesia terkait penunjukan Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Hamas yang baru menggantikan Ismail Haniyeh. Retno mengatakan Indonesia fokus mewujudkan perdamaian dan mendorong gencatan senjata di Gaza, Palestina.

"Kita fokus pada usaha penyelesaian perdamaian. Jadi kita jelas bahwa pertama kita mendorong agar terjadi ceasefire (gencatan senjata)," kata Retno kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Selain itu, kata dia, Indonesia terus mendorong agar bantuan kemanusiaan ke Gaza dapat tersalurkan tanpa hambatan. Kemudian, Indonesia mendorong terwujudnya perdamaian yang berdasarkan two state solution atau solusi dua negara.

"Kita tetap fokus, fokus kita akan kita jalankan terus," ucapnya.

Retno menyampaikan dirinya akan menerima delegasi dari Palestina pada Kamis sore ini. Dia akan menegaskan dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina untuk memperoleh kemerdekaan.

"Kita berada di depan untuk membantu misalnya negara-negara lain agar mendukung keanggotaan Palestina di PBB, mengakui Palestina," tutur dia.

"Kemudian, bagi UNRWA untuk dapat bekerja. Karena banyak sekali gangguan yang dialami oleh UNRWA yang dimana Indonesia mengatakan UNRWA perannya masih sangat penting untuk membantu para pengungsi Palestina," sambung Retno.

Profil Yahya Sinwar

Menurut Abu Abdallah, seorang anggota Hamas yang menghabiskan waktu bertahun-tahun bersamanya di penjara-penjara Israel, mengatakan bahwa Sinwar (61) adalah seorang putra terbaik.

"Ia membuat keputusan dengan sangat tenang, tetapi keras kepala dalam hal membela kepentingan Hamas," kata Abu Abdallah kepada AFP.

Bergabung Hamas Era Ahmad Yasin

Lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan, Sinwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.

Sinwar mendirikan badan keamanan internal kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan kemudian memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk mengusir dan menghukum warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.

Lulusan dari Universitas Islam di Gaza, ia mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel dan dikatakan memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.

Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.

Sementara pendahulunya, Haniyeh telah mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih suka memaksakan masalah Palestina ke permukaan dengan cara yang lebih keras.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya