Menko Pratikno-Pj Gubernur Tinjau Makan Bergizi Gratis di SLB Cahaya Jaya, Masih Tak Ada Susu

Menurut Pratikno, Pemprov Jakarta mampu menjaga kualitas penyediaan makan bergizi gratis. Bahkan, ujarnya banyak peserta didik yang menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo.

oleh Winda Nelfira diperbarui 13 Jan 2025, 11:53 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2025, 11:53 WIB
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis atau MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cahaya Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (13/1/2024). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis atau MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cahaya Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (13/1/2025).

Menu yang disajikan kepada para siswa terdiri dari nasi, ayam goreng, tumis kacang panjang dan jagung, tahu goreng, serta buah pisang. Hanya saja masih tak terlihat susu dalam paket menu itu.

Meski begitu, Pratikno mengatakan peserta didik tetap antusias. Dia bilang, menu yang disajikan habis disantap para peserta didik.

"Jadi kita melihat antusiasme anak-anak kita di sekolah luar biasa ini, hampir semuanya makanannya, kita ada yang kita datang sudah habis. Jadi ada nasi, ada sayur, ada ayam, ada buah, ada tahu," kata Pratikno.

"Jadi ada karbo, buah ada, terus kemudian protein ada, sayur ada, protein hewani maupun protein nabati. Jadi kualitasnya bagus, sayangnya tadi saya nggak kebagian," sambung dia.

Menurut Pratikno, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mampu menjaga kualitas penyediaan makan bergizi gratis. Bahkan, ujarnya banyak peserta didik yang menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka atas program MBG.

"Jadi kita terus jaga bagaimana makan bergizi gratis ini sangat-sangat membantu masyarakat meningkatkan kualitas dan tradisi makan dari anak-anak kita, jadi tradisi makan yang sehat dan kita harapkan juga memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah," jelasnya.

 

Susu Tak Diberikan Setiap Hari

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno bersama Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis atau MBG di Sekolah Luar Biasa (SLB) Cahaya Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (13/1/2024). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Sementara itu, Komisi Promosi Badan Gizi Nasional (BGN) Dedi Supriadi menyampaikan, menu susu pada MBG untuk peserta didik di SLB Cahaya Jaya tidak akan diberikan setiap hari.

Selain itu, kata Dedi susu bagi anak dengan kebutuhan khusus tak dapat disamakan dengan siswa di sekolah biasa.

"Susu kita memang dari Badan Gizi memang khusus pemberian susu, seminggu direncanakan dua kali. Nah khusus sekolah anak-anak kita sudah berkoordinasi, memang tidak bisa sembarangan susu yang diberikan kita harus berkoordinasi," kata Dedi.

Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menyampaikan, susu menjadi bagian dari menu Makan Bergizi Gratis yang tidak mesti tersedia di setiap harinya.

“Susu kan tidak diwajibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya. Tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG, mereka itu sekali seminggu susunya, kalau SPPG (yang dikunjungi) dia bilang susu itu per hari Jumat. Tapi yang di Cimahi, yang kita kunjungi susunya di hari Senin,” tutur Hasan saat dihubungi wartawan.

Pertimbangan Kalori dan Gizi

Sejumlah pihak awalnya menganggap susu akan terus menjadi pelengkap menu Makan Bergizi Gratis di setiap harinya. Hasan mengatakan, anak sekolah akan mendapatkan menu dengan susu setidaknya seminggu sekali.

“Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu tuh bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah,” jelas dia.

Pemberian susu pun akan mengikuti pertimbangan kecukupan kalori dan gizi yang menjadi standar Badan Gizi Nasional (BGN). Sementara itu, ketersediaan susu di suatu wilayah juga akan mempengaruhi jumlah penggunaannya.

Misalnya untuk wilayah yang dekat dengan peternakan sapi atau pun pabrik susu, kemungkinan dapat menyediakan lebih banyak untuk Makan Bergizi Gratis.

“Di Bandung itu, dia lebih dari, Cimahi apa ya, Cimahi kalau nggak (salah). Jadi dia lebih dari sekali susunya. Dan dia pakai kemasan botol kaca tuh susunya. Nanti saya kirimin deh fotonya , pakai botol kaca. Karena di dekat situ ada peternakan kayaknya ya, atau ada pabrik ya. Tapi dia pakai botol kaca di situ,” kata dia.

“Jadi nggak menimbulkan limbah. Jadi memang dengan melakukan ini juga ada wisdom-wisdom lokal kan untuk mengatasi sampah, untuk mengolah sampah, untuk meminimalisir adanya limbah gitu,” Hasan menandaskan.

Infografis Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Telan Anggaran Rp 71 Triliun. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Telan Anggaran Rp 71 Triliun. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya