Liputan6.com, Jakarta - Muhammadiyah membentuk dua perusahaan dalam pengelolaan tambang. Dua perusahaan tersebut akan menggandeng sejumlah ahli di bidangnya.
"Walaupun sebagai ketua tim itu karena saya sebagai ketua yang bidang ekonomi. Karena itu ya nanti akan kita serahkan ahlinya. Tahap sekarang ini kita baru menyusun institusinya, lembaganya," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhadjir Effendy kepada wartawan, Kamis (12/9/2024).
"Ada dua company yang kita bentuk, yang pertama itu strategic company-nya, yang di situ nanti sebagai holding. Kemudian ada operating company," sambungnya.
Advertisement
Nantinya, para ahli tersebut yang akan mengoperasikan serta menangani pengelolaan tambang di lapangan. Mereka adalah berasal dari kalangan Muhammadiyah.
"Terutama kita punya lima fakultas pertambangan. Dari 170 perguruan tinggi Muhammadiyah itu ada lima fakultas yang memang bergerak di fakultas pertambangan," ujarnya.
"Dan rata-rata dosennya memang sudah bekerja dengan perusahaan-perusahaan tambang," tambahnya.
Kemudian, pihaknya juga menyebut ada 12 SMK jurusan tambang dan 12 SMK jurusan alat-alat berat yang telah dikumpulkan dan diinventarisir semuanya.
'Yang itulah yang nanti menjadi tulang punggung. Backbone untuk Muhammadiyah memutuskan menerima atau tidak nanti tawaran dari pemerintah untuk mengelola tambang itu," sebutnya.
Ia memastikan, dalam mengelola tambang, Muhammadiyah akan lebih mengutamakan kalangan internal terlebih dahulu.
"Kita utamakan dulu dari dalam. Kita utamakan dari dalam. Di samping itu juga sudah ada beberapa warga Muhammadiyah, dari universitas ya, yang juga sudah bergerak sebagai pelaku dari pertambangan ini," ucapnya.
Belum Ditentukan Lokasi Tambang
Meski begitu, untuk lokasi pengelolaan tambang ini belum ditentukan di mana. Karena, akan lebih dulu diajukan kepada pemerintah.
"Lokasi nanti akan kita ajukan dulu kepada pemerintah. Nanti pemerintah yang akan menetapkan. Kalau nanti pemerintah sudah menetapkan, masih akan kita kaji lagi," ungkapnya.
"Kelayakan dan kemampuan dari Muhammadiyah untuk melakukan. Kalau nanti kita mampu dan itu layak, ya kita akan terus. Kalau tidak ya kita harus mengaku jujur bahwa Muhammadiyah tidak sanggup, ya kita akan menyatakan tidak sanggup," pungkasnya.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement