Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mendorong hadirnya kesejahteraan bagi penulis profesional di Indonesia. Hal itu dilakukan demi menjaga intelektualitas bangsa.
“Kami menegaskan akan terus mendengar, bekerja, dan mengawal agar negara hadir menciptakan kebijakan dan regulasi yang berpihak pada Karena membaca dan menulis adalah bagian dari memajukan Ibu Pertiwi,” kata Ibas dalam keterangan diterima, Kamis (13/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Ibas menyorot, sejumlah tindak pelanggaran yang menciderai profesionlitas kelompok penulis seperti plagiarism, royalti, hingga hibah literasi dan ketersedian ragam buku bacaan.
Advertisement
“Kita harus tau dalam kehidupan sekarang ini, tidak mudah menjadi penulis. Ada tantangan dan kendala yang dihadapi. Apalagi di era digital saat ini,” ujar Ibas.
Ibas mencatat, Indonesia memiliki tingkat literasi yang rendah. Menurut peringkat UNESCO tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 100 dari 208. Hal itu menunjukan kurangnya minat baca yang berdampak pada lemahnya apresiasi terhadap karya tulis.
“Tidak hanya berbicara yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar, tetapi di seluruh pelosok Tanah Air,” catat Ibas.
Ibas memaparkan, saat ini sudah ada UU 28 tahun 2014 yang memberikan kepastian hukum termasuk insetif pajak final 0.5% untuk penghasilan di bawah 500 juta pertahun. “Kalau pajaknya terlalu tinggi, terlalu mahal, membuat motivasi dari para penulis itu terdegradasi (menurun),” kata Ibas.
Selanjutnya, Ibas juga menyoroti tentang pendanaan dan hibah literasi agar dapat terus meningkat. “Kami juga berharap negara bisa memperhatikan agar pendanaan dan hibah literasi bisa terus tumbuh dan meningkat, lebih besar. Pendanaan terkait dengan dana Indonesia, terakhir di masa lalu itu sekitar 2T (triliun), itu bisa terus kita lanjutkan atau tingkatkan,” tegasnya.
Ibas berharap, keberpihakan dalam pendidikan dalam dunia menulis bisa lebih dimaksimalkan. Seperti beasiswa seni budaya yang harus bisa didapatkan oleh mereka yang memiliki keahlian dalam bidang seni dan karya tulis. Dia optimis negara memiliki kesempatan menciptakan sumberdaya yang unggul.
“Setiap perjalanan hidup seperti buku, selalu menghadirkan bab baru dalam kehidupan. Karenanya kita jangan terus terpaku pada masa lalu, tapi kita gapai masa depan penuh tantangan,” dia menandasi.
Audiensi
Sebagai informasi, pernyataan terkait disampaikan Ibas dalam Audiensi dengan penulis perempuan muda Indonesia dengan topik “Ibu Punya Mimpi, Perempuan Berkisah: Penulis Indonesia Mendunia Tak Terbatas” Rabu (12/3/25) di Gedung MPR RI Jakarta.
Pada acara ini hadir beberapa peserta yang merupakan penulis perempuan, di antaranya Meisya Sallwa, Grace Reinda, Fayanna Allisha, Nadzira Shafa Askar, Erisca Febriani, dan lain sebagainya. Selain itu, hadir pula Anggota FPD DPR RI Sabam Sinaga, Raja Faisal Manganju Sitorus, dan Faujia Helga Br. Tampubolon.
Advertisement
