BSN: FIMN 2024 Penguatan Infrastruktur Mutu untuk Indonesia Maju

FIMN 2024 bisa menjadi fokus dalam kontribusi standar terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 12 Agu 2024, 19:58 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 16:00 WIB
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad (ketiga dari kiri) (Istimewa)
Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad (ketiga dari kiri) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kukuh S. Achmad mengatakan, pentingnya standar dalam meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut dia, bila mengacu pada laporan Centre for Economics and Business Research (Cebr) yang dipublikasikan pada Juli 2023, standarisasi berkontribusi terhadap 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Laporan tersebut menunjukkan bahwa peningkatan 1% dalam jumlah standar yang diterapkan berhubungan dengan peningkatan 0,16% dalam produktivitas tenaga kerja,” kata Kukuh saat membuka Festival Infrastruktur Mutu Nasional (FIMN) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (12/8/2024).

Kukuh menjelaskan, dari laporan Cebr yang berjudul "The Economic Impact of Standards in Indonesia" tersebut ternyata berpengaruh terhadap 21,2% dari pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dan 14,5% dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Maka dari itu, Kukuh berharap FIMN 2024 bisa menjadi fokus dalam kontribusi standar terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

“Indonesia, melalui BSN, mengadopsi standar ISO dalam upaya mencapai target net zero emission pada 2060 sesuai Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2021,” ungkap dia.

Dia menuturkan, pada FIMN 2024 yang berlangsung selama dua hari tersebut, ada tiga pilar utama infrastruktur mutu yang ditampilkan. Pertama, standarisai, kedua akreditasi, dan ketiga metrologi.

“Kualitas infrastruktur mutu yang baik diyakini mampu meningkatkan akses pasar, diversifikasi produk, perlindungan konsumen dan lingkungan, serta daya saing industri,” Kukuh menandasi.

Peringkat 27

Sebagai informasi, berdasarkan Global Quality Infrastructure Index (GQII) 2024, Indonesia menempati peringkat 27 dari 185 negara dan peringkat pertama di ASEAN.

Diketahui, dalam gelaran FIMN 2024, BSN menghadirkan sejumlah pakar dari Physikalisch-Technische Bundesanstalt (PTB) Jerman dan State Administration of Market Regulation – China Quality Certification (SAMR-CQC) Cina. Mereka akan membagikan praktik terbaik dalam pengembangan infrastruktur mutu.

Kemudian, rangkaian kegiatan selama festival meliputi Seminar Internasional, Pertemuan Teknis LPK, Pameran, Pelatihan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian, serta berbagai lokakarya, talk show, dan expo. Selain itu, tersedia layanan konsultasi gratis untuk sertifikasi SNI, TKDN, POSTEL, Halal, Merek, dan E-Katalog LKPP.

Acara ini didukung oleh berbagai pihak, termasuk PT. Asiatrust Technovima Qualiti, PT. Thermalindo Sarana Laboratoria, PT. Anindya Wiraputra Konsult, PT. PLN (Persero) Pusat Sertifikasi, PT. Triyasa Pirsa Utama, dan PT. Labmania Indonesia Jaya.

Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Progres Pembangunan Istana Negara di IKN Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya