Said Aqil Soal PBNU Kritik PKB: Jadikan Ini Sebagai Cambuk dan Obat

Said yang dulunya merupakan anggota Tim Lima Pendiri PKB itu mengatakan PKB di bawah kepemimpinan Abdul Muhaimin sejauh ini semakin maju.

oleh Muhammad Ali diperbarui 11 Agu 2024, 06:10 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2024, 06:06 WIB
Mantan Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Sirojd (Istimewa)
Mantan Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Sirojd (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode masa khidmat 2010-2021, Said Aqil Siradj menilai bahwa kritik-kritik dari PBNU terhadap PKB justru bakal membuat PKB semakin kuat. Dia mengatakan bahwa serangan, kritikan, dan penggerogotan yang terjadi hari ini sebagai cambuk atau jamu bagi PKB.

"Jadikan apa yang dihadapi hari ini sebagai cambuk. Jadikan sebagai jamu, pahit, tidak apa-apa asal sembuh," kata Said Aqil dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu 10 April 2024.

Said yang dulunya merupakan anggota Tim Lima Pendiri PKB itu mengatakan PKB di bawah kepemimpinan Abdul Muhaimin sejauh ini semakin maju. Pasalnya perolehan kursi di tingkat pusat bertambah, dari 58 kursi menjadi 68 kursi.

"Itu semua berkat Gus Muhaimin, dan teman-teman PKB di pusat dan daerah," kata dia dikutip dari Antara.

Dia pun mencontohkan bahwa saat ini pengurus wilayah PKB di daerah Bandung sedang dalam kondisi yang solid. Menurutnya kekompakan itu buah dari sinergi antara PKB dan NU di wilayah tersebut.

Dengan adanya dinamika yang terjadi saat ini, dia meyakini lambat laun PKB akan semakin kuat dan mendapatkan kepercayaan masyarakat. Di samping itu, dia menjelaskan bahwa tokoh pendiri PKB terdiri dari lima orang, yang kemudian disebut dengan Tim Lima. Dari lima anggota tersebut, menurutnya tiga orang sudah wafat.

"Dua orang masih hidup. Yakni, saya dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Tiga orang yang telah berpulang, Bapak Rozi Munir, Bapak Ahmad Bagdja, dan Bapak Mustopa Zuhad," kata dia.

Sebelumnya, PBNU telah membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertujuan untuk merebut PKB agar kembali kepada ideologi awalnya. Hal tersebut dilakukan lantaran elit PBNU melihat PKB tidak lagi berada dalam jalur ideologi NU dan hanya dikuasai oleh Muhaimin Iskandar serta kroni-kroninya saja. Pembentukan pansus akan menyerupai tim yang awalnya melahirkan PKB di masa lalu.

Salin Sindir Pucuk Pimpinan

Hubungan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin memanas. Saling sindir antar puncuk pimpinan tak bisa dihindari.

Teranyar, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya yang mengibaratkan kader PKB yang menyimpang dari NU seperti mobil rusak.

Hal itu dibalas oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin melalui akun X pribadinya, Sabtu (3/8/2024) @cakimiNow.

“Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa gak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU?,” tulis Cak Imin seperti sebagian dikutip Minggu (4/8/2024).

Cak Imin menegaskan, prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak. Dia pun mensyukuri, hal itu sebagai keberhasilan para kadernya yang tidak lagi bergantung pada siapapun.

Padahal, menurut Cak Imin, saat Pemilu 2024 telah terjadi penggembosan yang dilakukan Yahya dan Saipul sebagai sekjen PBNU. Namun hasilnya, justru sebaliknya.

“Perolehan PKB meningkat tajam. Omongan Yahya dan Saipul tidak laku,” demikian seperti sebagian dikutip.

 

Elite PBNU Diminta Lakukan Introspeksi

Cak Imin mewanti, jika elite PBNU tidak segera melakukan intospeksi, maka PBNU bisa melanggar khittohnya sebagai organisasi masyarakat agama yang dibentuk untuk mensejahterakaan umat. Bukan melakukan politisasi politik.

“Mempolitisir NU gak laku kok lanjut mempolitisir PKB, Emang siapa lu.. Anda sopan kami segan, Kalo gak sopan jangan ajak-ajak kite,” demikian seperti sebagian dikutip.

Berikut isi lengkap cuitan Cak Imin: 

"Prestasi perolehan PKB pada Pemilu 2024 diakui semua pihak, dan kita syukuri sebagai keberhasilan kader-kader yang tidak lagi bergantung pada siapapun, Digembosi Yahya dan Saipul di Pemilu malah membuat perolehan PKB meningkat tajam. Omongan yahya dan saipul gak laku. Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa gak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU? , melanggar khittoh yang ditegaskan mereka sendiri . Mempolitisir NU gak laku kok lanjut mempolitisir PKB, Emang siapa lu..Anda sopan kami segan,Kalo gak sopan jangan ajak-ajak kite..Ini tanggapan saya selaku Ketum PKB atas pernyataan Yahya di Semarang," demikian seperti dikutip dari X Cak Imin. 

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya