Liputan6.com, Jakarta - Kongres Pejuang Perempuan Indonesia (KPPI) mengandeng lebih dari 130 organisasi perempuan nasional untuk sama-sama berkolaborasi mewujudkan Indonesia maju. Ketua KPPI Sinda Sutadisastra mengatakan, kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk menyatukan energi perempuan dari seluruh Indonesia.
“Kita ingin menghasilkan sebuah kesepakatan untuk kerjasama diantara 130 organisasi yang hadir, bahwa pemerintahan saat ini harus dikawal, dan perempuan-perempuan yang terlibat dalam 130 organisasi ini harus ikut serta,” kata Sinda di sela-sela kegiatan Kongres bertemakan ‘Kesetaraan dan Kemandirian’ di Golden Boutique Hotel Kemayoran Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Advertisement
Sinda berkomitmen, untuk memberdayakan perempuan Indonesia secara bersama dan memajukan bangsa kita.
Advertisement
Dia pun meyakini, hadirnya 500 aktivis perempuan dari berbagai latar belakang, maka satu dan lainnya dapat melupakan konstetasi Pilpres 2024. Sebab, pertemuan dihelatnya sekaligus menjadi ajang konsolidasi bagi kaum perempuan Indonesia mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumung Raka.
“Kita tetap menjadi aktivis politik, dan kita tetap satu dengan Pak Presiden Prabowo dan Pak Wapres Gibran,” ajak Sinda.
Sinda mengungkapan, tantangan kaum perempuan di era saat ini jauh lebih besar. Apalagi, perempuan Indonesia juga dituntut harus lebih cepat karena ketatnya persaingan.
"Jadi perempuan-perempuan sekarang itu hebat,” yakin dia.
Tantangan
Sinda pun menyoroti tindakan kekerasan yang dialami perempuan. Dia berharap, dengan berkumpulnya para aktivis perempuan dari berbagai organisasi maka bisa melahirkan sebuah terobosan dalam menghadapi tantangan perempuan, baik secara fisik maupun secara ekonomi
“Jadi mudah-mudahan semua bersinergi dan aktivis-aktivis yang bergerak di bidang ekonomi, membantu juga pergerakan ekonomi Indonesia. Dan tidak kiranya semua pergerakan tidak bisa dilandasi dengan pergerakan tanpa adanya pergerakan politik,” Sinda menandasi.
Sebagai informasi, kongres PPI membahas beberapa tema strategis, seperti peran perempuan dalam pembentukan sentra ekonomi, sosial, dan budaya, AI dan kearifan lokal, advokasi hukum, program makan bergizi anak sekolah, gerakan digital perempuan, dan peran perempuan sebagai penggerak ekonomi dan politik. Tujuannyq mencapai kesepakatan untuk bekerja sama dan bisa membangun bangsa.
Advertisement
