Pilu Warga Terdampak Banjir Bekasi: Butuh Makanan dan Alat Kebersihan

Banjir parah melanda 20 titik di 7 kecamatan Bekasi akibat hujan deras dan meluapnya Kali Bekasi, ribuan warga mengungsi dan membutuhkan bantuan makanan serta peralatan kebersihan.

oleh Mevi LinawatiBam Sinulingga Diperbarui 05 Mar 2025, 18:31 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 18:31 WIB
Bekasi Lumpuh, Banjir Rendam Permukiman hingga Perkantoran
Foto selebaran yang diambil dan dirilis pada Selasa 4 Maret 2025 oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menunjukkan gedung-gedung yang terendam banjir di Bekasi, Jawa Barat. (Foto oleh Handout/Badan Nasional Penanggulangan Bencana/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Banjir besar menerjang Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa, 4 Maret 2024, setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut sejak Senin malam. Sebanyak 20 titik di tujuh kecamatan terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga tiga meter.

Ribuan warga terpaksa mengungsi meninggalkan rumah mereka yang terendam banjir.

Warga Perumahan Villa Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, pun menghadapi kesulitan setelah banjir surut. Selain harus membersihkan endapan lumpur dan puing-puing, mereka juga sangat membutuhkan makanan dan peralatan kebersihan.

"Kami sangat memerlukan makanan untuk warga terdampak dan peralatan kebersihan seperti serokan dan sarung tangan," ujar Ketua RT 01 RW 12, Yuda Suhendra.

Warga kesulitan membersihkan lumpur karena banyak peralatan yang terbawa banjir. Bantuan makanan dari pihak terkait juga belum mencukupi.

Yuda menambahkan, warga terdampak di RT 01 berjumlah 15 KK. Mayoritas yang mengungsi adalah lansia dan balita karena banjir mencapai tiga meter. Beberapa warga bertahan di lantai dua rumah.

"Warga yang paling rentan, seperti ibu-ibu, bayi, dan lansia, terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman guna menghindari risiko kesehatan dan keselamatan," jelasnya.

Yuda berharap segera ada bantuan logistik, terutama untuk lansia, ibu-ibu, dan balita yang membutuhkan makanan.

Kondisi ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dan bantuan cepat tanggap pascabencana. Minimnya akses terhadap makanan dan peralatan kebersihan memperparah kesulitan warga dalam memulihkan diri setelah banjir surut. Perlu adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah dan warga untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran dan efektif.

 

Promosi 1

Titik Banjir di Kota Bekasi

Pantauan udara kondisi banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025).
Pantauan udara kondisi banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). (Foto : Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB)... Selengkapnya

Puluhan titik banjir di Kota Bekasi kini telah surut. Banyak warga telah kembali ke rumah untuk membersihkan lumpur. Jalan-jalan protokol seperti Jalan Ahmad Yani, Jenderal Sudirman, dan Stasiun Bekasi telah kembali dapat diakses.

Namun, dampak kerusakan infrastruktur masih terlihat, seperti jembatan Kemang Pratama yang ambrol dan beberapa properti di Mal Giant yang hanyut.

BPBD Kota Bekasi mencatat sedikitnya 20 titik banjir di delapan kecamatan. Meluapnya Kali Bekasi dan tanggul jebol memperparah situasi. Beberapa titik banjir terparah terjadi di Kemang Pratama, Mega Bekasi Hypermall (Mal Giant), dan Pondok Gede Permai Jatiasih.

Pemerintah Kota Bekasi dan BPBD berkoordinasi untuk penanganan banjir, termasuk menyediakan dapur umum bagi warga terdampak.

Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, meninjau langsung dapur umum dan menginstruksikan camat untuk mempersiapkannya.

"Kami mengintruksikan camat untuk segera siapkan dapur umum dan menerjunkan para petugas BPBD dan petugas kesehatan. Terpantau sejak dini hari, para petugas cepat dan tanggap untuk membantu masyarakat kita, dengan segera sudah didirikan dapur umum," ujar Bobihoe.

Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan infrastruktur untuk mencegah banjir di masa mendatang. Koordinasi yang baik antara pemerintah, warga, dan berbagai pihak terkait sangat krusial dalam menghadapi dan memulihkan dampak bencana.

Meskipun sebagian besar wilayah terdampak banjir sudah surut dan akses jalan kembali normal, perlu adanya evaluasi menyeluruh terkait sistem drainase dan tanggul untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Bantuan yang berkelanjutan bagi warga yang terdampak juga tetap dibutuhkan untuk membantu pemulihan kehidupan mereka.

Penyebab Banjir Bekasi

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, menjelaskan penyebab utama bencana ini adalah hujan deras dan tingginya debit air Kali Bekasi yang dipengaruhi kondisi di hulu sungai (Bogor).

"Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan Kota Bekasi menyebabkan peningkatan debit air dan banjir di beberapa wilayah," katanya.

Tujuh kecamatan yang terdampak adalah Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.

Banjir terparah terjadi di Jatiasih, dengan ketinggian air mencapai lebih dari tiga meter di beberapa perumahan. Hal ini disebabkan karena Kali Bekasi tak mampu lagi menampung derasnya air hujan sehingga air meluap dari tanggul sejak pukul 03.15 WIB.

"Banjir terparah di wilayah ini dikarenakan debit Kali Bekasi tidak lagi mampu menampung deras air sehingga melimpas dari tanggul sejak pukul 03.15 WIB tadi pagi," ucap Priadi Santoso.

BPBD Kota Bekasi langsung melakukan evakuasi warga terdampak, antara lain 360 jiwa di Bekasi Utara ke Musala Jumiatur Khoir dan 400 jiwa di Bekasi Timur ke rumah warga di Gang Mawar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya