Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Syeikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan atau Pangeran MBZ di Istana Kepresidenan Qasr Al Watan, Sabtu (23/11/2024). Kedatangan Prabowo disambut langsung Pangeran MBZ hingga pasukan kerajaan dan militer.
Berdasarkan pantauan di Istana Qasr Al Watan, Prabowo tiba pukul 11.36 waktu setempat. Kedatangan Prabowo diiringi sejumlah dentuman meriam.
Advertisement
Baca Juga
Tiba di depan Istana, Prabowo langsung disambut Presiden MBZ. Keduanya kemudian bersalaman dan berjalan bersampingan memasuki Istana.
Advertisement
Setelah itu, Prabowo dan Presiden MBZ berjalan ke bagian tengah Istana di antara bendera Indonesia dan UEA. Di bagian tengah ini, lagu kebangsaan kedua negara dilantunkan.
Keduanya lalu berjalan memeriksa pasukan militer. Di pertengahan jalan, Prabowo tampak mengangkat tangannya dan memberi hormat.
Selesai memeriksa pasukan, kedua pemimpin langsung masuk ke ruangan melakukan pertemuan bilateral. Para utusan yang hadir ikut mengikuti pertemuan tersebut.
Turut mendampingi Prabowo Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan Roeslani, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya serta Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah.
Selain itu, Dirjen Aspasaf Kemlu Abdul Kadir Jaelani, Dirut Pertamina, Bapak Simon Aloysius Mantiri dan Dubes RI untuk UEA Husin Bagis.
Kunjungan Prabowo di UEA merupakan rangkaian kunjungannya ke sejumlah negara. Prabowo sebelum mengunjungi London, Brazil, Peru, Amerika Serikat, hingga China.
Berpotensi Menambah 1 Persen Pertumbuhan Ekonomi
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Golkar, Abdul Rahman Farisi, mengapresiasi hasil kunjungan perdana Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri yang menghasilkan komitmen investasi asing sekitar Rp 200 triliun. Menurutnya, hal ini berpotensi menambah kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 1 persen.
"Saya mengapresiasi jumlah komitmen rencana investasi yang masuk ke Indonesia dari hasil kunjungan Presiden Prabowo. Ini memperkuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, kita membutuhkan investasi yang besar," ujar Abdul Rahman Farisi dikutip Sabtu, (23/11/2024).
Mantan Tenaga Ahli Ketua BPK RI ini menegaskan bahwa investasi asing menjadi substitusi penting dalam memenuhi kebutuhan investasi nasional yang tinggi. Jika diasumsikan setiap Rp1 triliun investasi menghasilkan produksi senilai Rp1 triliun, maka dengan total investasi asing Rp200 triliun maka dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen dari PDB nasional yang mencapai lebih Rp20.000 triliun.
Lebih lanjut, Abdul Rahman menjelaskan bahwa efek multiplier dari investasi asing akan mulai terlihat dalam tahun-tahun berikutnya. Akumulasi investasi asing ini diperkirakan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun mendatang.
"Selain mendorong pertumbuhan PDB, investasi asing ini juga akan mendukung perluasan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan usaha domestik, bukan menjadi substitusi bagi usaha domestik," tambahnya.
Advertisement