Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Kereta Cepat Whoosh siap melayani angkutan Lebaran 2025 dengan menyiapkan 1.346 perjalanan untuk memastikan kelancaran transportasi bagi para pemudik.
“Sebagai bentuk kesiapan menghadapi lonjakan permintaan selama masa Angkutan Lebaran 2025, Whoosh akan mengoperasikan 1.346 perjalanan dalam periode 21 Maret hingga 11 April 2025,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba, dikutip dari Antara, Minggu (9/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Ia menjelaskan bahwa selama periode tersebut, volume penumpang diproyeksikan mencapai 360.141 orang, dengan puncak tertinggi diperkirakan terjadi pada 5 April 2025.
Advertisement
“Hal yang menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk menggunakan layanan kereta cepat dalam mendukung mobilitas mereka selama momen mudik dan liburan Lebaran,” ujarnya.
Dia menuturkan Whoosh saat ini melayani 62 perjalanan per hari dengan jadwal yang telah disesuaikan untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pelanggan.
Dengan kecepatan hingga 350 km/jam, menurut dia, perjalanan dari Jakarta ke Bandung dapat ditempuh dalam waktu yang sangat singkat, memungkinkan pelanggan untuk menjalani aktivitas secara lebih fleksibel.
Dia menjelaskan keunggulan kecepatan Whoosh juga memberikan fleksibilitas bagi pelanggan dalam menjalankan ibadah puasa. Untuk meningkatkan kenyamanan pelanggan setia, KAI Group melalui KCIC meluncurkan Frequent Whoosher Card (FWC) pada 14 Februari 2025, yang tersedia di seluruh Stasiun Whoosh.
"Pelanggan kini bisa sahur di Jakarta dan berbuka di Bandung tanpa harus terburu-buru. Bahkan, mereka yang ingin berbuka bersama (bukber) dengan keluarga atau teman di Bandung bisa pergi setelah bekerja dan kembali ke Jakarta pada hari yang sama, dengan nyaman," ujar Anne.
Korlantas Polri Siapkan Dua Skenario Atasi Kemacetan saat Mudik
Kakorlantas Polri menyiapkan strategi hadapi lonjakan arus kendaraan saat musim mudik Lebaran nanti. Polisi juga terus memantau pergerakan di ruas jalan tol dan pelabuhan agar pemudik tak terjebak dalam kemacetan.
“Hari ini kami akan rapat kembali akan merumuskan yang terbaik. Bagaimana nanti bila terjadi lonjakan arus di tempat-tempat tertentu,” kata Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryo Nugroho, Kamis (6/3/2025).
Agus menerangkan, pihaknya menyiapkan dua skenario rekayasa lalu lintas untuk mengurai kepadatan yaitu berupa contraflow dan one way.
Jika arus kendaraan membludak, one way akan diberlakukan di jalur-jalur krusial, baik saat mudik (H-3) maupun arus balik (H+2 atau H+3).
"Di jalan tol, nanti akan terjadi bangkitan arus yang cukup tinggi sehingga strategi yang pertama adalah contraflow nanti tergantung tempatnya di mana dan bagaimana caranya itu nanti sudah kita rumuskan. Kedua, bila terjadi puncak arus biasanya H-3 ini akan kita lakukan one way namanya one way nasional ini akan kita lakukan, termasuk juga pada saat nanti arus balik, jadi H-3 atau H-2 nanti akan kita umumkan ketika terjadi bangkitan arus kita akan lakukan one way arus balik," ucap dia.
Advertisement
2 Ruas Tol Bakal Diuji Coba
Di sisi lain, tahun ini, ada dua ruas tol fungsional yang bakal diuji coba. Tol Solo–Jogja diprediksi bakal memicu kepadatan di kota Yogyakarta dan exit tol Klaten, sementara Tol Japek Selatan dari Km 76 hingga Km 34 siap mengurangi beban di ruas Tol Cikampek.
"Kita antisipasi adalah ujungnya dari tol itu di exit-nya di Jogja ini akan kita kelola, sehingga kepadatan di Jogja nanti sudah bisa kita kondisikan," ucap dia.
"Hasil diskusi kemarin di lapangan 1 jam Japek Selatan itu dari Jawa Barat menuju ke Jakarta itu 1000 sehingga kalau dibuka jam 06.00 sampai jam 18.00 itu tinggal di kali seribu saja sehingga ujungnya daripada tol ini harus kita antisipasi," sambung dia.
Bukan cuma jalur darat, jalur laut juga jadi fokus pengawasan. Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, dan Tanjung Perak bakal menerapkan strategi bubble zone dan delay system untuk mengurai antrean kapal. Begitu lampu merah kepadatan menyala, langsung diterapkan.
