Kapolda Metro Buat Tim Pemecah Kemacetan, Bagaimana Mekanismenya?

Argo menerangkan, tim ini terdiri dari 60 sampai 80 personel, menggunakan sepeda motor trail dan sepeda motor listrik kecil.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 10 Feb 2025, 15:24 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 15:24 WIB
BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,31 Persen
Ratusan kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (10/2/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun 2022 mencapai 5,31 persen secara tahunan (yoy), angka tersebut sesuai dengan target APBN 2022 yang dipatok pemerintah sebesar 5,1-5,3 persen (yoy). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto membentuk tim pemecah kemacetan, yang bertugas memperlancar arus lalu lintas di titik-titik macet.

Terkait hal ini, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono mengatakan, pihaknya telah menindaklanjuti arahan dari Kapolda Metro Jaya tersebut.

"Nanti ada tim khusus untuk mengurai kemacetan tentunya pada saat terjadi lokasi-lokasi simpul yang stuck akan kita urai, pada saat nanti terjadi stagnan tim tersebut akan datang untuk mengurai," kata dia kepada wartawan, Senin (10/2/2025).

Argo menerangkan, tim ini terdiri dari 60 sampai 80 personel, menggunakan sepeda motor trail dan sepeda motor listrik kecil.

Mereka bakal berjibaku di tengah kepadatan lalu lintas, tentunya lokasi tersebut akan dipancarkan oleh Traffic Management Center atau TMC dengan informasi dari petugas yang ada di lapangan.

Namun, terutama di jalur-jalur seperti Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin.

"Dengan adanya tim urai ini tentunya lebih cepat karena mereka sudah dibekali dengan kendaraan bermotor baik motor listrik yang kecil ataupun motor trail jadi tentunya lebih cepat untuk datang," ujar dia.

"Jadi mereka bisa bergerak setiap titik yang memang ditujukan atau diperintahkan oleh Bapak Kapolda melalui Bapak Dir Lantas jadi setiap titik kemacetan, jadi tidak terpengaruh mau di wilayah Jakarta utara, Jakarta pusat , Jakarta barat, Jakarta timur, Jakarta selatan jadi tidak hanya di satu tempat, semuanya bisa didatangi oleh tim urai tersebut seperti itu," dia menandaskan.

Macet Terjadi Sepanjang Waktu

Macet
Suasana lalu lintas kendaraan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sistem pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap menjadi salah satu rencana Pemprov DKI mengatasi polusi udara di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Dia mengatakan, kemacetan kini bukan hanya terjadi pada hari kerja, tapi juga pada akhir pekan. Tak seperti pada 10 tahun atau 20 tahun lalu, di mana Sabtu dan Minggu arus lalu lintas terlihat lebih senggang.

Hal itu, kata dia karena banyak acara besar digelar di berbagai lokasi. Dia mencontohkan di kawasan Senayan.

"Pada saat ini, hari sabtu minggu, lebih banyak event-event yang terjadi di seputaran Senayan," ujar dia.

"Bisa dibayangkan ketika GBK dihadiri oleh 100 ribu dengan event-event besar.Dibuka pukul 19.00, 15.00 sudah mulai macet. Selesai 21.00 atau 22.00 dan cair baru 01.00 atau 02.00. Hal ini menandakan bahwa jalan di seputar pusat keramaian Jakarta hanya itu-itu saja," sambung dia.

Selain di kawasan GBK, Karyoto juga menyoroti kepadatan lalu lintas di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan beberapa titik lain di Jakarta.

Menurutnya, pada hari Sabtu dan Minggu, kawasan Bundaran HI justru lebih padat dibandingkan hari kerja. Sementara itu, pada Senin hingga Jumat, kemacetan di lokasi tersebut biasanya terjadi pada jam pulang kantor, sekitar pukul 17.00 hingga 19.00 WIB.

"Contoh beberapa kali saya lewat seperti enggak jauh-jauh Bundaran HI, Bundaran HI ini memang kalau Sabtu-Minggu malah padat, kalau hari-hari biasa, Senin-Jumat waktu pulang kantor, jam-jam 5-7 (malam) cukup padat juga," ucap dia.

"Kita akan jumpai itu juga, ya masih banyak spot-spot lain di wilayah Jakarta Raya, kalau yang di Bekasi, Depok, itu lebih padat jalan-jalan arteri yang besar," sambung dia.

Berpotensi Picu Kejenuhan dan Emosi

Dia mengatakan, kemacetan di berpotensi memicu kejenuhan dan emosi pengendara. Oleh karena itu dalam mengatasi masalah ini, kepolisian harus lebih sigap dalam menangani kepadatan, sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih tertib berlalu lintas.

"Kita di Jakarta yang hari-hari tidak lepas dari kemacetan tentunya akan menguras emosi bahkan saya sendiri ketika saya berkendaraan banyak masyarakat yang tidak sabar dengan membunyikan klakson. Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh. Untuk itu disadarkan mari kita sama-sama dan tentunya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan," tandas dia.

Infografis Kesiapan dan Strategi Urai Kemacetan Saat Periode Libur Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kesiapan dan Strategi Urai Kemacetan Saat Periode Libur Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya