Liputan6.com, Jakarta Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXI di Palembang ricuh dan diwarnai saling lempar kursi. Aksi ini kemudian viral di media sosial.
Para Calon Ketua Umum PB PMII dan Calon Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (KOPRI) PMII disebut duduk bersama dan berkumpul membahas situasi tersebut.
Muhammad Rohim Hidayatullah, Kandidat Ketua Umum PB PMII mengatakan, telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi menyikapi kekisruhan tersebut.
Advertisement
Salah satunya, mendesak PB PMII untuk menyelesaikan SK yang masih menjadi masalah dan berlarut-larut.
"Mendesak OC untuk melakukan registrasi ulang, karena masih terdapat banyak cabang yang belum teregistrasi secara sah," kata dia dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).
Bukan itu saja, Rohim menyebut, Ketua Umum PB PMII M Abdullah Syukri menyelesaikan kekisruhan di Palembang tersebut. Sehingga tak ada masalah yang berlarut-larut.
Sebelumnya, Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XXI di Palembang ricuh dan diwarnai saling lempar kursi. Polisi memastikan situasi terkini sudah kondusif.
Kongres PMII yang mengusung tema Bersama Memenangkan Indonesia, Memimpin Peradaban Dunia ini digelar di Jakabaring Sport City Palembang 9-15 Agustus 2024. Salah satu agendanya adalah memilih Ketua Umum PB PMII periode 2024-2027.
Dalam video yang beredar di media sosial, nampak puluhan peserta kongres saling dorong bahkan saling lempar kursi plastik di dalam ruangan kongres. Meski sudah dilerai oleh panitia, kericuhan tetap terjadi cukup lama.
Polisi Bicara
Situasi kondusif setelah pihak kepolisian masuk ke ruang kongres sehingga dapat terkendali. Suasana kericuhan tergambar dalam video yang diunggah akun Instagram @studio42uhf dari akun Tiktok @kongres_pmii_palembang.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono membenarkan kejadian itu. Dia menerangkan, kericuhan berlangsung saat proses registrasi di hari kedua, Minggu (11/8) malam.
"Benar, sempat terjadi kericuhan di Kongres PMII," ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono, Rabu (14/8).
Harryo menyebut kericuhan bermula saat beberapa perwakilan PKC PMII Sulawesi Tengah Cabang Buol tidak diizinkan registrasi oleh panitia. Alhasil terjadi ketegangan antara divisi keamanan dan peserta.
Ketegangan membuat kericuhan tak terhindarkan. Seorang peserta dikabarkan terluka akibat lemparan kursi.
"Pemicunya masalah registrasi, tapi berhasil kami redam," kata Harryo.
Ketegangan kembali terjadi di hari kelima kongres, Selasa (13/8). Pengebabnya adanya protes dari peserta akibat keterlambatan pleno dari jadwal lantaran hanya diikuti 240 dari total 897 peserta.
"Di hari kelima hanya ada ketegangan, tidak sampai ricuh. Kongres kembali berjalan lancar," kata Harryo.
Advertisement