Inovasi Bupati Malang: Kantor Keliling Berbentuk Bus Mini

Bupati Malang Rendra Kresna melakukan inovasi baru dalam menjalankan pemerintahannya, yakni dengan memiliki kantor keliling berupa bus mini.

oleh Riz diperbarui 18 Mei 2013, 07:17 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2013, 07:17 WIB
bus130518a.jpg

Bupati Malang Rendra Kresna melakukan inovasi baru dalam menjalankan pemerintahannya, yakni dengan memiliki kantor keliling berupa bus mini. Bus seharga Rp 1 miliar ini bisa dibawa ke berbagai tempat saat bertugas, termasuk ke pelosok desa di wilayah itu. Kantor keliling Sang Bupati mulai beroperasi sejak awal 2003.

"Bus mini ini memang dirancang seperti ruangan kerja bupati. Sehingga kinerja bupati bisa di mana-mana. Dan tidak hanya terpaku di ruang kerja yang ada di pendapa saja," kata Rendra Kresna di Malang, Sabtu (18/5/2013).

Rendra menjelaskan, bus mini yang dirancang layaknya ruang kerja itu dibeli pada 2012 seharga Rp1 miliar, termasuk perangkat dan fasilitas perkantoran lainnya, seperti komputer, printer, meja dan kursi, serta layar monitor dan video yang mendukung kinerja bupati. Bus mini yang wajib dibawa dalam kunjungannya ke berbagai pelosok pedesaan itu merupakan ruang kerja ketiganya setelah pendapa di Jalan Merdeka Timur Kota Malang dan pendapa di kawasan perkantoran terpadu di Kepanjen, Kabupaten Malang.

Menurut dia, bus mini yang juga berfungsi sebagai kantor itu juga bisa digunakan oleh para staf ahli maupun unsur pimpinan untuk mengerjakan tugas-tugasnya selama dalam perjalanan menuju daerah yang dikunjunginya.

"Dengan demikian, tugas-tugas bupati maupun unsur pimpinan yang menggunakan bus mini itu tetap bisa dikerjakan, meskipun dalam perjalanan atau di daerah terpencil sekalipun," tutur Rendra.

Keberadaan bus mini yang dilengkapi dengan peralatan kantor tersebut, lanjut politikus Partai Golkar tersebut, akan meringankan sekaligus mempercepat kinerjanya ketika sedang menjalankan program bina desa di desa-desa tertinggal.

"Apapun permasalahan dan tugas-tugas yang harus diselesaikan secepatnya di desa tertinggal, akan dengan mudah bisa dituntaskan pada saat itu juga, tanpa harus menunggu setelah kembali ke pendapa. Baik yang ada di Kota Malang maupun di Kepanjen," jelas Rendra.

Program bina desa yang digagas Rendra Kresna tersebut sudah berjalan selama 2 tahun terakhir ini. Desa-desa yang menjadi sasaran kunjungan bupati bersama seluruh kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab Malang itu adalah desa tertinggal, desa sangat tertinggal, dan desa sangat maju.

Selama kunjungan ke desa-desa tertinggal tersebut, bupati bermalam dan tinggal di rumah penduduk selama 2-3hari, yang dilakukan pada setiap Jumat sore hingga Minggu sore. Saat ini, desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kabupaten Malang masih sekitar 51 desa dan pada 2014 ditargetkan sudah terentaskan seluruhnya menjadi desa maju. (Ant/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya