Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) akan lebih terbuka dalam menerima aspirasi masyarakat. Utamanya, generasi muda yang perlu dirangkul demi masa depan. Hal itu disampaikannya saat dalam kegiatan DPR Connect bertajuk ”DPR dan Generasi Muda: Kolaborasi untuk Perubahan” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/2/2025).
“Tidak cukup hanya mendengar aspirasi rakyat, tetapi juga mengawal aspirasi itu sampai masuk dalam proses legislasi, program, dan kebijakan publik. Itulah cara kami berterima kasih kepada rakyat sebagai anggota parlemen,” kata pria karib disapa Ibas seperti dikutip Sabtu (15/2/2025).
Baca Juga
Ibas menyebut, saat ini DPR sudah memiliki satu alat kelengkapan Dewan baru yang bertujuan untuk semakin mempermudah penyerapan aspirasi masyarakat, yaitu Badan Aspirasi Masyarakat (BAM). Dia berjanji, BAM akan terus berusaha menyerap aspirasi masyarakat secara lebih terstruktur yang selama ini hanya dilakukan oleh 580 anggota DPR secara perseorangan.
Advertisement
“Mengutip pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono yang pernah menyampaikan bahwa kritik itu laksana obat. Ketika obat itu benar, sesuai jenis penyakitnya dan dosisnya tepat, itu akan membuat sehat,” ungkap Ibas.
Namun Ibas memahami, di sisi lain keputusan dan kebijakan apa pun tidak akan pernah memuaskan semua pihak. Tetapi, jika niat, tujuan dan konsepnya baik, maka lakukanlah.
Senada dengan Ibas, Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan masyarakat, termasuk generasi muda, harus dekat dengan lembaga legislatif. Sebab, seluruh keputusan yang diambil di DPR bakal dirasakan langsung kepada publik sehingga butuh partisipasi dari publik.
“Jadi perlu berbagai cara untuk mendekatkan DPR dengan generasi muda. Apalagi, generasi ini akan menjadi pemimpin dan penggerak bangsa di masa depan,” ungkap dia.
Cucun yakin, generasi muda bakal berkontribusi secara politik dalam beberapa tahun yang akan datang.
”Sekarang adik-adik ini masih pemuda, tetapi nanti akan menggantikan saya di masa depan. Adik-adik yang akan memimpin Republik ini, yang mengisi gedung ini (parlemen),” yakin Cucun.
Cucun mencatat, adanya BAM bisa menjadi salah satu kanal aspirasi. Terutama generasi muda, bisa memanfaatkannya selain akses melalui para wakil rakyat saat reses. Oleh karena itu, DPR tidak bisa berjalan sendiri dan pihaknya memastikan harapan generasi muda benar-benar tersalurkan dalam pengambilan keputusan di parlemen.
“Tanggung jawab Bersama Indra Iskandar menyatakan, generasi muda adalah pilar masa depan bangsa sehingga keterlibatan mereka dalam kebijakan publik mutlak diperlukan,” ungkap dia.
Teknologi Digital Memberi Dukungan Progresif
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar berpandangan, ide progresif terkait saluran aspirasi dari publik perlu diikuti pemanfaatan teknologi digital. Bahkan, ada pilihan untuk membuat petisi sehingga publik yang merasakan permasalahan dan keresahan yang sama mengumpulkan suara dan bisa ditanggapi oleh DPR.
”Adanya digitalisasi dengan konsep semacam ini, teman-teman bisa bersuara secara kolektif, dan saya pikir ada checks and balances. Apalagi, ada empat isu besar di lingkungan anak muda yang perlu dibahas bersama,” ujar Indra.
Indra merinci, isu tersebut meliputi gaya hidup berkelanjutan (sustainable livable), ketenagakerjaan, transformasi digital, hingga bonus demografi.
Sebagai salah satu pembicara, Director Blue Ocean Strategy Fellowship Indra Dwi Prasetyo berharap, keterlibatan anak muda diharapkan lebih banyak dalam membahas hal tersebut sehingga bisa melihat dalam perspektif mereka saat memandang fenomena yang ada.
”Karena memang masih muda, wajar perspektifnya genuine (asli), tidak bias karena mereka tentu belum berpolitik. Kami berharap ada platform yang menampung aspirasi dari teman-teman muda ini,” dia menandasi.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)